HAFH - 12

16.8K 2.3K 92
                                    

Repub tanpa edit 28/7/20
11/11/20
22/6/21

Menggantungkan harapan dan kebahagiaan kepada orang lain sering kali mengecewakan tapi entah kenapa kita sering kali melakukannya dengan harapan bahwa orang yang kita cintai adalah pembawa happily ever after seperti kisah dongeng yang sering diper...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menggantungkan harapan dan kebahagiaan kepada orang lain sering kali mengecewakan tapi entah kenapa kita sering kali melakukannya dengan harapan bahwa orang yang kita cintai adalah pembawa happily ever after seperti kisah dongeng yang sering diperdengarkan ketika kita kecil. Seorang kesatria atau seorang pangeran yang menyelamatkan kita dan membawa kebahagiaan lalu tamat. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana jika di balik kata 'tamat' itu masih ada sebuah kisah yang tidak dituliskan mengenai kekecewaan karena terlalu menggantungkan kebahagiaanmu kepada orang lain? Kenapa sang putri harus menunggu seseorang untuk menyelamatkan dirinya? Kenapa tidak menaiki kuda lalu menyelamatkan dirinya dan orang lain seperti Mulan?

Sama halnya dengan kebahagiaan, kenapa tidak bahagia dengan diri kita dahulu sebelum menambahkan orang lain sebagai addition dari kebahagiaan itu? Lalu ketika menyadari kekecewaan menghantam kita dengan begitu keras bahwa yang mampu membuat diri kita bahagia adalah diri kita sendiri. Kita lalu memutuskan untuk menyendiri dengan alasan sendiri lebih menyenangkan dan lebih bahagia. Tetapi apa kita sadar bahwa kesendirian yang kita sukai itu adalah pelarian dari rasa takut tersakiti jika kita jatuh cinta?

Karena kita terlalu pengecut untuk meletakkan hati kita kepada orang lain dengan begitu banyak ketakutan yang mengikuti perasaan cinta yang mulai menjalar. Padahal kita tahu bahwa sebelum kata cinta ada kata jatuh, literally, jatuh. Jadi, jika kalian paham arti kata 'jatuh', maka sakit hati adalah salah satu kemungkinan yang akan terjadi, bukan? Meskipun kalian memiliki akhir dari hubungan itu dengan menikah, dapat dipastikan sakit hati dan kekecewaan tentu akan ada.

Baby, I've been there and done that.

Mahika membaca salah satu caption dari instagram favoritnya, instagram yang dia ikuti selama setahun belakangan ini. Dia menerka pasti orang ini juga pernah disakiti begitu dalam sehingga kata-kata yang dia sampaikan begitu mengena. Dia kemudian memikirkan perkataan Sagara kemarin mengenai kesempatan untuk mengakhiri penantian. Dia akui, dia nyaman dengan kesendiriannya setahun belakangan ini dna ketika membaca caption instagram @diaryikan tiba-tiba dia merasa tertohok. Apa dia sembunyi di balik kata 'nyaman sendiri' karena ketakutannya untuk menjatuhkan hati lagi?

Mahika membuka foto yang diambil oleh seseorang saat mereka di Charles Bridge kemarin setelaah Mahika mengambil foto orang itu dengan pasangannya, mereka memaksa untuk mengambil foto dia dengan Sagara. Ada satu foto yang Mahika suka karena itu candid. Foto ketika orang itu mengatakan sudah selesai mengambil foto tetapi secara tidak sengaja menekan tombolnya.

Fotonya dengan Sagara yang sedang menyenderkan badannya di tembong Charles Bridge sehingga dia bisa sedikit sejajar dengan Mahika yang lebih pendek darinya. Mereka tampak tengah sibuk memerhatikan kamera yang Sagara pegang dengan latar lampu-lampu yang masih menyala di sekeliling Sungai Vltava.

