Chapter 1

159 4 1
                                    

"Para pemain dalam cerita ini saya ambil dari anime Naruto kecuali tokoh utama yang saya ganti karna keperluan cerita dimana saya memerlukan tokoh pemain wanita dan bukannya laki-laki seperti dalam anime Naruto"


•••{Story Begin...}•••


Aku adalah Namikaze Naruko, usiaku 20 tahun dan seorang yatim piatu. Kedua orang tuaku telah lama meninggal karna sebuah kecelakaan mobil saat usiaku baru menginjak 10 tahun.

Seperti rutinitas pagi pada umumnya, pagi ini saat aku hendak sarapan pagi dengan semangkuk sereal di ruang makan yang merangkap dengan dapur mini, tiba-tiba saja bel pintu apartemenku berbunyi.

Ting tong... Ting tong... Suara bel berbunyi dengan nyaring.

Mendengar bunyi bel pintu apartemenku membuatku bergegas menuju kearah pintu depan untuk melihat siapa yang datang bertamu.

Cklekk... Kriettt... Bunyi suara pintu yang terbuka.

"Tachi kaukah itu?" tanyaku sesaat setelah membuka pintu.

Hal itu karna aku tak bisa tahu siapa tamuku sendiri begitu saja karna aku tak bisa melihat alias buta. Ya aku mengalami kebutaan sekitar setahun yang lalu akibat sebuah insiden tapi tenang saja kalian tak perlu mengasihaniku begitu karna dokter mengatakan bahwa kebutaanku ini tidak permanen jadi artinya aku bisa melihat lagi suatu hari nanti jika aku berhasil mendapatkan donor mata.

"Pagi pacarku sayanggggg" seru si pemencet bel yang ternyata benar adalah Itachi.

Aku hafal betul bagaimana suaranya dan panggilan uniknya padaku. Hanya Itachi yang memanggilku pacar karna memang kami telah berpacaran sejak lama.

"Ishh dasar gombal" decihku padanya malu-malu kucing.

"Gombal-gombal begini kau suka kan hm?" goda Itachi dengan senyum jahilnya aku yakin itu.

"Hahhh sudahlah berhenti bercanda. Sekarang ada apa kau kemari? Pagi-pagi begini? Dan seingatku ini belum waktunya kau berkunjung?" tanyaku bertubi-tubi memberondong Itachi dengan pertanyaan.

Hal itu karna tempat tinggal Itachi berada di Konoha dan aku tinggal di Suna membuat kami tak bisa sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama, karna itulah Itachi akan mengunjungiku sebulan sekali yaitu saat minggu terakhir di akhir bulan. Tapi sekarang setahuku masih pertengahan bulan dan Itachi sudah mengunjungiku benar-benar aneh.

"Ehh kau tidak suka aku berkunjung kemari?" tanya Itachi pura-pura sedih, dia bahkan memasang wajah memelas khas anak anjing minta dipungut.

"Hahh bukan begitu Tachi, maksudku bukankah ini belum akhir bulan, lalu kenapa kau kemari?" jelasku padanya agar tak membuatnya salah paham.

"Hehehehe aku ingin sarapan bersama, bagaimana kalau kita pergi ke sungai Nakano?" tanya Itachi mengalihkan topik pembicaraan.

"Tachi...!" tegurku pada Itachi saat dia tak menjawab pertanyaanku dan malah mengalihkan topik pembicaraan.

"Ayolah pacarku sayang aku sudah lapar, aku ingin segera makan, kau fikir berapa jauh jarak Suna dan Konoha" rengeknya manja seperti anak kecil.

"Hahhh baiklah ayo pergi" sahutku pasrah. Jika Itachi sudah mengeluarkan jurus merengek andalannya aku benar-benar tak bisa berkutik lagi.

Setelahnya aku segera mengunci pintu apartemenku dan bergegas pergi ke sungai Nakano bersama Itachi dengan menaiki Kurama (motor sport Itachi yang berwarna merah).

Tak butuh waktu lama untuk sampai di tempat tujuan kami. Hanya sekitar 20 menit perjalanan menggunakan motor kami telah sampai di dekat sungai Nakano. Sesampainya di tepi sungai Nakano kami segera duduk di sebuah bangku yang memang disediakan disana sebagai fasilitas umum.

"Janji Seumur Hidup"Where stories live. Discover now