drie

568 101 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekarang disinilah Hitomi.

Di sekolah.

Hitomi tidak betah juga di rumah. Di rumah sepi. Tidak ada siapa-siapa. Ayahnya terlalu sibuk bekerja, Mama juga sama saja menurutnya.

Hanya saja sekarang mereka bergantian menjaga Hitomi di ICU.

Mereka hanya bisa menuntut Hitomi untuk sempurna.

Menuntutnya agar pintar seperti mereka. Pintar di bidang mereka.

Melelahkan memang.

Hitomi sudah terlalu kebal dengan semuanya.

Hitomi berjalan menyusuri koridor sekolah. Siswa-siswi berlalu-lalang.

Tentu saja mereka tidak bisa melihat Hitomi.

Hitomi tiba-tiba merindukan temannya. Bagaimana keadaan mereka setelah kecelakaan itu?

Tapi mendengar berita, nyatanya keadaannya lah yang paling parah sekarang.

"Aku harus gimana? Semua orang gak bisa lihat aku," gumam Hitomi sambil terus menyusuri koridor sekolah.

Hitomi masuk ke ruang lab komputer yang tidak terlalu banyak orang. Hanya ada beberapa murid untuk kepentingan tugasnya.

Mata Hitomi tertuju pada satu-satunya orang yang ia kenal. Karena yang lain adik kelas dan kakak kelas.

Hyungjun, murid dari tetangga kelasnya.

Hyungjun nampak sedang mengotak-atik komputer disana.

Hitomi ingin sekali memakai komputer disana. Ia ingin tahu, apa yang sedang dia alami sekarang.

Hitomi sampai sekarang tidak mengerti kenapa ia bisa berkeliaran bebas tanpa raganya.

Hyungjun tiba-tiba sedikit mendongak.

Mata mereka bersitatap.

Hitomi terkejut.

Hyungjun apalagi.

"H-Hitomi?" bisik Hyungjun pelan.

"Kamu bisa lihat aku? Bisa bantu aku?"




°•°•°




























"Gue indigo," Hyungjun memulai percakapan. Mereka sekarang tengah berada di perpustakaan. Dengan buku fisika di hadapan mereka.

Buku itu hanya alibi, agar mereka bisa berbincang lebih bebas. Karena perpustakaan jam itu sedang sepi.

"Mungkin itu kenapa gue bisa lihat lo," kata Hyungjun.

Hitomi yang duduk di sebelahnya mengangguk pelan.

"Gue kira lo udah sembuh tapi kan katanya lo koma," kata Hyungjun.

"Iya aku emang koma. Aku juga bingung, kenapa aku bisa keliaran gini. Kamu tau gak kenapa?" tanya Hitomi.

"Lo bukan doppleganger kan?" tanya Hyungjun dengan mata memicing.

"H-hah? Itu apa?" tanya Hitomi bingung.

"Oh berarti bukan. Bagus deh," kata Hyungjun lalu membolak-balik buku fisika.

Detik berikutnya Hyungjun menghela napas.

"Kamu ada kesulitan di pelajaran fisika ya?" tanya Hitomi hati-hati.

"Banget. Fisika bikin rapot gue gak bagus. Ada merahnya. Gue gak pernah bisa ngerti ama fisika. Heran," jawab Hyungjun.

"Mau aku bantu? Siapatahu kamu lebih bisa ngerti," tawar Hitomi.

Hyungjun nampak menimbang-nimbang.

"Boleh deh," kata Hyungjun akhirnya.

"Tapi, kamu bisa jelasin gak, sebenarnya aku ini kenapa?" tanya Hitomi.

Hyungjun sedikit merubah posisi duduknya agar bisa berhadapan dengan Hitomi.

"Kalau dilihat-lihat kamu ini persis kaya manusia biasa. Beda sama arwah-arwah yang berkeliaran," kata Hyungjun sambil menatap Hitomi.

Hyungjun mengubah cara bicaranya dari lo-gue menjadi aku-kamu ke Hitomi. Dia ngerasa gak enak soalnya.

Sedangkan Hitomi menatap Hyungjun bingung.

"Maksudnya?" tanya Hitomi.

"Maksudnya, kamu bener-bener kaya orang sehat. Gak pucat gak gimana. Gak kaya orang-orang sebelah yang sering aku liat," jelas Hyungjun.

Hitomi mengangguk perlahan.

"Gimana ya jelasinnya. Kamu kan lagi koma. Kondisi kamu itu di ambang-ambang. Kamu sama badan kamu itu cuma terhubung seutas tali. Kamu gak benar-benar lepas sama badan kamu," jelas Hyungjun.

Hitomi mengangguk. Ia mengerti sekarang.

Secara ringkas, ia masih terhubung dengan tubuhnya. Ia masih bisa kembali. Walau tidak tahu pasti kapan.

Itu sebabnya ia terlihat seperti orang pada umumnya. Tidak pucat seperti arwah-arwah yang sering Hyungjun lihat.

"Kenapa aku gak sekalian mati aja ya?" kata Hitomi.

"Hush! Kok gitu ngomongnya?" tanya Hyungjun kaget.

Hitomi hanya tersenyum tipis.

Cewek ini kenapa?

Cewek ini kenapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Out of Body ; Hitomi, HyeongjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang