I'm Home ♡YuTen♡

3.6K 282 17
                                    

Tak henti-hentinya Yuta melirik jam yang melingkari tangannya. Mata bulatnya sekarang terfokus pada padatnya jalanan, bahkan tak henti-hentinya tangannya menekan klakson mobilnya dengan tak sabaran.

Menekan pedal gas mobilnya dengan perasaan kesalnya, pada akhirnya Yuta membanting stirnya ke kanan, berusaha untuk kembali memutar arah dan mengambil jalan lainnya.

Ini sudah cukup malam, kenapa jalanan masih juga padat? Pikir Yuta

Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 10.10 malam, namun sekarang ia masih berada di jalan dan juga belum tiba di rumah. Biasanya, tepat pukul 5.27 ia sudah duduk manis di rumah dan tengah menunggu waktu makan malam tiba. Tapi kali ini, ia merasa begitu menyesal karena sudah hampir 3 bulan ini ia tidak juga menginjakan kakinya ke tempat ternyamannya itu.

Yuta menghembuskan nafasnya panjang kala lampu lalu lintas itu berubah warna menjadi merah. Padahal jika lampu lalu lintas itu berwarna hijau, Yuta hanya tinggal berbelok ke kiri dan ia hanya cukup melintasi sebuah lapangan luas agar ia bisa sampai ke rumah dengan cepat.

Kala lampu lalu lintas itu berubah warna menjadi hijau, Yuta melajukan mobilnya dengan cukup kencang. Mata bulatnya kembali melirik jam di tangannya, dan saat ini waktu menunjukan tepat pukul 10.27.

"Sial! Kenapa jalannya harus di tutup?" umpatnya saat melihat jalan yang biasa ia gunakan di tutup.

Mau tak mau, Yuta memilih akses jalur lainnya agar bisa sampai di rumah dengan cepat. Tubuhnya benar-benar lelah, ia juga merasa sedikit resah kala melihat derasnya hujan di hiasi dengan suara petir yang cukup keras.

Dari kejauhan, mata bulat Yuta menangkap sebuah rumah megah berwarna putih. Satu-satunya rumah yang selalu menyala, juga satu-satunya rumah yang berada di tempat itu. Dengan begitu, Yuta memilih melajukan mobilnya semakin cepat. Dan sebuah senyuman manis tercetak jelas di bibirnya.

"I'm home." gumamnya.

.

Hembusan nafas panjang Yuta berikan saat ia berdiri tepat di hadapan pintu berwarna putih itu. Dengan perlahan tangannya menekan sebuah bel, lalu ia merapihkan pakaiannya yang sedikit basah.

Sudah hampir 8 menit Yuta berdiam diri di depan pintu hanya untuk menunggu pintu itu terbuka. Seandainya saja kunci pintu rumah itu tak di ganti, mungkin Yuta bisa masuk begitu saja. Sayangnya, kunci pintu itu pun sudah pasti di ganti oleh penghuni lainnya. Yang tentunya bukan hanya dirinya saja yang menghuni rumah itu.

Kembali menekan bel, pada akhirnya pintu itu terbuka dengan menunjukan seorang laki-laki manis yang usianya sudah bisa di katakan tak muda lagi. Yuta yang melihatnya tersenyum, lain halnya dengan sosok yang ada di hadapannya itu menampilkan wajah yang terlihat begitu terkejut.

"Jangan di tutup, please." ucap Yuta saat menyadari jika sosok di hadapannya ini tengah berusaha menutup kembali pintu itu.

"Pergi sana!"

Yuta tersenyum miris saat mendengar suara itu. Suara lembut nan halus, namun terdengar begitu dingin dan begitu datar. Mengingat hal tersebut, Yuta sudah cukup kebal merasakannya.

"Maafkan aku, sa-"

"STOP! GO AWAY!"

Belum sempat Yuta mengakhiri kalimatnya, sosok itu berteriak tepat di balik pintu. Seakan-akan ia begitu enggan untuk mendengar penjelasan yang akan di berikan oleh Yuta.

"No, babe. No! Ayo kita bicara." Yuta menjawab dengan lembut, berbeda dengan sosok yang berada di balik pintu itu.

Yuta terdiam, menunggu jawaban apalagi yang akan di ucapkan sosok di balik pintu itu. Sedangkan sosok tersebut hanya terdiam, tapi pada akhirnya menunjukan dirinya dengan secara perlahan di balik pintu. Namun, wajah manis itu tersirat akan kekesalan.

All X TENWhere stories live. Discover now