[Puisi Panjang]
MEREKA bilang ini dan itu dan seterusnya: kesedihanmu rebah, erupsi di haribaan gravitasi.
jadilah hujan air mata, musim terpanjang di belahan bumimu.
akan tetapi, pernahkah kamu berpikir, kelak, banjir air matamu itu menjelma benca...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
di permakaman keputusasaan, pusara-pusara sewangi tangis pertamanya bayi-bayi bersajak. para pecundang berkumpul, menjinjing kecewa dan lembah, bergandeng, melingkar, gigantis, hingga pampat itu khatulistiwa. tak lucu, sungguh, sebab di sana gelanggang membunuh. menjasadkan kenangan yang sukar rontok dari punggung.
gegaslah kamu menuju. MEREKA telah tiba di kecerlangan di mana dayamu terlampau angin untuk digenggam. MEREKA telah ... cukup! inginmu sebatas pungkas. tak lebih.
ketika kamu meninggalkan yang terburuk, sejatinya kamu hendak meninggali luka baru. kamu lupa, tertinggal ayahmu, ibumu, dan hal-hal terbaikmu serupa bayangan yang bersetia.
berdesing tak terhingga hipertaut menjembatani insan-insan. jadi, tak perlu menisankan keterpurukan hanya demi mendamaikan penerimaan. []
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ctrl + K = membuka kotak dialog Insert Hyperlink pada Microsoft Word