Five

3.6K 254 0
                                    

*FLASHBACK ON*

//ROSE POV//

"Sampai jumpa besok Rose." Lisa melambaikan tangannya sembari tersenyum.

Aku membalas lambaian tangannya sembari tersenyum pula.

Aku memeriksa tasku untuk mencari ponselku, tapi tak kutemukan. Aku kembali ke dalam restoran tempatku bekerja, beruntung aku menemukan ponselku.

Aku keluar dari restoran, tapi nampak dua orang pria yang sedang menghampiriku.

"Roseanne Park?" Tanya salah seorang pria setelah sampai di hadapanku.

"Ya, saya sendiri. Ada keperluan apa ya?" Tanyaku bingung.

"Mari bicara." Ajaknya, kemudian kami duduk di kursi depan restoran.

Setelah kami duduk berhadapan, salah seorang pria lagi menyerahkan sebuah map.

"Apa ini?" Tanyaku.

"Perjanjian perjual belian." Jawab seorang pria yang menyerahkan map.

"Saya tidak menjual atau membeli apapun, mungkin anda salah orang." Ucapku memberi tahu.

"Mari ikut dengan kami!" Kedua orang pria itu berdiri dari duduknya.

Mereka mencengkram lenganku dan memaksaku ikut dengan mereka.

"Hei apa yang kalian lakukan?" Aku mencoba memberontak.

"Membawa sesuatu yang telah kami beli!" Aku bingung dengan jawabannya.

"Apa maksudmu? Kenapa malah membawa saya secara paksa?" Aku masih berusaha untuk memberontak.

"Karena kamu yang telah kami beli!"

Deg

Apa maksudnya?

"Saya bukan barang! Apa maksud kalian? Siapa yang telah menjual saya?" Amarahku memuncak, bagaimana bisa mereka mengatakan telah membeliku?

"Ayahmu."

Jawaban yang singkat namun membuat mataku memanas, bisa-bisanya mereka memfitnah ayahku.

"Apa-apaan kalian memfitnah ayahku?" Bulir air mata menetes di pipiku, ya aku menangis.

"Kami tidak memfitnah, memang begitu adanya! Dia juga telah memberikan data pribadimu kepada kami. Semua ada di dalam map ini." Dia berbicara sembari menunjukkan map yang sebelumnya sudah mereka tunjukkan.

"Bohong! Ayah, ayah saya tidak mungkin menjual saya! Biarkan saya pulang dan menemui ayah saya!" Aku berteriak.

Kuedarkan pandanganku kesekeliling berharap ada seorang yang akan menolongku.

Tapi nihil, keadaan sudah sepi memang ini sudah larut.

"Percuma saja, ayahmu sudah pergi dari kota ini atau mungkin dari negara ini. Dan rumahmu pun telah dijual juga kepada kami." Perkataannya  menghentikan perlawananku.

Aku berhenti memberontak, aku hanya mampu menangis. Teganya ayahku menjualku.

"Lepaskan tangan saya, biarkan saya menghubungi ayah saya!" Mereka berdua lantas melepaskan cengkramannya dari lenganku.

Aku mengeluarkan ponselku, menghubungi seseorang yang kontaknya kunamai Ayah.

Pandanganku lurus kedepan, hanya memandang kosong sambil menitikan air mata.

Tidak ada jawaban dari nomor yang aku hubungi, yang ada hanya suara operator.

Perasaanku kacau. Haruskah aku ikut dengan mereka? Tapi aku tidak menginginkannya.

Kalaupun aku kabur, kemana tempat tujuanku? Aku tidak memiliki tempat tujuan, uang pun tidak punya karena semua uangku diambil oleh ayah.

Tapi aku tak ingin diperjual belikan bak barang, aku harus kabur.

Aku lari saat kedua pria itu mengalihkan pandangannya dariku.

Tetapi kurasa percuma, mereka mampu mengejarku. Mencengkram lenganku dan membungkam mulutku dengan sapu tangan hingga kesadaranku hilang.

~•~•~•~

Aku terbangun dan kepalaku terasa sakit. Dimana aku berada? Tunggu apa ini? Sebuah sangkar besi? Aku hanya bisa menangis.

"Makanlah, besok malam kau akan dilelang." Seorang pria memberiku makan dan minum kemudian pergi begitu saja.

Aku tidak memiliki nafsu makan, aku hanya meminum air yang diberikannya.

Aku menghapus air mataku, mencoba untuk tidak menangis lagi. Karena aku tahu tidak ada yang akan berubah dengan menangis.

Aku hanya bisa menunggu hingga besok malam dengan pasrah.

~•~•~•~

Lelang akan dilaksanakan malam ini, para pekerja sedang mempersiapkan barang yang akan dilelang.

Tak terkecuali diriku, mereka memakaikanku gaun putih dan mendadaniku layaknya boneka.

Malam sudah tiba, sepertinya lelang juga sudah dimulai didepan sana.

Aku diberi minum oleh seorang wanita yang tadi mendadaniku. Aku meminumnya karena aku memang sedang haus.

Tak beberapa lama kemudian, kepalaku terasa berat. Aku kehilangan kesadaranku, sepertinya mereka memasukkan sesuatu kedalam minumanku.

Sebelum kesadaranku hilang sepenuhnya, kurasakan kaki dan tanganku diikat beserta mataku yang ditutup oleh kain.

*FLASHBACK OFF*

•_________________________•

❝ Rasa sayang yang begitu besar akan menghadirkan rasa sakit yang besar pula dan kekecewaan yang sulit terlupa. ❞





TBC

HIMSELF (jaerose) [NC]Where stories live. Discover now