27

2.7K 284 59
                                    

Pada hari ketiga puluh bulan lunar kedua belas, salju telah turun sejak pagi. Hujan beku itu turun tanpa suara, menumpuk membentuk gunung-gunung kecil di setiap sudut jalan. Membuat istana megah kerajaan Rakuzan berubah putih.

Malam tahun baru telah tiba, dan istana sedang mempersiapkan sebuah pesta perayaan pergantian tahun malam ini. Semua barang yang diperlukan untuk perayaan Tahun Baru sudah sampai sejak beberapa hari sebelumnya. Disepanjang lorong dan aula istana, para pelayan sibuk mondar-mandir mempersiapkan segala sesuatu untuk pesta nanti.

Ketika Akashi mengunjungi Ibu Suri untuk memberi penghormatan. Wanita mantan Permaisuri Rakuzan tersebut terlihat sedang berbincang bersama Selir Furihata dan beberapa Selir kerajaan lainnya. Mereka tengah membicarakan pesta perayaan tahun baru yang akan digelar malam nanti. Dari raut wajah mereka, terlihat tidak hanya Ibu Suri, tapi juga seluruh Selir yang berada disana terlihat sangat antusias.

Akashi mendesah, "Raja Seirin sebelumnya tidak bermoral dan tirani. Sebuah negara besar seperti ini menderita dengan semua penyakit di bawah pemerintahannya. Meskipun aku telah mengurangi pajak untuk meringankan penderitaan rakyat, mereka masih membutuhkan waktu sebelum mereka dapat memulihkan kualitas hidup mereka dan menikmati kehidupan yang layak. Salju turun sangat lebat, jika tahun berikutnya cuaca menjadi sangat baik, maka panen akan melimpah, dan orang-orang akan dapat segera pulih."

Ibu Suri menganggukkan kepalanya dan berkata, "Itu juga hal yang ingin kukatakan." Dia kemudian menoleh ke arah Selir Furihata dan Selir lainnya, "Malam ini akan menjadi malam Tahun Baru. Karena ini adalah tahun baru pertama yang akan kita lewati di ibukota baru ini, aku takut bahwa rakyat akan merindukan tanah Rakuzan. Oleh karena itu, Anakku dan aku memutuskan bahwa kami mungkin juga akan mengundang semua pejabat tinggi dan kerabat mereka ke istana untuk menghabiskan malam Tahun Baru. Dengan cara itu semua orang di istana dapat bersuka ria bersama-sama; tidak hanya akan menghidupkan suasana, tapi rasa kerinduan dapat dihindari. Kalian semua para Selir juga harus segera bersiap, kalian dapat mengambil kesempatan untuk menikmati pesta malam ini."

Selir Furihata beserta Selir lainnya mengangguk setuju. Mereka bergegas berdiri dan memberikan penghormatan sebelum kembali ke kediaman mereka untuk bersiap. 

Setelah kepergian para Selir berserta rombongan mereka tidak terlihat lagi, Ibu Suri menatap sang putra yang terlihat tidak bersemangat. Ia bertanya dengan nada khawatir, "Anakku, hari ini wajahmu terlihat agak pucat, dan kau juga lebih pendiam dari biasanya. Ada apa? Sesuatu mengganggumu?"

Mendengar nada khawatir sang Ibu, Akashi hanya memberikan gelengan singkat dan tersenyum. "Tidak apa-apa, Ibu. Mungkin aku hanya terlalu lelah."

Ibu Suri balas tersenyum lembut, tangannya terulur menggenggam tangan Akashi dan meremasnya lembut. "Lupakan semua masalahmu, Anakku. Malam ini adalah pesta perayaan tahun baru pertama kita di setelah kepindahan ibukota. Cobalah untuk menikmatinya." Nasehatnya.

Akashi kembali tersenyum.

oOo

Kuroko sudah menyelesaikan tugas mencucinya, karena budak tukang cuci istana diharuskan untuk menyelesaikan semua cucian sebelum hari ke dua puluh delapan bulan kedua belas. Tidak ada hal lain yang harus dilakukan selain mencuci setiap hari. Tapi, meski pekerjaannya telah selesai, ia tidak bisa begitu saja bersantai.

Oleh karena itu, hari ini Kuroko tidak memiliki pekerjaan akhirnya dikirim ke tempat lain untuk membantu tugas-tugas pelayan istana selama dua hari. Meskipun bisa dikatakan bahwa ada banyak pelayan di istana; sayangnya, sebelum Tahun Baru, ada banyak hal yang harus dilakukan dan semuanya telah menjadi begitu kacau. 

Selama dua hari ini, Kuroko merasa jauh lebih lelah dengan pekerjaannya daripada biasanya. Setelah dia akhirnya kembali ke kamarnya ketika malam hari, dia mulai merasa sangat tidak nyaman di sekitar perutnya. Perutnya terasa agak mual, dan dia tidak punya keinginan untuk makan apapun sama sekali. Ketika dilanda rasa lapar pun, Kuroko hanya bisa memakan beberapa gigit roti, sebelum akhirnya perutnya terasa penuh. 

War Prisoner (New Revisi)Where stories live. Discover now