24: Over

4.7K 434 32
                                    

“I don’t care how long it takes, I know you'll be worth the wait.”
—HONNE, Location Unknown—

-

Sifra Lee

Jungkook menaikkan alisnya dan ia menyilangkan tangannya didadanya. Kemudian ia bertanya, “begitukah, Sifra? Aku keluar sebentar dan kau membiarkan Jimin masuk. Dan juga kau—astaga! Dia menyentuhmu, Sifra. Dia menyentuh milikku. Kau kekasihku.”

“Sebentar?”

“Sif, aku bekerja!”

“Sebenarnya aku tidak ingin membahas ini, tapi kurasa, kau mulai keterlaluan, Jungkook. Aku tidak suka caramu memperlakukan Jimin seperti itu.”

Jungkook tertawa sarkas, “kenapa? Kau tidak terima karena aku menarikmu darinya? Kau ingin bersamanya, meski kau tahu bahwa kau adalah kekasihku? Where the hell is your fucking brain is? You have to know that you’re mine! You. Are. Fucking. Mine.

“Jungkook, bukan begitu.”

“Lantas apa?! You love him, Sifra. And I’m your boyfriend. So what am I to you?” Tanyanya. “Aku benar-benar kecewa padamu, Sifra.”

Aku mengacak rambutku. Oke, ini semua memang salahku. Seharusnya aku juga sadar bahwa Jungkook adalah kekasihku, namun aku terlalu dekat dengan Jimin. Perasaanku juga masih sepenuhnya tertuju untuk Jimin. Itu kesalahan terbesarku karena telah mencintai Jimin.

Tapi, aku bisa apa? Aku tidak bisa menyesal pada takdir. Itu hanya akan membuang-buang waktu saja, menyesali sesuatu yang tidak akan pernah bisa dikembalikan lagi. Didunia ini, tidak ada perandaian dengan kalimat "jika". This is real life. Shit happens.

Jungkook menarikku kedalam pelukannya. “Please, I’m jealous. So fucking jealous, Sifra. You are my girlfriend and I don’t want any man to come near you. Even though he’s just your best friend, but you have a feelings for him.

“Kita hanya bicara saja.”

“Apakah itu terlihat bicara jika seorang lelaki menangkup wajah wanita dan berbisik, "I want to kiss you."—itu masuk akal untuk dikatakan sebagai suatu pembicaraan?”

“Kau harus percaya padaku! Tadi itu tidak seperti apa yang kau lihat. Oke, memang benar bahwa Jimin berusaha untuk menciumku. Tapi aku tahu bahwa dia tidak akan pernah berani menyentuhku melebihi batasnya. Jimin tahu bagaimana menyikapi dirinya sendiri saat berhadapan dengan seseorang. Kau tidak seharusnya berlaku kasar kepadanya, Jungkook.”

Jungkook berdecak. “Kau masih membelanya? Sif, buka matamu! Dia berniat untuk menciummu. Astaga, aku tidak tahu bahwa kau bisa tidak peka dengan gerak-gerik lelaki? Jika dia berani melewati batas menyentuh tanganmu dan kau memberikan akses, maka itu akan terus berlanjut pada hal lainnya. Semua laki-laki itu sama. All men in the world are the same, Sifra. You just don’t know about it yet.

“Ini yang aku tidak suka darimu, Jungkook.”

“Apa? Kau tidak suka aku yang berisik dan cemburu?”

“IYA!”

THAT’S BECAUSE I DON’T WANT TO SHARE YOU WITH ANYONE. YOU ARE MINE, GOD-FUCKING-DAMMIT!”

Lalu, secara tiba-tiba, Jungkook menarikku dan mempersatukan bibir kami. Ia menekan kepalaku sembari bibirnya bergerak disekitaran bibirku dengan begitu kasar. Sebelumnya, Jungkook tidak pernah sekasar ini.

BABYSITTERWhere stories live. Discover now