Oh, ngomong-ngomong soal Sagara. Hari ini dia meminta waktu sendiri pada saat Sagara menjemputnya pagi tadi. Dia memilih untuk berada disalah satu kedai kopi yang berada di dekat Charles Bridge. Tentu saja Sagara tadi mengantarnya sebelum meninggalkan wanita itu dengan kekalutan akibat ucapan Sagara kemarin.

Sagara sempat menanyakan dia butuh waktu berapa lama dan Mahika mengatakan sampai sore. Jadi sore nanti Sagara akan menjemputnya dan mereka akan makan malam bersama sesudah itu Sagara akan mengantarnya ke penginapan.

Bunyi bel yang berdenting di pintu menandakan seseorang telah berjalan melewatinya. Setiap bunyi itu terdengar di kuping Mahika dia otomatis menolehkan kepalanya kearah pintu. Entah ini sudah yang keberapa kali dia menolehkan kepalanya kearah pintu tetapi dia tidak juga menemukan bayangan pria itu. Mahika melirik jam di pergelangan tangan kirinya, pukul empat tepat. Mereka memang tidak janjian sore itu pukul berapa, tetapi itu tidak menghentikan Mahika menanti kedatangan pria itu.

Dentingan kembali terdengar dan Mahika kembali menoleh. Kali ini dia melihat Sagara dengan kemeja berbahan linen berwarna biru langit, celana khaki berwarna krem serta loafer yang berwarna senada dengan celananya. Rambut ikalnya terlihat berantakan dibanding ketika pagi tadi dia menjemputnya. Tidak perlu waktu lama bagi Sagara untuk menemukan wanita itu yang tengah duduk kursi dekat jendela, persis ketika dia meninggalkannya tadi. Rambut sebahu wanita itu kini sudah di kuncir ekor kuda, meninggalkan beberapa helai yang terjuntai ke lehernya karena terlalu pendek. Baju berkerah sabrinanya berwarna putih memperlihatnya tulang selangkanya yang membuat Sagara sering kali hilang fokus ketika berbincang dengan wanita itu. Sagara juga masih ingat betul wanita itu menggunakan rok bermotif bunga berwarna krem yang bergerak ketika wanita itu melangkah serta sendal dengan banyak tali berwarna krem yang Sagara baru tahu namanya sandal gladiator setelah dia meng-googlingnya tadi.

Bahkan Sagara tidak ingat kapan dia tertarik memerhatikan penampilan wanita bahkan sampai seniat itu untuk mencari tahu melalui google. Dia menatap mata wanita itu yang kini kuga menatapnya, senyumnya terbit tanpa dia sadari membuat Mahika kelimpungan menahan debaran yang tiba-tiba hadir kembali.

"Sudah selesai urusannya?" Tanya Mahika guna mengalihkan perhatiannya dari wangi Samudra yang tercium, oceanic. Mahika menerka apa saja yang mungkin di gunakan oleh pria itu hingga tercium aroma laut. Jo Malone Wood Sage and Sea Salt? Bvlgari Aqva Pour Homme Atlantiqve? Davidoff Cool Water Wave? Mahika memutuskan untuk mencatat semua dalam otaknya dan mencium ketiga wewangian itu nanti untuk memutuskan mana yang mendekati dengan parfum yang digunakan oleh Sagara.

"Sudah, hanya mampir kebeberapa tempat makan." Pria itu berucap sambil duduk.

"Kamu benar-benar suka makan ya?"

"Ya, makan menyenangkan. Pergi ke tempat baru membuatmu bisa belajar berbagai jenis kebudayaan melalui makanan. Bahan apa saja yang mereka gunakan, their spices."

"Memangnya apa pekerjaanmu?"

"Mulai tertarik ke hal pribadi, Mahika?"

Foto mereka aku up di ig @akudadodado yaaaa

Tu aku spoiler dikit cerita Tante Ikan wkwkwkw

Revisi 13/9/19

Revisi 13/9/19

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








Home Away From Home [FIN] Where stories live. Discover now