Chapter 7 - Percaya

16 7 0
                                    

Rizuke baru saja sampai di koridor sekolah. Ketika dia melintasi ruang guru, ada yang memanggilnya dari belakang.

"Rizuke?" Suara seorang gadis yang tidak asing baginya. Gadis yang baru dia temui kemarin sore.

"Kazime?" seraya menoleh kebelakang.

"Ayo ke kelas bareng!" Ajak Rizuke dengan nada yang ceria.

"Emm... tunggu bentar" kata gadis itu, membuat Rizuke menarik kembali langkahnya.

"Ada apa?"

----

Disisi lain Megurin menunggu Kazime datang di balkon di depan kelasnya. Dia mulai bosan karena Kazime tidak kunjung terlihat. Lalu dia teringat, kalau persediaan alat tulisnya ada yang kurang. Dia harus membeli jangka karena hari ini ada pelajaran matematika.

Belum sampai di kantin, dia melihat Kazime dan Rizuke sedang berbicara, sambil berjalan beriringan menuju ke kantin. Sepertinya pembicaraan yang serius. Lalu Megurin yang berada dibelakang mereka pun menghampiri mereka berdua.

"Hey!"
Kazime dan Rizuke yang tidak menyadari kedatangan Megurin terlonjak kaget ketika Megurin menepuk pundak mereka. Sedangkan Megurin yang melihat mereka terlonjak tersenyum lebar.

"Meguriiin.... aku benar benar kaget" kata Kazime nada bicaranya sedikit bergetar. Dia masih jantungan. Sedangkan Rizuke mengelus dadanya yang juga berdegup kencang.

"Hufft... mau copot rasanya" kata Rizuke.

"Maafkan aku ehehe" kata Megurin.

"Kalian lagi ngomongin apa sih?" Tanya gadis itu spontan. Sontak pertanyaan itu membuat Kazime membatu. Tidak mungkin dia membicarakan hal ini kepada Megurin. Namun gadis bersurai coklat ini tidak tau mau jawab apa. Begitupula Rizuke, tapi Rizuke berbohong.

"Ini... ngomongin masalah desain mural dinding, aku hendak membuatnya untuk kafe tepat kerjanya Kazime" mendengar hal itu Kazime terkejut lagi tapi dia berusaha untuk mengikuti apa yang sudah dikatakan oleh Rizuke.

"Iya itu benar" kata Kazime membenarkan padahal dia tidak tau apa apa.

"Waaah... Akhirnya ada job lagi buat Rizuke, baguslah" kata Megurin dia begitu mendukung.

"Iyaa hehe" Rizuke terkekeh, begitu pula Megurin. Kazime hanya tersenyum lega.

Walapun begitu Megurin masih sedikit penasaran karena, sebelumnya dia sempat melihat Rizuke menyimpan sebuah benda pemberian Kazime ke dalam tasnya.

-----

"Hmm... gadis biasa mendapatkan agate dari sebuah paket?" Kata seorang pemuda bermanik kelabu, yang kini tengah berbicara dengan seseorang pemuda lain di depannya.

"Iyaa, agate itu belum di aktifkan juga" kata temannya itu.

"Gadis itu, akan kah kita dijadikan dia sebagai umpan?" Kata pemuda satu lagi yang berkacamata.

"Waw ide yang bagus!" Kata seorang gadis yang kini juga berada di dalam obrolan mereka.

"Lagipula aku membutuhkan agatenya untuk mengaktifkan senjataku" tambah si Kacamata.

"Kalau itu mau mu ya terserah" kata salah satu pemuda bermanik kelabu tadi.

"Kamu bisa melakukannya bukan?" Tanyanya seraya menatap gadis yang memiliki suara nyaring tadi.

"Serahkan saja padaku!" Dia mengelingkan sebelah matanya.

-----

"Bagaimana? Apa kamu tau sesuatu?" Tanya Megurin sehabis dia menyeruput jus buah stroberi kesukaannya.

The Agate : Magic Book [END]Where stories live. Discover now