~27~

402 57 198
                                    

"Niki ternyata ada di sini selama ini," lirih Yoo Mi di dalam hati, Yoo Mi memang sengaja mengikuti Jihoon saat sepulang sekolah tadi, akhirnya Yoo Mi menemukan dimana sahabatnya berada. Kini Yoo Mi hanya bisa membekap mulutnya dengan tangannya sendiri karena terkejut, beriringan dengan air mata yang tidak berhenti mengalir menatap ke arah Niki yang sedang tertidur pulas dengan Jihoon yang menjaganya.

"Kenapa kak Jihoon merahasiakan semua ini? Apa dia tidak mau jika semua orang tahu kalau Niki sekarang mengalami penyakit kejiwaan seperti ini?"

Yoo Mi segera bersembunyi di balik tembok saat melihat Jihoon yang sedang melangkahkan kakinya keluar dan segera bergegas untuk masuk ke ruangan Niki.

Dengan langkah pelan Yoo Mi mendekati ranjang gadis itu, dia terlihat sangat kacau dengan keadaan rambut yang berantakan, tangannya bahkan banyak bekas sayatan yang mulai mengering.

Yoo Mi sudah mengenal gadis ini sejak dia masih kecil, tak heran bagaimana terpukulnya Yoo Mi saat melihat sahabatnya terbaring di tempat yang seperti ini.

Yoo Mi bahkan selalu merasa jika dia tak berguna sebagai seorang sahabat, apa gunanya dia jika Niki tidak pernah menceritakan masalahnya sehingga ia memikulnya sendirian.

Tidak ada orang lain yang bisa menjadi teman bicara saat ia mendapatkan masalah, Suga bahkan pernah mengatakan pada Yoo Mi jika Niki sering sekali berbicara sendirian di kamar saat waktu tertentu membuat Yoo Mi paham jika semua yang di rasakan oleh Niki terasa begitu berat di hidupnya.

"Niki," Yoo Mi mengelus rambut sahabatnya lalu terduduk di atas kursi di samping ranjang dengan mata yang tidak pernah berhenti untuk menatap gadis itu.

"Kenapa lu seperti ini? Gue rindu lu yang selalu memarahi gue karena bercandaan gue, gue rindu saat lu berbicara panjang lebar menceritakan semuanya ke gue, gue rindu saat lu memarahi gue yang sedang bertengkar dengan Minhyun, gue rindu semua yang pernah kita lewati, mana Niki yang selalu ceria? Gue rindu lu, anak gue yang selalu ngadu kalau Jungkook bikin lu kesal atau curhat masalah perasaan lu yang sulit di artikan pada Jihoon." Ucap Yoo Mi yang kini malah menjadi terisak, dadanya benar-benar sesak sampai ia harus memukulnya beberapa kali.

"Hei," lanjutnya lagi sembari menggenggam erat tangan sahabatnya, "Gue tahu lu pasti kuat kan? Ayo kembali seperti dulu, lu bilang lu mau nonton konser EXO sama gue buat ketemu sama Chanyeol?"

"Lu juga pernah bilang kan kalau lu mau pergi ke korea dengan angan-angan yang selalu saja membuat lu tertawa karena memikirkannya saja."

"Lu bilang, lu tidak akan membiarkan gue menangis, tapi lu malah bikin gue menangis sekarang."

"Lu juga bilang lu mau jalan-jalan ke gunung kalo kita sudah punya pacar kan? Ada cowok yang rela bolak-balik kesini hanya untuk menemani lu, jadi cepat pulih sayangnya mami." Ucap Yoo Mi yang kini mengecup kening sahabatnya, namun sebelum Yoo Mi melangkahkan kakinya keluar, Jihoon sudah memergokinya sehingga dengan segera Jihoon menyuruh Yoo Mi untuk ikut bersama dengannya ke taman belakang.

***

"Lu kenapa ga pernah bilang kalau Niki itu ada di sini?" Tanya Yoo Mi yang kini sudah terduduk di kursi taman bersama Jihoon.

"Gue punya alasan untuk ini, Mi." Jawabnya sembari mengepalkan tangannya.

"Jadi, karena gue sudah tahu, gue akan terus kesini buat nemenin sahabat gue, dia bakalan sembuh karena dapat banyak dukungan kan? Tapi kenapa lu bahkan tidak mengatakannya pada bang Suga?"

"Gue cuma takut kalo bang Suga tahu, dia bakalan nyalahin dirinya sendiri, ini semua kan akibat dari masalah dia juga." Yoo Mi tampak mengangguk lalu menggenggam erat tali ransel miliknya sebagai tanda jika dia membutuhkan kekuatan dari sana.

"Gue ngerti kak, makasih sudah mencintai sahabat gue, gue tidak mengerti bagaimana lagi cara gue untuk berterima kasih sama lu, lu bahkan rela bolak-balik kesini cuma buat jagain dia, jadi, gue akan bantuin lu untuk jagain dia juga. Gue janji tidak akan pernah ada yang tahu masalah ini." Jihoon tampak mengangguk sedangkan Yoo Mi kini sudah bangkit dari duduknya dan berlalu pergi untuk pulang ke rumah, ia berjanji akan kembali sepulang sekolah besok, setidaknya Niki memang punya beberapa orang yang masih menyayanginya hingga saat ini.


My Psycopath Brother and My Love Story Where stories live. Discover now