Fwb - Ten

11.8K 1.1K 59
                                    

Votementnya dulu dong.

"Ada luka dalam di bagian dadanya karena terkena tendangan. Kami sudah menjahit bagian dada dan kepalanya, mungkin butuh satu atau dua minggu sampai dia bisa pulang," Taehyung menatap pria yang kini terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

"Saya permisi," Taehyung mengangguk pada dokter dan perawat yang permisi. Dia mendekat pada Jungkook, tangannya memberanikan untuk mengelus surai coklat yang terbalut perban itu.

"Kau ini kenapa?" tanyanya pelan.

Jungkook masih belum sadar. Padahal sudah pukul empat dini hari dan Taehyung masih terjaga sepanjang malam menemani Jungkook.

Setidaknya sampai sanak keluarganya datang. "Oh astaga anakku?!" Taehyung terkejut saat pintu dibuka. Menampakkan sesosok lelaki cantik diikuti lelaki tampan dengan pakaian tidur mereka.

Well, sepertinya mereka lupa ganti baju karena panik.

"Kau siapa?" tanya Seokjin pada Taehyung.

Taehyung menunduk, "S-saya yang membawa dia kemari. K-karena saya merasa kasihan dan kebetulan waktu dia terkapar saya ada disana. Eum, saya izin pulang karena sudah mau pagi. Nanti saya harus bekerja," kata Taehyung. Seokjin tersenyum, mendongakkan wajah Taehyung untuk menatapnya.

"Siapa namamu, manis?" tanya Seokjin.

"K-kim Taehyung," jawab Taehyung. Namjoon mendekat, memberikan beberapa sesuatu, "Ini, untuk balas budi atas kebaikanmu karena menolong nyawa anak kami," katanya sembari meletakkan amplop tebal di tangan Taehyung.

"Tidak usah, saya ikhlas," kata Taehyung.

Namjoon menggeleng, "Tidak apa. Kami juga ikhlas memberikannya. Disini dulu saja, nanti saat matahari sudah terbit barulah kau pulang."

"T-tidak, Tuan,"

"T-taehyung..." Taehyung menoleh saat Jungkook memanggilnya lemah. Matanya sedikit demi sedikit terbuka mencari-cari sosok yang dia panggil.

"Jungkook! Ini mama, Nak," kata Seokjin mendekat. Jungkook menatap Seokjin dan Namjoon bergantian, kemudian beralih pada sosok yang bergetar sambil mencoba mengalihkan pandangannya ke arah manapun.

"Taehyung..."

"Kalian kenal?" tanya Seokjin. Jungkook mencoba duduk, namun dadanya sakit dan ia kembali terbaring.

Taehyung menarik nafas, membuangnya pelan, kemudian mencoba menatap keluarga Jeon yang saat ini menatapnya.

"S-saya permisi," ia membungkuk dan lalu berlari keluar kamar. "Taehyung!" Jungkook menghela nafas panjang. Lantas ia menatap Mamanya, "Ma, Jungkook ingin jujur dengan Mama dan Papa."

"Apa sayang?" tanya Namjoon.

"J-jungkook...a-anu... T-taehyung..."

"Berbicara dengan jelas, Kook," kata Seokjin. Tiba-tiba Jungkook mengambil tangan kedua orangtuanya, menunduk, menangis, kemudian meminta maaf. "Maaf, Taehyung hamil anakku dan aku harus bertanggung jawab."

Seokjin terkejut, begitu pula Namjoon. Namjoon melepas pegangan Jungkook, menatap putra semata wayangnya dengan kecewa, kemudian menampar pipinya hingga membekas.

"Anak kurang ajar! Sudah kubilang tidak usah bermain dengan jalang diluaran sana! Kau sudah bertunangan!" teriak Namjoon. Seokjin menangis, antara kecewa dan merasa kasihan pada putranya.

"Taehyung bukan jalang!" teriak Jungkook.

"Lantas apa sampai mau membukakan kedua pahanya untukmu dan menerima spermamu?!" balas Namjoon. Seokjin hanya menggeleng lemah, kemudian memeluk Jungkook yang terisak.

"Urus anakmu, Seokjin!" Namjoon keluar dari kamar Jungkook dengan cepat.

"Mama kecewa tidak kenapa, boleh pergi dan tinggalkan aku. Tapi aku mohon jangan pernah sakiti Taehyung, Ma. Aku yang salah, dan harusnya aku tidak usah melibatkannya," kata Jungkook dengan nada pasrah.

"Kookie, kamu anak Mama satu-satunya. Dan, sejujurnya Mama kecewa. Tapi buat apa? Kecewa tak akan mengembalikan semuanya. Taehyung itu anak baik saat Mama lihat. Kenapa Kookie merusaknya, hm?"

.
.
.

Taehyung menangis sepanjang jalan, mengelus perutnya yang mulai membuncit dan mengatur nafas. Tiba-tiba perutnya kram, sepertinya ia kelelahan.

Harusnya ia tidak datang menolong Jungkook. Biar saja pria itu mati jadi dia bisa bebas dari ancaman.

Amplop dari Namjoon masih dia pegang. Dia masukkan ke dalam tasnya kemudian berbelok ke apartemennya. Tanpa sadar, sebuah mobil hitam mengikutinya dan berjalan lurus setelah Taehyung berbelok.

"Aku pulang," Yeonjun bahkan menunggu di ruang tamu, ia langsung berdiri dan memeluk kakaknya.

"Hyung, kau kemana saja?" tanya Yeonjun. Taehyung menggeleng, sementara Yeonjun melihat raut wajah kesakitan Taehyung. "Perutmu sakit?" tanya Yeonjun.

"Nhh...s-sakithh..." Yeonjun mengusap peluh di dahi Taehyung, kemudian merasa sesuatu menetes di lantai dan berwarna merah pekat.

"H-hyung ada darah di kakimu!" kata Yeonjun. Taehyung tak menjawab, ia malah jatuh pingsan dan Yeonjun langsung menelepon ambulan.

.
.
.

"Cari informasi soal Kim Taehyung. Aku ingin menemuinya empat mata."

"Baik, Bos."

.
.
.

Tbc.

Next chapter? Nanti sore.

Friend With Benefit! (S1-END)Where stories live. Discover now