13.Malu

1.5K 45 0
                                    

Happy reading.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.




****

Semua murid masih menertawakan Arrabelle yang tengah berdiri di depan kelas dengan menundukkan kepalanya. Satu kata yang terlintas di pikiran Arrabelle adalah, malu. Pertama kalinya Arrabelle di ejek dan di tertawai oleh banyak orang termasuk guru barunya.

Jika di bandingkan dengan sekolah lamanya yang berada di Prancis, sangat berbeda sekali.

Di sekolah lamanya Arrabelle tidak pernah di perlakuan seperti ini oleh semua murid, bahkan kebalikannya. Di sana Arrabelle di hormati dan di segani oleh teman-teman sekelasnya, dan tidak ada yang berani menghinanya.

Jika saja ada salah satu murid yang menghinanya, maka Arrayan sang kekasih tidak akan tinggal diam. Arrayan akan bergerak cepat untuk memberi peringatan kepada murid tersebut, bahkan sampai ada yang di keluarkan hanya karena masalah sepele.

Namun saat ini Arrayan sepertinya tidak bisa bergerak bebas untuk menghukum atau mengeluarkan murid-murid yang menghina Arrabelle. Karena saat ini keadaannya sudah berubah, Arrabelle bersekolah di sini hanya karena menyelesaikan misinya untuk mencari pembunuh kakaknya. Dan mau tidak mau Arrayan hanya bisa mengawasinya dari kejauhan saja.

Arrabelle heran dengan orang-orang jaman sekarang, mengapa mereka hanya melihat seseorang dari penampilan dan hartanya saja? Memangnya kenapa dengan penampilan yang Arrabelle pakai saat ini? Apakah penampilan Arrabelle merugikan mereka?

Setau Arrabelle berpenampilan seperti ini sah-sah saja, tidak ada larangannya di sekolah ini, lalu mengapa mereka mengejek Arrabelle sampai segitunya? Apakah orang tua mereka mengajarkan sopan santun kepada anaknya?

Arrabelle masih terus menundukkan kepalanya kebawah,ia sangat malu di ejek seperti itu oleh semua murid, bahkan tawa mereka pun masih belum reda, dan terus menghina Arrabelle yang berpenampilan cupu.

Setelah lima menit berdiri di depan kelas, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Sontak semua murid yang sedang menertawai Arrabelle langsung berhenti, dan langsung menengok ke arah pintu kelas.

Betapa terkejutnya mereka saat melihat seseorang yang berdiri di ambang pintu dengan memakai baju kemeja warna putih, lalu lengan bajunya di gulung sampai sebatas siku. Sehingga membuat murid-murid di buat ternganga olehnya.

Arrabelle yang merasa penasaran dengan seseorang yang datang ke kelas barunya, akhirnya ia menoleh juga. Dan Arrabelle pun sama terkejutnya dengan murid-murid yang lainnya. Tak di sangka jika orang yang selalu ada di pikirannya datang menghampiri Arrabelle, bahkan sampai ke kelasnya.

Ya, orang itu adalah Arrayan, Arrayan sedari tadi sudah berdiri di depan kelas Arrabelle, dan Arrayan melihat jelas bagaimana murid-murid dan guru memperlakukan Arrabelle. Sungguh Arrayan sangat tidak terima jika kekasihnya di perlakuan seperti itu.

"Arrayan." Gumam Arrabelle pelan, dengan bola mata yang hampir saja keluar, saat melihat Arrayan berdiri di ambang pintu.

Arrayan tersenyum hangat ke dalam kelas, dan tentunya senyum Arrayan tertuju hanya untuk Arrabelle seorang. Namun murid-murid yang melihatnya merasa senyuman tersebut untuk mereka, sehingga membuat murid-murid berteriak histeris, dan tentunya murid perempuan.

"Permisi." Ucap Arrayan mencoba untuk bersikap sopan kepada guru yang berdiri tepat di samping Arrabelle.

Bu Rita sempat terbengong saat melihat anak pemilik sekolah datang memasuki kelas yang sedang ia ajarkan. Mendengar ucapan Arrayan barusan, seketika Bu Rita tersadar dari lamunannya. Bu Rita langsung saja merubah ekspresi wajahnya dengan seramah mungkin.

MISSION LOVE (End)Where stories live. Discover now