[Puisi Panjang]
MEREKA bilang ini dan itu dan seterusnya: kesedihanmu rebah, erupsi di haribaan gravitasi.
jadilah hujan air mata, musim terpanjang di belahan bumimu.
akan tetapi, pernahkah kamu berpikir, kelak, banjir air matamu itu menjelma benca...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MEREKA tak lebih sekoloni gadis manja pengompilasi anting. lagak segarang kepiting. nyali cuma segumpil ranting. nalar belumkah ditesting? korsleting? bisa-bisanya MEREKA kataimu sinting. sahut ayahmu sok genting, “itu muncung minta dilaminating!”
dari pekarangan belakang ramai kacapiring, ibumu mendobrak laring, “nak, tolong buang pecahan kaca pigura yang jatuh tadi ke tong di samping rak piring!”
memungut-tekuri potret liburan masa kecilmu di Italia yang hebring, bertanya kamu nyaring, “kenapa sih Menara Pisa tak runtuh-runtuh walaupun miring?”
ibu dan ayahmu kompak berdering, “setiap dari kita punya sisi miring!”
sontak humormu kering.
“tapi jangan sering-sering!” []
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.