About Lee Jeno

3.1K 516 237
                                    

lee ((fuckin')) jeno

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

lee ((fuckin')) jeno













Sekitar jam 10 malam dengan cuaca yang buruk, angin hujan disertai badai dan petir. Seorang lelaki berumur 23 tahun sedang melajukan sepeda motornya dengan kencang sampai tidak memikirkan bagaimana jika nanti bisa tergelincir kapan saja.

Jalanan basah penuh air hujan ia lewati, laju motornya semakin cepat, berharap agar ia tidak akan mendengar sirene mobil motor polisi itu lagi dan ia bisa terlepas dari kejaran mereka.

Angin malam dan air hujan menusuk kulitnya, tapi ia tak menghiraukan, ia tak berpikir jika nantinya setelah kejadian ini akan duduk di sofa yang empuk, menonton sambil menyemil makanan bersama pacarnya, tapi yang ia pikirkan adalah setelah kejadian ini ia akan sembunyi dari polisi, menyelesaikan misinya, dan keluar dari pekerjaan ini.

"Sialan, para keparat itu." gumamnya dengan wajah basah terkena dinginnya air hujan.

Ya, ia tak pakai helm. Apa karena itu berpuluh-puluh polisi mengejarnya? Haha, tentu saja tidak. Ia hanya mengambil sesuatu hal yang tidak berharga, tapi polisi-polisi itu mengejarnya, menembakan peluru seolah target nya kali ini adalah babi hutan, ia tak dianggap sebagai seorang manusia lagi.

Lengan kanannya bercucuran darah, sebelum tadi hendak naik ke motor, seorang polisi sudah berhasil menembakan satu peluru ke lengannya. Persetan dengan luka tembakan, pilihannya sekarang adalah mati saja, ya, mati saja.

"Harus kemana gua sekarang?" bicaranya pada Handsfree yang sedang tersambung ke seseorang.

"Menyerah."

"Ha? Maksud lo apa?"

"Serahkan diri lo pada polisi."

"Lo gila anjir?! Gua udah hampir selesai, bentar lagi nyampe dan lo nyuruh gua serahin diri? Pikirin nasib gua atau cincin ini jadi milik gua."

Untuk kesekian kalinya dengan perasaan gelisah dan jantungnya yang berdegup tak karuan. Jika orang di seberang sana tetap saja egois dan tidak memikirkan nyawa nya, ia sudah bersiap menerjunkan motor beserta dirinya ke jurang yang sekarang hanya berjarak 5 km dari tempatnya sekarang.

Setelah itu ia akan menghantui orang-orang bejat itu sampai akhir hayat mereka.

"Hey, calm down, bro. Masalah polisi gampang, kita punya banyak money. Hanya menyisihkan sedikit untuk menyogok mulut para polisi terhormat itu."

Karena tak punya waktu lama untuk berpikir, apalagi jarak nya ke jurang semakin dekat. Akhirnya Lee Jeno mendadak menghentikan motornya.

Dengan nafas memburu, ia turun dari motor dan menggenggam benda tersebut dengan tangan basahnya. Sontak para polisi dengan sigap mengepung lelaki itu sambil menyodongkan pistol.

"Gua benci situasi ini, tapi berasa kayak lagi di atas panggung." bisiknya sambil terkekeh.

"Hahaha, see? Sekarang lo adalah seorang bintang. Udah bintang enam malah."

"Bangsat."

Saat Jeno mengangkat kedua tangannya ke atas tanda menyerah, para polisi semakin memajukan langkahnya mendekati target. Lelaki itu tak berkutik sama sekali dan benar-benar sudah menyerah ketika polisi memeriksa seluruh anggota badannya.

Sekarang ia sedang menggantungkan nasib pada kawannya yang bilang jika masalah ini akan segera terselesaikan dengan uang.

"Gua percaya sama lo dan gua harap lo gak akan mengecewakan." ucapan yang terakhir kalinya sebelum polisi melepas paksa handsfree nya.

"Of course."

Seorang buronan, Lee Jeno 23 tahun tertangkap atas kasus pencurian Dream Diamond Ring beserta jari pemiliknya sekaligus.






TBC

Secuestro [✔]Where stories live. Discover now