Fwb - twelve

12K 1.1K 168
                                    

Hai, aku update cepet hehe.
Ide lagi ngalir-ngalirnya.

Taehyung baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Terhitung sudah dua bulan ia tak tau kabar Jungkook. Malam ini, dia merasa seseorang mengikutinya. Langkah kakinya ia percepat.

Meskipun baru pukul sembilan malam, ini tetap saja seram.

"Huh...Huh..." Taehyung mengatur nafasnya yang memburu karena berlari. Lupa jika dia sedang mengandung dan tentu akan cepat lelah. Saat ia berhenti di halte, seseorang membekapnya dari belakang.

"Mphhhh...Umphhh..."

"Diam!" kemudian Taehyung hanya merasakan gelap saat bau aneh menyapa indra penciumannya.

.
.
.

"Unghh.."

Taehyung membuka matanya perlahan. Ia menatap langit-langit gelap. Dia ada di sebuah kamar. "Sudah sadar?" Taehyung menoleh ke arah pintu. Menemukan Namjoon sekarang sedang membawa nampan berisi satu gelas susu dan sepiring nasi.

"Makanlah, aku tau kau lelah," Namjoon tersenyum. Meskipun auranya tetap saja menyeramkan.

"T-terima kasih," kata Taehyung.

Beberapa menit hanya hening, akhirnya Namjoon berdehem. Ia mengelus perut Taehyung yang sudah membuncit sedikit. "Apa benar didalam sana adalah cucuku?" tanya Namjoon. Taehyung mengangguk ragu, "I-iya."

Namjoon menghela nafas. "Anak itu benar-benar bebal."

"Taehyung, kau sudah tau jika Jungkook sudah memiliki tunangan?" tanya Namjoon. Taehyung menggeleng, "Awalnya dia tidak menyebutkannya. Tapi dia lalu memberitahuku setelah ini terjadi."

Ia menggenggam pakaiannya erat. Entah kenapa firasatnya mengatakan hal yang lebih buruk.

"Kami akan pindah ke Amerika, Taehyung. Tolong jangan pernah hubungi dan cari Jungkook lagi mulai sekarang," kata Namjoon dengan senyum tipisnya. Lantas ia duduk di depan Taehyung, menatap manik coklat yang berkaca-kaca di depannya.

"Bisa, kan?"

Taehyung mau tak mau mengangguk dan memendam rasa sakit karena setelah ini tak akan ada lagi pertemuan dengan Jeon Jungkook. Taehyung akan sendirian. Merawat buah hatinya tanpa seorang Ayah.

Membayangkannya saja Taehyung sudah sakit apalagi sampai terjadi. "Taehyung, aku jamin semua kebutuhanmu dan juga anakmu akan terpenuhi tapi tolong kau jauhi Jungkook. Aku tidak ingin dia dan Nancy tidak menikah karena aku sudah memutuskan ini yang terbaik. Kau paham dengan kondisi ini, kan?"

Taehyung mengelus perutnya pelan, menitikkan air mata, lantas bagaimana dengan kondisinya? Ini egois.

"I-iya, saya paham," katanya menunduk.

Namjoon mengelus kepala Taehyung pelan, kemudian menghapus air mata Taehyung. "Atau aku harus menyuruhmu menggugurkan anak itu?"

Taehyung menggeleng, memeluk perutnya sembari menangis. "T-tidak.. Biarkan anak ini tumbuh meski tanpa Ayah. S-saya akan merawatnya sendirian," isak Taehyung sembari menggeleng kencang. Ada sedikit rasa iba dari Namjoon, namun kemudian ia segera meninggalkan ruangan dengan helaan nafas panjang.

Bisakah Taehyung berbicara dengan Jungkook untuk lima menit saja? Pertemuan terakhir, hanya untuk memberi kabar bahwa bayi mereka baik-baik saja.

Ia ingin melihat senyum idiot itu lagi.

Melihat saat Jungkook menggodanya dan menertawakannya. Oh, Taehyung ingin waktu kembali berputar dan ia tak pernah bertemu dengan Jungkook.

"Taehyung, ayo kuantarkan bertemu dengan Jungkook," kali ini Seokjin yang muncul. Membantu Taehyung berdiri dan berjalan pelan menuju ke garasi untuk masuk ke dalam mobil.

Friend With Benefit! (S1-END)Onde histórias criam vida. Descubra agora