Extended Chapter, Part 2

3.5K 297 1
                                    

Sifra Jeon

Setelah mengatakan itu, aku segera pergi ke rumah Jimin dan Seolhyun lagi. Aku menangis dengan ditemani oleh kedua orang itu.

Jimin ingin memarahi Jungkook. Memukulnya agar bisa sepadan dengan sakit hati yang kurasakan. Tapi aku tidak membiarkannya. Aku ingin Jungkook sadar diri.

"Seol, Jim—aku ingin pergi. Bisakah aku titip anak-anakku untuk sementara waktu sampai aku kembali? Jika aku tidak kembali, maka tolong bantu Jungkook merawat mereka. Kumohon."

Jimin menggeleng, "kau tidak akan pergi kemana-mana. Sifra, Jungkook kali ini sudah kelewatan. Aku tahu bahwa dia memang lelah dalam menghadapi pekerjaannya yang menumpuk. Tapi tidak begitu caranya, Sifra. Dia tidak seharusnya melampiaskan amarahnya kepadamu. Tidak seharusnya kalimat itu keluar dari mulutnya jika dia mengaku bahwa dia suamimu."

"Tolong titip anak-anakku. Jaga mereka. Bantu Jungkook. Kumohon, Jim, Seol,"

-

Jeon Jungkook

Sifra pergi. Tentu saja. Aku sudah begitu kelewatan terhadapnya kali ini. Tidak seharusnya aku mengatakan kalimat menyakitkan seperti itu padanya. Tapi aku hanya emosi dan aku ingin melampiaskan kekesalanku. Itu saja.

Aku tahu kemana dia pergi. Pasti ke rumah Jimin dan Seolhyun yang letaknya tak begitu jauh dari rumahku. Maksudku, rumah kami—rumah aku dan Sifra, dan anak-anak kami.

Ketika aku memencet bel rumahnya, Jimin membukakan pintu. Bersama dengan istrinya, Park Seolhyun. Aku bertanya, "dimana Sifra?"

"Kau masih punya otak?"

"Jimin, tolong jawab."

"Tidak tahu."

"Jim—"

"You hurt her. I told you I will gonna break your skull if you ever hurt her feelings!"

Aku membasahi bibirku. "Iya, aku tahu aku salah." Ujarku, "tapi kumohon, katakan dimana keberadaan Sifra."

"Tadi dia memang kemari. Menangisi dirimu yang tidak berguna!" Jimin mengatakan itu dengan kalimat yang begitu sarkas. Oke, aku pantas menerima itu, memang. "Tapi sekarang Sifra tidak ada di sini. Dia sudah pergi."

Aku terkejut. "Ke mana?"

"Entahlah. Dia mengatakan ingin pergi ke suatu tempat yang sejuk dan dingin. Ingin menjauhimu untuk sementara waktu—atau mungkin selamanya? Aku tidak tahu."

Seolhyun maju selangkah dan ia memberikan sesuatu padaku. "Meski aku membenci dirimu karena telah membuat Sifra menangis seperti itu, tapi kurasa, kau berhak untuk tahu. Sifra menitipkan surat padaku. Bacalah, siapa tahu ada petunjuk tentang di mana keberadaannya."

Aku mengambil secarik surat itu dari tangan Seolhyun. Perlahan, kubaca kata demi kata yang dituliskannya di sana.

Dear . . . you,

I love you. I know you don’t want to hear it for now. You don’t even want it; you’ve said this to me enough times but I have to say it because it’s my truth.

You were rude to me. And you were mean. Sometimes you more than me but nonetheless, it made me mad. It made me bitter. It made me sick to my stomach. I understand why now. Because I loved you and I wanted you to love me back. I feel so stupid for even wanting you to feel the same way as I am. That's how much I love you, Jungkook.

But enough about me. I want to talk about you. I want to tell you your truth; The truth is that you love me, too. You’ve loved me as long as I’ve loved you. When you turned and laid your eyes on me that first day, you felt something too. Something that I felt in my stomach, you probably felt in your chest. For me it was the butterflies and for you, it was a spark, maybe. A spark different than any other you’d felt. That spark that made you want to be better. Because you come from a place of hate. You come from a place that made you think love is a weakness. So every time you felt something for me, you smashed it with your own hands. You hurt me. You made me cry. You made me want to resent you. And in that, you resented yourself.

I want you to know that your secret is safe with me. I’ll never tell anyone that you made the mistake of falling in love when that was the last thing you wanted for yourself. I’ll never tell anyone that we’re made for each other. That our souls are made of a matching fabric. Or that we’re written in the stars. All I’ll do is watch them. The stars, I mean. Every night from wherever I am. All I’ll do is remember you and remember the time we had.

It’s every lover’s wish to be with the one they love. But I’ll never wish for more time with you. I’ll pray that we never cross each other’s paths. That this be our last meeting. Because this love that I have for you, I’m very protective of it. I know if I stay, you’ll kill it one day. You’ll take it away from me. And I can’t let that happen. I want to love you till the end of time. Till the moon goes dark and the stars fade out.

Sincerely yours, me.

Aku merasa bodoh sekarang. Aku menyesali perbuatanku dan apa yang telah kukatakan kepadanya. Aku begitu mencintainya, tapi egoisme dalam diriku tidak ingin mengalah dan justru aku berbuat hal bodoh seperti ini.

Air mataku jatuh. Aku butuh Sifra. Aku harus menemukannya.

"Jim, Seol, tolong jaga anak-anakku untuk sebentar saja. Setidaknya sampai aku bisa mendapatkan Sifra kembali."

"Jungkook—"

"I'm not too late, am I?"

Seolhyun menggeleng. "No. Go chase after her! Find her and bring her back."

Aku segera berlari untuk mengambil mobilku.

Aku pergi untuk menemukannya. Not because she’s mine but because I’m hers. Because she knew that even before I knew it myself. Aku tahu bahwa aku salah. Aku egois, memang. Sifra tidak salah di sini.

Aku tidak bisa membiarkannya pergi. Aku tidak ingin kehilangannya lagi, untuk kesekian kali.

She’s never looked braver, sweeter, more vulnerable and more like the girl I don’t deserve. But I can’t leave her alone. I won’t let her go out in the world, thinking she’s alone. That no one knows who she is or what her name is.

Namanya Sifra dan aku jatuh cinta padanya—sejak empat tahun yang lalu, saat pertama kali kutatap matanya yang begitu indah, berwarna biru. Aku jatuh dalam pesonanya. Mata biru pekat miliknya itu seakan-akan menusuk relung hatiku begitu dalam hingga aku tidak bisa pergi kemana-mana. Hanya dengannya. Hanya jatuh cinta padanya.

Tell me that I'm not too late. Tell me that she will come back to me, forgive me and we can move past this. Kami bisa menjalani hidup kami seperti biasanya, yang didasari dengan cinta yang tulus.

Sifra, please wait for me. Wait a little bit. I will find you. I'll follow you. No matter how far. Because we were made for each other.

Without you, there's no me. Please baby, wait for me.

BABYSITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang