(38) Jatuh

1.8K 66 11
                                    

🍳🍳

Berharap pada sesorang terlalu tinggi hanya membuatmu jatuh lebih dalam.

~Karina Valenssia

🍳🍳

"Kita mau kemana, Kak?"

"KUA kalau perlu."

KARIN terdiam di tempatnya dengan mata melotot. Katakan siapa yang tidak terkejut jika seorang cowok yang disukai mengatakan itu pada kalian? Bukankah itu kode keras? Namun, Kevin sendiri tidak memberikan kepastian apapun pada hubungan mereka. Jadi, sekarang tentu masih teman bukan?

"Becanda, gitu aja kaget. Buruan naik!" Lanjut Kevin.

"Seriusin juga gak papa, kok." Jawab Karin dengan senyum sumringahnya. Kode lagi? Namun, sepertinya Kevin tak kunjung menyadarinya.

"Hm?" Sayangnya kata-kata Karin hanya lewat saja. Karin pun menggeleng dan segera naik ke motor Kevin.

"Kita mau kemana, Kak?"

"Diem."

Karin merenggut mendengarnya. Padahal ia bertanya baik-baik. Setelah beberapa lama, motor itu tak kunjung dijalankan oleh si driver.

"Kok nggak jalan?" Tanya Karin bingung.

"Turun."

"Hah?"

"Turun." Ucap Kevin lagi dengan penekanan. Karin pun menurut saja. Ia segera turun dari motor Kevin dengan merenggut.

Kevin sedang kesalkah sama Karin.

"Udah." Jawab Karin setelah turun dengan wajah murung.

"Gue lupa mau makein helm." Kevin pun mengambil helm yang berada di antara kedua kakinya dan memasang helm itu pada Karin.

Karena perbuatan kecil itu senyum Karin kembali terbit. Ia benar-benar tak menduga jika Kevin akan melakukan itu.

"Naik."

Kembali, Karin naik ke motor dengan senyumnya. Ia sekarang tak peduli lagi Kevin akan membawanya kemana, yang penting sampai.

Beberapa menit setelah berkendara yang diisi dengan percakapan panjang Karin dan jawaban singkat Kevin, mereka pun sampai di depan gedung perusahaan milik ayah Kevin, tempat Papa (Om Nawas) Karin bekerja. Karin turun lalu melepas helm ketika mereka sudah di basement.

"Kak Kevin mau ketemu Ayah duanya Karin?" Tanya Karin spontan. Kevin menangguk lalu meletakan helmnya di atas jok.

Kevin pun berjalan mendahului Karin membuat cewek itu langsung mengejarnya dan mensejajarkan langkah.

"Kak Kevin mau ngapain ketemu Ayah dua Karin?"

"Liat aja nanti."

"Tapi, Karin maunya sekarang."

Kevin memencet tombol yang bertuliskan angka 7 dan lift pun tertutup. Hanya ada mereka berdua di dalam lift itu. Kevin berbalik menghadap Karin.

KARIN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang