14. Dua Orang Yang Luar Biasa Mirip

89 11 10
                                    

"KAU apa?"

Itu adalah fajar yang cerah. Matahari terbit di ufuk dan membuat pepohonan dan rerumputan bermandikan cahaya keemasan yang memesona. Skuter putih yang dikendarai Andrea terparkir dekat pagar kayu yang membatasi ladang dan jalanan. Di kejauhan, domba-domba tengah merumput dengan bulu yang baru dicukur, kebiasaan peternak setempat pada tiap musim panas. Gadis itu berdiri bersandar ke pagar sembari menerima telepon 'darurat' dari Sully.

"Aku tahu. Aku minta maaf." nada suara Sully terdengar gugup bercampur muram.

"Apa--" Andrea nyaris kehilangan kata-kata, "Kenapa kau malah minta maaf padaku? Kau baru saja memberitahuku kau akhirnya jadian dengan Kylie! Ini berita bagus!"

"Hanya saja--" kali ini Sully yang kesulitan menemukan kata-kata, "...sejujurnya, awalnya kupikir kau dengan Matt akan berhasil. Makanya aku ingin menunggu kalian. Tapi..."

"Menunggu apa?" Andrea mengernyit, gagal paham.

"Well... kau dan Matt. Jadian." Sully terdengar jengkel, "Makanya aku menahan-nahan diri menyatakan perasaanku kepada Kylie. Aku hanya nggak kepingin kau... well... uh..."

Andrea terdiam.

"Maksudmu..."

"Maksudku..." Sully mendesah, "...Andy, ingat waktu aku pernah batal ikut tur sekolah ke Paris karena sibuk menangisi Mr. Waffles yang mati?"

"Anjingmu." Andrea teringat.

"Lalu kau memutuskan untuk batal pergi juga dan datang ke rumahku untuk mengubur Mr. Waffles bersamaku?"

"Ya... terus poinmu?"

"Poinku..." Sully lagi-lagi mendesah, "Andy, kau sahabat baikku. Dan aku nggak kepingin kau... sendirian di saat-saat kau sedih."

Rasanya masih sulit mempercayai bagaimana bisa dia mengenal seorang cowok yang luar biasa sensitif dan peka macam Sully. Seringkali, sifat Sully yang seperti itu merupakan hal yang disyukuri Andrea. Dia amat menghargai sikap Sully yang begitu memikirkan perasaannya. Tetapi sejujurnya, pada saat-saat seperti ini Andrea ingin cowok itu bersikap sedikit lebih egois. 

"Sully," Andrea memulai, "...aku sayang banget padamu dan aku benar-benar menghargai kepedulianmu. Aku tahu aku sempat terpukul soal Matt, tetapi kumohon... kau bisa lakukan apapun yang kauinginkan. Aku menolak kauanggap cewek yang se-menyedihkan itu. Jangan berpikir kalau aku bakal merasa tertinggal kalau kau jadian dengan seseorang yang kausukai."

Sully menggerutu.

"Aku tahu. Maaf. Aku sudah menduga kau akan ngomong kayak gitu. Di samping itu... kurasa aku juga terlalu pengecut untuk mengakui bahwa aku takut menghadapi Kylie."

"Takut? Yang benar saja. Apa kau tahu seberapa muaknya aku dan Pris tiap kali Kylie ngomongin soal betapa sempurnanya mata dan aksenmu?" Andrea bergidik jengkel, "Dan berhentilah minta maaf!"

"Oke-oke... maaf!"

Yang mengherankannya, Andrea belum menerima setitikpun kabar dari Kylie sendiri. Normalnya, cewek itu tidak bisa menahan diri membocorkan hal sekecil apapun menyangkut dirinya kepada Andrea dan Priscilla. Andrea curiga Sully mengatakan pada Kylie bahwa cowok itu ingin jadi yang pertama memberitahu soal hubungan mereka kepada Andrea, mungkin karena itu Kylie bungkam.

Georgia dengan baik hati--walaupun wanita itu sehari-harinya memang selalu seperti seorang malaikat--memberi Andrea cuti hari ini demi mengantarkan Lucas ke bandara Birmingham, yang memakan waktu sekitar satu setengah jam dari Cotswolds. Lucas sudah mengembalikan kombi birunya ke titik pengambilan terdekat dari pusat kota. Karena itu, Andrea berkendara dengan skuter putihnya menuju penginapan untuk menjemput Lucas.

The Boy Who Talked To The TreesWhere stories live. Discover now