Kau adalah satu paket terindah yang pernah kumiliki. Sejauh apapun aku pergi, kertas yang telah kau coret didalam hati, tak akan pernah mati. Semua telah ku susun di setiap jengkal ingatan ini. Senyum, tawa, air mata, emosi, dan semua hal yang pernah kita lalui, adalah sebuah paket yang telah terbungkus rapi dan selalu siap dibuka kembali dalam cerita esok hari.
Kalimat sepanjang itu akhirnya gue hapus juga, padahal gue udah sejam duduk ngangkang di toilet buat mikirin kalimat itu. Sebenarnya gak karena itu juga si, tapi gara gara toiletnya tersambung wifi.
Gue putuskan buat matiin display smartphone gue, memasukkannya ke kantong celana yang tergantung di depan gue dan kembali konsentrasi penuh melanjutkan produksi limbah usus dua belas jari di toilet ber-wifi ini.
Oke gue ralat biar gak ribet, gue lagi boker.
Tapi gak lama kemudian, kantong celana gue bergetar
"Sialan" batin gue
Disaat gue udah menemukan posisi yang nikmat dan cihuy, negara api datang menyerang memecah situasi.
Kenapa harus negara api sih ?
Negara yang lain kemana ?
Nitip absen ?
Gue pandangi celana gue yang baru saja bergetar pertanda notifikasi masuk. Disatu sisi gue terlanjur nyaman dengan posisi gue, tapi disisi lain gue penasaran dengan isi notif itu.
Akhirnya gue rogoh juga kantong berisi Android putih ini karena penasaran, siapa tau dibalik notif itu ada Pevita Pearce yang nge-Direct Message gue atau ngajak makan siang bareng.
Namanya juga siapa tau, walaupun tingkat kemungkinannya
Minus 1 persen
Gue buka Instagram dan membaca pesan si kampret yang merusak nge-date gue dengan toilet pagi ini
Si Kampret : Lo kemana aja si ditungguin juga ?
Gue : Nunggu apaan, nunggu buat ngerecokin mood gue ?
Si Kampret : Hahaha ya nggak gitu juga, ya masak lo nggak dateng si
Gue : Ngapain ? kayaknya gak penting juga gue ada disana
Si Kampret : Serah lo dah, kalo lo bunuh diri kabarin, biar gue siapin pestanya
Gue : Kampreetttt
Setelahnya gue hanya terdiam selepas berbalas pesan dengan si kampret ini. Sejenak kemudian gue ketik sebuah kalimat yang tiba tiba terlintas di depan gue
Kamu akan selalu hidup disini
Gue kirim ucapan itu di instastory gue dengan background hitam.
Kan gak mungkin background gambarnya foto selfie gue yang lagi ngangkang gini.
Tapi setidaknya untuk semua hal dan waktu yang pernah terlewati, Kamu adalah saksi bisu yang tak lekang oleh waktu. Kamu dengan sejuta cerita yang terngiang dalam nafasku . Kamu yang menjadi bait awal dari lembar cerita baru.
When I see You
18 Tahun yang lalu.....
Tepat di tahun 2010
YOU ARE READING
When I See You
Teen FictionKita merupakan bagian dari masa lalu. Suka atau tidak, semua hal yang terjadi hari ini berawal dari masa lalu. Terkadang sulit dikenang, terlalu buruk, atau bahkan tak dapat diungkap dengan suara. Semuanya akan menjadi sebuah cerita yang suatu hari...