21

1.9K 222 30
                                    

Akashi berjalan cepat menuju istananya sendiri, dibelakangnya, Kise serta para pelayan dan Kasim mengikutinya dengan patuh. Ketika mereka tiba, mereka disuguhi pemandangan Putra Mahkota Akashi Seiya yang sedang terisak dipangkuan Ibu Suri, neneknya. Momoi juga ada disana, berusaha menghibur Putra Mahkota dengan kata-kata lembut.

Akashi sempat tertegun sejenak, kemudian dia segera memaksa senyum di wajahnya. "Hari ini sangat panas, mengapa Ibunda datang kemari? Jika Ibunda memiliki sesuatu untuk dikatakan padaku, Anda hanya harus memanggilku untuk datang ke kediaman Ibunda."

Ibu Suri menghela nafas. Tangannya tak berhenti mengelus kepala Seiya dengan lembut sebelum berkata, "Aku mendengar bahwa ada beberapa masalah mengenai Permaisuri. Dia adalah mantan Jenderal Seirin, setelah semua, bagaimana bisa dia membuang kita? Jika dia telah digulingkan, maka jadilah itu. Tapi aku mendengar bahwa Seiya masih sangat tertekan, jadi aku datang untuk melihatnya. Ini juga sangat mengejutkan, anak ini selalu licik dan arogan, apakah Tetsuya memiliki kekuatan setan? Bagaimana dia berhasil menyihir kalian sejauh ini?"

Akashi tidak mengatakan sepatah kata pun, namun sebaliknya, Seiya-lah yang menjawabnya, diantara isak tangisnya dia berkata, "Nenek, Anda tidak mengerti. Ananda telah tanpa ibunya sejak masih kecil dan Ayahanda kemudian mempercayakan Ananda untuk dibimbing oleh para Selir. Tapi, semua yang mereka inginkan adalah menggunakan cucu Anda untuk meminta perhatian lebih dari Ayahanda. Dan juga, mereka ingin cucu Anda ini membantu mereka menjadi Permaisuri. Karena para Selir hanya mencari kebaikan cucu Anda, mereka selalu membiarkannya melakukan apapun yang dia inginkan, bahkan ketika Ananda menggoda atau mempermainkan mereka, mereka hanya diam dan membiarkan. Mereka terlalu takut pada ketidaksenangan Ayahanda dan takut jika cucu Anda ini membalas dendam kepada mereka setelah naik tahta di masa depan. Oleh karena itu, tidak satupun dari mereka yang bersedia untuk memberitahu cucu Anda mana yang salah dan mana yang benar, atau untuk memberitahukan apa yang seharusnya dia lakukan."

Seiya turun dari pangkuan sang nenek, lalu melanjutkan, "Namun, semakin mereka bertindak seperti itu, semakin Ananda tahu bahwa mereka tidak memperlakukan Ananda dengan tulus. Mereka hanya ingin memanfaatkan Ananda saja. Tapi Ibu Ratu berbeda, dia benar-benar menginginkan yang terbaik untuk cucu Anda. Dia tidak pernah ragu-ragu untuk menegur Ananda, ketika Ananda melakukan sesuatu yang salah, dia tidak menahan diri, dan mengatakan apa yang seharusnya dilakukan seorang Putra Mahkota. Dia juga mengajari Ananda bagaimana menjadi seorang pria yang hebat. Jika Ibu yang melahirkan Ananda masih hidup, dia pasti akan memandu cucu Anda dengan cara yang sama. Tapi... hiks… tapi… sekarang dia telah... hiks… dia… telah… ber-... Ber-..." Isakan Seiya semakin keras, air mata membanjiri wajah gembilnya yang memerah. Tidak sanggup melanjutkan ucapannya. "Hiks… Nenek… mengapa… mengapa Ibu melakukan semua hal itu, jika… jika pada akhirnya, dia tahu bahwa hari ini akan datang? Tidak… hiks… tidak seharusnya dia memperlakukan cucu Anda dengan baik… hiks..." 

Ledakan emosi Seiya membuat para orang dewasa disekitarnya terdiam. Momoi dan beberapa pelayan bahkan sampai menitikkan air mata kala melihat bocah kecil itu menangis keras. Bahkan Kise yang hanya berdiri diam dibelakang Akashi bisa merasakan sentakan rasa sakit di dadanya setelah melihat tangisan Seiya. Ibu Suri pun hanya bisa menghela nafas berat melihat betapa hancurnya cucu kesayangannya. Ia meraih sang cucu dalam pelukannya, membawa tubuh mungil Seiya yang bergetar dalam dekapannya yang hangat, tangan lembutnya terus mengusap surai merah bocah itu. Mencoba menyalurkan perasaan nyaman dan hangat.

Akashi memiringkan kepalanya ke belakang, berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjaga air matanya agar tidak jatuh. Setelah terdiam, dan membiarkan suasana hening dan hanya suara Isak tangis Seiya yang terdengar, dia akhirnya berkata, "Benar, jika Tetsuya telah lama mempersiapkan hari ini, mengapa dia masih berbagi begitu banyak saat-saat hangat dengan pasangan Ayah dan anak ini?" 'Tetsuya, kau... telah benar-benar menyakiti hatiku terlalu dalam.' Lanjutnya dalam hati.

War Prisoner (New Revisi)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