Chapter 13 : Luas....

2.6K 306 18
                                    


Usai berkuda, mereka berhenti di sebuah kandang kuda di pinggir perumahan yang menghadap langsung ke lapangan berumput.

Sekarang, sebagian dari masyarakat mulai jarang menggunakan kuda sebagai transportasi mereka, karena sudah adanya Balon udara dan kereta. tapi bagi pasukan Pengintai, kuda masih menjadi prasarana penting. terkadang, mereka masih melakukan ekspedisi di luar distrik untuk memastikan bahwa tidak ada satupun titan yang masih berkeliaran.

Tapi tentu tidak, kalau rumbling titan saja sudah selesai, seharusnya titan tak berakal pun demikian.

"Annie, kau mau kita belanja dulu untuk makan malam?" tanya Armin.

Annie mengangguk.

"Aku akan mengantar Hanji pulang ke rumah sakit, apa kau akan baik-baik saja bersama Annie?" Tanya Connie, sembari menuntun kudanya masuk ke kandang.

Armin tersenyum "Aku dan Annie akan aman. kalian jangan khawatir"

"Nah Armin, pastikan Polisi Militer tidak melihatmu bersama Annie. Kalau terjadi sesuatu...."

Hanji menyerahkan pistol penanda. Armin sampai berkedip kaget.

"Eeh!? Hanji..! Darimana kau dapat ini!?"

Hanji terkekeh, tangannya langsung membetulkan posisi kacamatanya. "Gunakan di saat situasi mulai mendesak, Armin. ingat.. kau tidak mungkin berubah jadi titan Colossal disini"

Oh?

Ya, sepertinya Hanji benar. mungkin untuk jaga-jaga.

"Baiklah" Armin mengangguk paham.

"Dan Annie!" Hanji langsung menatapnya, membuat Annie agak sedikit menjaga jarak karena takut melihat ekspresi si empat mata yang seperti hendak memakannya.

"Jangan takut! kau juga temanku, pastikan kau tidak sampai di jemput Polisi Militer ya. kalau ada waktu, aku ingin bertanya banyak padamu" jelas Hanji.

"Baiklah Armin, jaga dirimu baik-baik. Kami pergi dulu" ucap Jean.

Akhirnya, mereka bertiga pergi dengan naik kereta kuda.

"Nah Annie, ayo.. kita belanja"

Armin menggandeng tangannya. menggenggam kuat agar Annie tidak hilang, dia bisa pastikan semua akan aman selama Polisi Militer tidak memburu Annie.

...

Membeli kebutuhan sehari-hari tentu sudah menjadi kewajiban.

Semenjak Annie tinggal sekamar dengannya. Armin selalu memikirkan, makan malam apa yang akan mereka masak? tentunya sesuatu yang enak dan pas untuk dua orang, kadang Armin tidak ingin membiarkan Annie memasak sendirian.

Karena Annie sudah belajar memasak, nampaknya Armin ingin membeli bahan makanan yang ringan dulu.

"Terimakasih!" kata si pedagang roti. Armin langsung membawa sekantung roti Bretzel.

"Annie, malam ini kita memasak Falscher Hase. mungkin juga dengan Gulachuppe lagi, tapi terserah kau ingin yang mana dulu"

Annie terus mengikuti Armin.

Yah, Armin membawa banyak kantung belanjaan sampai harus menaruh sebagian di bahunya. Alasannya, dia tidak mau Annie membawa barang yang berat. Sedangkan Annie sendiri hanya membawa satu kantung berisi daging untuk memasak Falscher hase, Sebuah daging cincang dengan campuran sosis dan telur.

Matanya melihat sekeliling. disini sangat ramai, Annie berusaha melangkah menjauh dari mereka yang berlalu lalang melewati dirinya. Dia masih takut untuk bertatap muka dengan orang asing.

New World, New LifeWhere stories live. Discover now