Stranger ♡TaeTen♡

4.1K 268 21
                                    

"Brengsek!"

Entah sudah berapa kali Ten mengumpat saat ini. Ia meremat pakaian hangatnya dengan kesal, lalu memejamkan matanya sesaat sebelum pada akhirnya ia menatap seorang pria tampan yang tengah melambaikan tangannya dengan tersenyum lebar.

"Kenapa kau terus mengikutiku, pervert?" tanya Ten dengan sangat kesal.

Mendengar ucapan Ten, pria tampan itu terkekeh pelan dengan menujuk sebuah koper besar yang berada di tangannya.

"Kau meninggalkan kopermu, cantik."

Mendengar ucapan pria tadi, Ten dengan cepat merebut koper itu. Sebelum ia meninggalkan pria tampan yang sedari tadi mengganggunya itu, dengan perasaan kesalnya ia menginjak kaki pria yang lebih jangkung darinya itu cukup kencang.

"Aduhhhh.. Kenapa kau menginjak kakiku, cantik?" pria itu mengaduh, namun berakhir terus mengikuti tubuh mungil Ten yang sedang menyeret koper besarnya.

"Berisik! Pergi sana!" usir Ten dengan menggerakan tangannya.

Terkekeh mendengar ucapan Ten, pria itu memilih tak menjawab ucapan Ten. Ia masih mengikuti kaki pendek Ten yang terus berjalan ke arah pintu keluar.

Ten yang merasa terus di ikuti mendengus. Ia yang sebelumnya tengah merasa kesal dan marah, berakhir semakin marah kala pria asing yang berada di belakangnya itu terus mengganggunya.

Sial sekali, batin Ten meraung.

Seandainya saja tadi ia bisa menenangkan dirinya sendirian, mungkin perasaan kesal dan marahnya akan menghilang sedikit. Namun, bukannya hilang, amarahnya kian tersulut kala pria asing itu tersenyum dengan lebar di hadapannya secara tiba-tiba.

.

Saat itu Ten tengah duduk dengan mendengarkan musik dari earphonenya. Ia yang tengah asik berkirim pesan dengan seseorang mendongak, menatap sosok di hadapannya dengan tatapan tak suka.

Memilih untuk mengabaikan, sosok tersebut terus berdiri di hadapannya tanpa mau bergerak sedikit pun. Mau tak mau, Ten yang merasa jengah, pada akhirnya melepaskan sebelah earphonenya dan menaikan sebelah alisnya meminta sosok tersebut untuk berbicara.

Seakan mengerti dengan sikap Ten, sosok itu berdehem dan menunjuk sebuah kursi kosong yang berada di samping tempat Ten duduki.

"Bolehkah aku duduk disini? Semua kursi sudah terisi penuh."

Sebenarnya, Ten tak ingin membagi kursi kosong itu pada siapapun. Karena baginya, tak mungkin kursi yang berada di bandara seluas itu secara tiba-tiba terisi penuh begitu saja. Ia mengedarkan pandangannya, mencoba untuk mencari kursi kosong agar sosok di hadapannya itu segera pergi. Namun, harapannya tidak sesuai. Ternyata, yang di katakan pria itu benar adanya, karena semua kursi memang sudah terisi penuh.

Menghela nafasnya panjang, Ten dengan sedikit tak rela mengijinkan pria asing itu untuk duduk di sampingnya. Ia kembali memilih memasang earphonenya, dan kembali menyibukan dirinya dengan berkirim pesan pada seseorang.

Pria asing itu tersenyum lebar kala melihat Ten mengijinkannya untuk duduk di sampingnya. Ia berdehem sekali pun Ten tak akan mendengarnya, lalu tak lama ia memiringkan wajahnya untuk menatap wajah cantik Ten dengan tersenyum tipis.

Satu menit..

Tiga menit..

Lima menit..

Tujuh menit..

Sepuluh menit..

Pria itu masih terus saja memperhatikan Ten dengan senyuman tipisnya. Ia bahkan menggeser sedikit tubuhnya agar lebih berdekatan dengan Ten.

All X TENWhere stories live. Discover now