Chapter 1

30 4 0
                                    

"Hei anak baru, memang kuisnya susah, ya?"

Aku mengernyitkan alis dan memandang cowok di sebelah kananku dengan tatapan menusuk.

"Bahasa inggris itu mudah kalau kamu paham artinya." kata dia lagi setengah berbisik. Takut terdengar oleh tutor bimbel di depan.

Aku tau itu. Sebenarnya bahasa inggris adalah mata pelajaran favoritku sejak aku berada di kelas 2 SD. Nilaiku nyaris tidak pernah rendah di kelas bahkan paling tinggi di kelasku. Karena itu aku menjadi sombong dan tidak pernah belajar lagi dengan serius karena merasa sudah pintar dengan bahasa inggris. Lalu disaat sekarang, aku mulai bingung karena bahasa inggris sudah semakin sulit untuk dikerjakan. Apalagi materi yang diajarkan di sini dan di sekolah agak berbeda tingkatannya.

"Mau lihat punyaku? Punya kamu masih kosong sepertinya."

Aku menggeleng. Dia malah menarik kertasku dan mulai menyilang-nyilang jawaban. Aku nyaris berteriak untuk menghentikannya sebelum tutor di depan kelas berkata bahwa waktu pengerjaan kuis sudah habis. Cowok itu bangkit dan mengumpulkan kuis kami.

"Aku kan gak minta kamu buat ngerjain kuis punya aku!"

Dia menghela nafasnya, "Daripada dapat 0 lebih baik dapat 100." jawabnya ringan.

Mana mungkin, pikirku. Aku hanya memandang rendah dirinya. Dia hanya asal-asalan mengerjakan kuisku supaya ia terlihat pintar di depanku saja, kan?

Beberapa menit kemudian hasil kuis kami dibagikan. Aku terkejut, nilai 100 terpampang di kertasku. Begitupun dengan kertas miliknya. Dia hanya tersenyum memandangku. 

Memories of Mr. DWhere stories live. Discover now