Crazy

59 7 0
                                    

oleh Dika Ayu

Gadis itu membuka mata perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya.

"Ah, rasanya aku tidur begitu lama," gumamnya. Ia mengelus surai cokelat sahabatnya, yang terbaring lemah.

"Anya, mau makan? Jingga ambilin, ya?"

Jingga mengambil makanan dan berusaha menyuapi Anya. Hanya saja, Anya tetap diam.

"Kok Anya nggak mau makan? Jingga udah capek-capek nyiapin!"

Brak!!

Jingga membanting mangkuk ke lantai. Ia menjambak rambut kasar, mencakar tangan dan pahanya. Tangan merah penuh darah itu kini meraih tubuh Anya dan membenturkannya ke dinding.

"Anya, maaf. Jingga nggak sengaja."

Jingga kembali menggeletakkan Anya di tempat tidur, dan mengelus kepalanya.

"Anya, jangan tinggalin Jingga. Jingga nggak punya siapa-siapa selain Anya. Jingga nggak papa Anya marah, nggak mau ngomong, yang penting Anya tetep sama Jingga."

Seseorang berjas putih memijat kepalanya pelan, pikirannya berkecamuk. Melihat gadis bernama Jingga itu mengoceh dengan boneka kumal.

Emosi gadis ini semakin memuncak. Bagaimana aku menangani pasien yang baru saja kehilangan sahabatnya itu?

Ruang Fiksi (Fiksi Mini dan Cerpen)Where stories live. Discover now