18. Passion VS Opportunity

400 97 3
                                    

ITB, Bandung, 1999

"Wih! Gimana sidangnya?" tanya Andi.

"Alhamdulillah aman," sahut Uge.

"Pertanyaan basa-basi aja, hidup elu mah emang selalu mulus. Kamana wae, Ga? Lama bener ngilangnya," sambut Andi.

"Mulus naon? Justru ngilang karena lagi pontang-panting nyari modal nikah, Kang," sahut Uge.

"Nikah sarua embe, Ga? Perempuannya aja ada di masa depan," ledek Andi.

Uge terkejut. Ia memandangi Andi dengan wajah sebal.

Andi tertawa. "Gue baca dikit doang kok."

"Dikit atau banyak, sama aja, blegug! privasi orang itu."

"Halah, privasi, privasi! Lupa?"

Uge pun tertawa. "Itu mah beda kasus! Lagian udah memasuki zaman internet, masih ada aja yang bikin surat cinta, terus naronya sembarangan lagi. Wajarlah! Sebagai insan yang imannya masih lemah, siapa yang sanggup ngeliat amplop cihuy bertuliskan nama cewek di pengajian yang gue kenal? Terus aya gambar lope-na! hahaha!"

"Hahaha! Udah itu ditolak."

"Iyalah! Secara estetika aja, lu udah bikin aib di FSRD, Ndi!"

Keduanya tertawa terpingkal-pingkal.

"Score jadi satu sama, ya," ujar Andi.

"Ya udah, karena lu udah baca, sekalian aja gue minta pendapat elu," ujar Uge.

"Oke, dengerin pendapat gue ya." Andi menarik nafas dalam-dalam. "Hahaha!"

Andi tertawa terpingkal-pingkal sendirian, setelah tawanya reda ia kembali bicara, "Katanya kalo titik itu jauh dari kerumunan, pasti kelihatan. Kenyataannya, saking enggak ada yang ngelirik, lu harus nyebrang waktu buat nyari jodoh, kasihan banget! Hahaha!"

"Temen macam naon iyeu? Lagi butuh pendapat malah dinistakan sebegini rupa."

"Oke gue serius, hehe. Jujur nih! Gua emang cuma baca dikit dan gua enggak percaya soal lintas waktu itu. Tapi, anggap aja itu bener. Artinya, 5 tahun lagi lu baru bisa ketemu. Mau buang waktu selama itu?" tanya Andi.

"Kita juga kuliah 4 atau 5 tahun supaya bisa kerja. Kenyataannya banyak kok yang di tengah jalan udah bisa punya penghasilan. Seandainya pun baru punya penghasilan setelah lulus, kalo kuliahnya bener, 5 tahun itu adalah investasi waktu, bukan buang waktu. Kita wajib ikhtiar, soal hasil mah bukan kuasa kita," jawab Uge.

"Emang repot ngomong sama orang ribet. Gini aja deh, kita ngomong tentang tingkat peluang aja. Kenapa lu enggak cari perempuan yang punya peluang besar atau masuk akal untuk lu nikahin secepatnya?" tanya Andi.

"Wah, ini sih mirip perdebatan gue sama Ali Tanjung. Dia penganut aliran opportunity, gue penganut aliran passion. Al akan ambil bidang apapun yang punya peluang besar, walau mungkin dia enggak cinta. Sementara, gue dari dulu setia sama bidang arsitektur yang gue cintai, walau di depan mata ada peluang besar di bidang lain. Perempuan dari masa depan itu udah jadi passion gue, tugas gue adalah memperbesar tingkat opportunitynya yang sekarang masih kecil," sahut Uge.

"Hahaha, soal konsistensi, lu memang sulit tertandingi. Oke, lu pilih passion ketimbang opportunity, tapi belum tentu bidang lain yang belum lu coba, langsung lu simpulin kalo enggak punya passion di sana," tangkis Andi.

"Bener. Tapi posisi gue sekarang kan udah ketemu. Buat apa nyari-nyari lagi? Mendingan gue perkuat."

"Cuma lewat teks! Ketemu naon? Gini deh, sebagai teman yang baik, gua emang sengaja nemuin lu sekarang buat ngebantu satu-satunya urusanlu yang masih macet."

Al Kahfi  Land 1 - Menyusuri WaktuWhere stories live. Discover now