Pusaka Merah Putih

11 1 0
                                    

oleh Alious Babang

Usai latihan yang kerap kali gagal membuat Adriana merenung. Kini ia duduk di tepi lapangan sambil mencekik botol minuman sprit. Namun, sesuatu menyentuh pundaknya membuat ia terkejut.

"Berpikir positif aja, kita pasti bisa, kok," ucap Elvina mencoba memberi semangat Adriana yang terlihat putus asa.

"Tapi, ini bukanlah pertandingan tingkat Nasional lagi." Sorot mata Adriana kini penuh kekhawatiran. "Tingkat Internasional membuatku hilang kepercayaan diri," imbuhnya yang semakin membuat ia tak karuan dan mengacak-acak rambut hitamnya.

"Terus berlatih, Drin. Jangan biarkan semangatmu memudar. Kita akan melakukan yang terbaik." Delia yang sedari tadi diam, kini menggenggam erat tangan Adriana mencoba memberikan semangat. "Bukankah kita sudah terbiasa menghadapi situasi begini? Ayolah, kita harus fokus dan bentuk kerja sama yang baik," sambungnya.

Ketiga gadis ini, menjadi perwakilan negaranya dalam perlombaan olahraga yaitu Lomba Memanah.

"Terimakasih teman-teman, semoga kita bisa melakukan yang terbaik demi negara kita." Kemudian saling berpelukan membangkitkan semangat jiwa mereka.

***

Delia, Adriana dan Elvina, telah tampil dilapangan Amerika. Pertandingan memanah akan segera dimulai, doa serta lagu kebangsaan mengiri awal pertandingan ini.

"Ardiana, semangat!" teriak kedua sahabatnya ketika giliran Ardiana yang bertanding. Namun hasilnya gagal, panahnya tidak tepat sasaran, pun hasil yang diperoleh Elvina dan Delia. Pertandingan dimenangkan oleh negara lain dalam ronde pertama.

"Kita boleh kalah dalam ronde pertama, tidak untuk ronde kedua dan seterusnya," sahut Adriana semangatnya berkobar.

"Kita harus belajar mengingat perjuangan kita sebelum sampai disini," timpal Delia gairahnya memuncak. Dibalas anggukan oleh sahabat teamnya.

Ketiga gadis ini mempersiapkan alat-alat panahnya, dan kembali bertanding secara team.

Pusatkan mata angin dari ujung panahnya, fokuskan pada sasaran jangan sampai lengah. Delia memejamkan mata
sambil mengingat nasihat pelatihnya.

Kau termasuk orang yang luar biasa, sebab menjadi perwakilan negara. Jangan menganggap pertandingan ini suatu permusuhan sehingga kau melakukannya dengan nafsu itu pemikiran yang salah dan ambisi yang tidak benar, sekecil apapun kesalahan tetap kesalahan. Benak Elviana merangkum semua nasihat pelatihnya dan memusatkan busur panahnya agar fokus.

Aku harus buktikan bahwa aku bisa, agar larangan menjadi apresiasi yang Ayah berikan padaku. Aku melakukan ini demi Negeriku selain sebagai hobi, aku ingin membungkam mulut orang-orang yang berpikir tumpul, tapi aku harus berfikir positif. Adriana menganggukan kepala setelah menoleh kedua temannya. Alhasil anak panah berhasil tepat sasaran dengan sempurna. Pertandingan dimenangkan oleh Indonesia.

Tiga pusaka membuktikan keberhasilannya demi negaranya. Tepukan riuh terekam di seluruh penjuru penonton yang semula tatapan sinis dan
ejekan yang tak hentinya dilontarkan.

"Berkibarlah Pusaka merah putih. Kebanggaan ini untuk Negaraku. Perjuangan kami tidak sia-sia. Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kalian semua atas doa dan dukunganya."

Begitulah kutipan mereka setelah mendapat peringkat pertama dalam pertandingan pemanah. Menjadi kenangan yang tak terlupakan. Mencintai tanah air tak hanya dengan ungkapan saja melainkan dengan tindakan berupa kedamaian.

Banten, 01 Juli 2019

____________________________________________

Hallo, terima kasih sudah membaca cerita ini, semoga suka. Jangan lupa tinggalkan jejak, satu vote dan comment kalian sangat mendukung kami.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 22, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ruang Fiksi (Fiksi Mini dan Cerpen)Where stories live. Discover now