"tidak mengejek, kok. cuma bergurau," seloroh MEREKA.
"apalah artinya kata-kata," imbuh KATANYA.
"toh kamu bakal lupa," MANTAN melengkapi.
kamu bergeming dengan mata mengucing. cincin api pasifik mengungsi ke sewujud topeng. gunung-gunung api, mengantuk maupun batuk-batuk. kamu menatap topeng itu di cermin. sekuat tenaga kamu mencopot topeng tersebut dari wajahmu sendiri. darah ruah. kamu terus menyangkal bahwa topeng itu adalah wajahmu sendiri.
"lagi banyak pikiran, ya?" begitulah MEREKA, MANTAN, dan KATANYA tadi bersimpati. "jerawatmu makin subur saja, tuh."
memang, peduli dan bully terdengar senada. namun patut digarisbawahi, hati (penawar racun) dan hati (perasa rancu) sangatlah berbeda. ibarat sepasang antonim yang berpantomim. []
Ctrl + U = memberi garis bawah pada teks
KAMU SEDANG MEMBACA
kamu bergantung kepada keyboard dari siksaan bully yang terburuk
Poetry[Puisi Panjang] MEREKA bilang ini dan itu dan seterusnya: kesedihanmu rebah, erupsi di haribaan gravitasi. jadilah hujan air mata, musim terpanjang di belahan bumimu. akan tetapi, pernahkah kamu berpikir, kelak, banjir air matamu itu menjelma benca...