Confused In Love Chapter 3. | Bekerja sama

634 40 51
                                    

Santuary High School

Eden alias Sang ketua Osis sedang menunggu makhluk berambut merah itu keluar dari ruang kelas.

"Jadi... Apa yang ingin kau katakan Eden?" Tanya Kouga Spontan setelah keluar dari pintu kelas.

"Ee aku, Minta maaf atas hal kemarin" Jawab Eden tanpa Ekspresi.

Kouga menepuk pundak Eden. "Ah lupakan hal itu, Adakah yang ingin kau katakan lagi?"

Eden menyingkirkan tangan Kouga dari pundaknya. "Aku dengar... Kau berpacaran dengan adikku?"

"Adikmu? Siapa??"

"Aria itu Adikku! Kau berpacaran dengannya kan?!" Eden kini menatap Kouga dengan lekat.

'Jadi Aria adik Eden? Tapi kok tidak mirip ya? Kalau memang benar Aria adik Eden, apa aku harus memiliki kakak ipar sedingin es itu?' Kouga membatin.

"Jadi kau berpacaran dengan Aria?!" Tanya Eden sekali lagi.

"Ah tentu kakak ipar" Ucap Kouga sambil tersenyum.

Eden membalikkan badannya. Dia memutar bola matanya malas. "Jangan harap kau akan jadi adik iparku" Eden mulai melangkah menjauhi Kouga. Kouga hanya bingung dengan kelakuan eden yang selalu membuat tanda tanya besar.

Lalu Kouga bergumam. "Aria? Adik Eden?? Hah! Mustahil"

~~~

Gadis yang hampir bunuh diri itu, kini sedang berada dirumah Pavlin. Untung saja Ada Pavlin yang menyelamatkan Yuna dari Bunuh dirinya.

FlashBack On»

Tali itu telah melekat pas dileher Yuna. "Ekhhh P--as sekali" Ucapnya.

Dengan penuh keyakinan, Yuna menendang Kursi yang berada tepat dibawahnya. Alhasil Kaki Yuna Sekarang menggantung.

Brakkk

Sringg.

Pavlin datang dari arah pintu sembari langsung melemparkan Boomerang keatas tali yang melekat di leher yuna.

Brughh

Yuna terjatuh.

Dia langsung mengambil nafas sebanyak banyaknya.

"Apa yang Kau pikirkan Yuna?!!" Ucap Pavlin.

"Guru?! Aku..." Belum saja Yuna melanjutkan kata katanya, dia langsung dibawa kerumah Pavlin.

Dirumah Pavlin...

FlashBack Off»

"Jadi... Apa yang membuatmu melakukan hal itu Yuna?" Ucap Pavlin setelah meneguk secangkir teh hangat.

"Entah apa yang aku pikirkan. Tapi itu terjadi begitu saja, aku juga tidak tau bagaimana itu bisa terjadi" Ucap Yuna bingung.

Pavlin memegang tangan Yuna. "Baiklah, Aku mengerti perasaanmu. Jika ada masalah, tolong bicarakan padaku. Jangan memendamnya. Aku akan siap mendengarkan keluhanmu"

"Begini, Aku sedang bingung antara berjuang atau mundur" Ucapnya.

Pavlin mendengarkan dengan seksama.

"Jika aku harus berjuang, maka sama saja aku menyakiti diriku sendiri. Dan jika Aku harus mundur, maka Aku juga menyakiti diriku sendiri dengan membiarkan Mereka berpacaran" Ucap Yuna.

"Ouh, Kau menyukai Kouga??"

Deg

'Kenapa Guru bisa tau??'

Confused In Love [END]Where stories live. Discover now