12. Bokep?

4.4K 470 40
                                    

Happy Reading and Enjoy With This Story


Sejak semalam phonselku sengaja ku matikan, selain karena memang tidak akan ada yang mencariku, aku juga akan dirumah seharian nanti, mungkin nonton Mr. Grey okey juga dihari minggu yang membosankan ini.

Laptopku, ku biarkan mempersiapkan diri untuk dipakai dalam beberapa jam kedepan, sementara menunggu, aku mengambil cemilan dan minuman dalam satu botol besar air mineral agar aku tidak bolak-balik dapur nantinya.

Aku bahkan baru cuci muka dan gosok gigi, Edwin sudah pergi, nggak tau pergi kemana, yang jelas dia meminjam mobilku pagi-pagi sekali.

Mr. Grey memang selalu menjadi pilihan terbaik.

Mungkin sudah satu jam berlalu, aku selalu lupa waktu kalau sudah dihadapkan dengan film maupun novel.

Bell berbunyi, aku memutar bola mataku kesal, kenapa harus ada pengganggu dihari mingguku yang cerah ini? Ku biarkan saja, kalau penting dia pasti akan mengirimkan pesan padaku.

Lagi.... Dan seseorang diluar sana pasti sangat menyebalkan, membunyikan bell berkali-kali hingga aku jengah.

Siapa sih?

"Berisikkkkkk" aku berdecak ketika membuka pintu, Juna disana berdiri dengan gusar.

"Rayana, dengar..."

"Kamu ngapain?"

"Ray...... " aku membuka mulutku lagi, hendak mengusirnya "dia sepupu aku" dan bibrku langsung terkatup kembali. "Dia sepupu aku dari pihak mama, kamu jangan salah paham dulu, okey" aku memandangnya sebentar sebelum melebarkan pintu, memberi kode padanya agar masuk.

"Terus kenapa kalau dia sepupu kamu, kenapa juga aku harus salah paham?" aku berjalan kearah dapur dan mengambil air putih dingin untuk diriku sendiri, sial sekali...

"Kamu nggak bales chat aku, matiin hp kamu, Edwin sampai telfon aku, itu yang namanya nggak salah paham?" aku meneguk air putih digelas dengan kasar ketika mendengar suaranya persis disamping telingaku, ohh man.... Kami 2 bulan dekat, dan pasti ada hal-hal intim yang terjadi, tapi entah kenapa kali ini aku merasa Juna terlalu dekat, terlalu intim dan terlalu menggoda.

"A...aku lagi males pegang hp aja" kenapa juga aku harus gagu disaat yang tidak tepat.

"Rayana...." Dia memegang kedua lenganku agar aku berdiri menghadapnya, dia tinggi dan aku harus mendongak untuk menatap matanya, "denger, aku bukan cenayang, aku bukan dukun yang bakal ngerti apa yang kamu rasain, maka dari itu, kasih tau aku kalau aku salah, kalau kamu nggak nyaman, jangan malah tiba-tiba ngilang kaya gini, oke?" aku langsung mengangguk.

Dia mendekatkan wajahnya padaku, "boleh ya?" bisiknya.

Aku mengangguk, dan tidak sampai satu detik, bibirnya sudah menempel di bibirku, tidak ada pergerakan sama sekali karena aku terkejut, astaga... aku baru mengingat kalau aku belum mandi sejak pagi.

Bibirnya bergerak pelan, kemudian lepas, matanya menatap mataku langsung, aku bingung harus bagaimana.

"Ray.... Kamu lagi nonton bokep yah?"

***

Aku bergelung didadanya, sementara tangan Juna melingkari tubuhku dan memegang joystick, dia sedang bermain game. Dan karena aku tidak memiliki apapun yang menarik bagi Juna, akhirnya kami memilih menghabiskan sisa hari minggu di apartemennya, menemaninya bermain dan aku tidur –atau lebih tepatnya pura-pura tidur didadanya.

Hah !!! akhirnya, aku bisa merasakan bagaimana rasanya bermanja-manja dengan kekasih –walau sebenarnya Juna belum resmi menjadi kekasihku.

"Kamu beneran nggak lagi nonton bokep tadi?" tanyanya sekali lagi, astaga.... Sejak kami diapartemennya, dia sudah 2 kali menanyakan hal itu.

"Aku kan udah bilang, aku lagi nonton Fifty Shades Darker"

"Tapi kok aku denger tadi ada ah uh ah uh nya" astaga Juna....

"Ya filmnya emang gitu, dewasa, masa kamu nggak tau Mr. Grey sih?" aku berdecak pelan dan bangkit, duduk dihadapannya dan dia mem-pause permainannya.

"Aku taunya Vin Diesel, Jason Statham, Iko Uwais, Amanda Cerny, mana tau aku Mr. Grey itu, lagian kamu emang udah dewasa nontonin film dewasa?"

"Aku 24 tahun ya"

"Masa Kok boncel gini" aku kesal dan memukul dadanya hingga mengaduh keras, bodo amat. "Maaf deh, lagian kalau pendek kamu jadi imut tau" godanya dan aku tertawa, dia tidak biasa melempar kalimat godaan seperti itu, dalam 2 bulan kedekatan kami, aku baru beberapa kali mendengar dia menggoda.

"Ngomong-ngomong masalah umur, aku bulan depan 25 loh Jun" Juna menarikku kedalam pelukannya.

"Terus?"

"Aku cuma mau ngasih tau doang"

"Kode, biar dibeliin kado"

"Ihhh nyebelin" aku mencubit perutnya dan sekali lagi Juna mengaduh keras sambil mengusap perutnya.

"Bentar deh, kayanya hpku bunyi" Juna langsung beranjak dan meninggalkanku duduk diatas karpet berbulu sendirian, aku sayup-sayup mendengar suaranya sedang berbicara dengan sipenelfon, biarlah, terserah dia.

Derap langkah kaki membuatku mendongak, dia menjulang tinggi dihadapanku, "udah telfonnya?" tanyaku dan dia hanya mengangguk dan duduk memeluk pinggangku.

Diamnya Juna membuatku bertanya-tanya, "Kamu kenapa? ada masalah?" tanyaku sekali lagi dan dia hanya menjawab dengan gelengan.

"Aku cuma pengen peluk kamu"

------

Yang nebak sepupu, betul sekali. 

tapi tentu saja masalah tidak hanya sampai disana. 

mari main tebak-tebakan.....

Semoga Kalian Suka

With Love,

Bella

A GAMEWhere stories live. Discover now