Chapter 15 || Flower's Heaven

4.9K 506 55
                                    

🌻Happy Reading🌻
.
.


Naruto dan Izumi tidur berbaring saling berhadapan.

"Aku adalah sepupu jauh dari Itachi dan Sasuke, dari kecil aku sudah mengenal Sasuke. Dulu, dia anak yang manis, selalu menempel pada Itachi kemana pun kakaknya itu pergi." Izumi mulai bercerita mengenai hubungannya dengan dua kakak beradik itu.

Naruto tersenyum, bisa ia bayangkan betapa manjanya Sasuke pada kakaknya dulu. Dia pun juga begitu pada kedua kakaknya.

"Waktu terus berlalu, saat Sasuke beranjak remaja, ia mulai melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Ayah yang selalu berbuat kasar pada ibu dan ibu yang setiap hari menangis karena kekasaran sang ayah. Sejak saat itu, Sasuke berubah dari anak yang manis menjadi pribadi yang dingin dan kasar. Di sekolah ia sering berkelahi, tak jarang Ibu mertua harus menyelesaikan masalahnya di sekolah. Dan sampai di rumah, Sasuke selalu mendapatkan kemurkaan sang ayah, ibu yang membela justru akan menjadi sasaran amukan ayah mertua pada akhirnya."

Mata Naruto sudah berkaca-kaca kala mendengar cerita Izumi. Ia tidak menyangka jika Sasuke mengalami hal yang begitu memprihatinkan di masa di mana dia seharusnya mendapatkan limpahan kasih sayang dan perhatian kedua orang tuanya.

"Selain itu, Sasuke juga menjadi tertutup. Ia hanya diam setiap kali ditanya oleh Itachi. Hari-harinya hanya dihabiskan dengan bertengkar, bermenung dan melawan pada ayah Fugaku. Aku rasa waktu itu ia sama sekali tidak mempunyai teman," lanjutnya.

Naruto juga mengalaminya, sama dengan Sasuke, ia pun tidak memiliki teman. Sekolah selalu home schooling, pergaulannya dibatasi, ia hanya bertemu teman sebayanya saat ada acara perayaan, pesta dan sejenisnya.

"Aku menceritakan hal ini padamu karena aku lihat Sasuke dekat denganmu. Tadi saja dia seperti orang frustasi karena takut kau meninggalkannya," terang Izumi.

"Tapi Izumi-san mendengar sendiri kan alasan dia menahanku di sini? Aku cuma dijadikannya pembantu," lirih Naruto sendu.

Izumi tergelak. "Aku yakin Sasuke tidak bermaksud seperti itu, ia hanya susah untuk mengungkapkan alasan sebenarnya karena terlalu gengsi, tapi percayalah, dia sudah nyaman bersamamu hingga ia merasa takut kehilanganmu," jelas Izumi.

Naruto terdiam dan berpikir. 'Masa sih Sasuke-san seperti itu? Mana mungkin dia takut kehilanganku? Memang aku siapanya?'

Izumi tiba-tiba meraih tangan Naruto dan menggenggamnya. Matanya serius menatap Naruto. "Aku mohon padamu, jangan tinggalkan Sasuke, ya? Selama ini dia hanya sendiri, aku yakin dia pasti butuh teman sepertimu. Teman yang tidak hanya menemani, tapi juga bisa menjadi sandaran untuk berbagi suka dan duka bersama," pinta kakak ipar Sasuke itu memelas. "Kalau bisa menjadi teman seumur hidup. Amin," lanjut Izumi membatin. Ia sangat menyukai Naruto bahkan saat pertama mereka berjumpa. Ia yakin Naruto adalah gadis yang baik dan bisa mendampingi adik iparnya, Sasuke. Untuk itu, tidak salah 'kan dirinya mengambil langkah awal seperti ini. Berharap saja semoga yang dicita-citakannya suatu saat nanti akan terwujud. Tinggal bagaimana Sasuke dan Naruto melanjutkan langkah yang telah ia buat agar bisa bersama.

Naruto masih terlihat memikirkan permintaan Izumi. Ia memandangi lagi wajah ibu satu anak yang tetap mempertahankan wajah memohon itu, tak tega rasanya jika menolak, akhirnya Naruto mengangguk. Ia berjanji, tidak akan meninggalkan Sasuke kecuali pria itu sendirilah yang menginginkannya pergi.

The SunFlower (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang