Chapter 28 || Sweet Moments

4.1K 451 21
                                    

🌻Happy Reading🌻
.
.


Sasuke memutar tubuhnya ke arah kanan, kiri dan kanan lagi. Sudah beberapa kali berputar tapi matanya masih belum bisa terpejam. Rasa rindu pada Naruto menjadi penyebabnya. Sedari pulang bekerja tadi, Sasuke tak sempat memiliki waktu berdua dengan sang kekasih karena Mariya yang tak mau lepas dari Naruto.

Jika dibiarkan begini terus, matanya bisa menghitam karena kurang tidur. Ini tidak boleh terjadi karena besok ada jadwal pemotretan, wajahnya akan terlihat tidak fresh. Ia harus menuntaskan ini semua.

Sasuke bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar menuju pintu kamar Naruto.

Tok... tok... tok...

Mengetuk pelan pintu agar Mariya yang mungkin sedang tidur tidak terjaga. Tidak ada sahutan, sekali lagi ia mengetuk pintu.

Cklekk

Naruto membuka pintu dengan penampilan mau tidurnya. Baju kaus putih sedikit longgar dipadukan dengan training berwarna hitam sampai mata kaki, rambutnya digerai dan sedikit kusut.

"Mariya sudah tidur?" tanya Sasuke.

"Sudah."

"Kau mengantuk?" tanyanya lagi.

"Ya, tapi tidak terlalu."

"Ayo, temani aku!" Sasuke langsung menarik tangan Naruto pergi setelah menutup pintu di belakangnya. Ia membawa Naruto ke ruang tamu apartemen. "Tunggu sebentar ya!" pintanya.

Naruto mengangguk dan duduk di atas sofa. Beberapa saat kemudian Sasuke datang membawa selimut dari dalam kamarnya.

"Ayo!" Sasuke menggandeng Naruto menuju balkon apartemen. Gadis itu menurut saja kemana Sasuke membawanya.

Sampai di balkon, di sana terdapat sofa santai, Sasuke sedikit mengaturnya sementara Naruto menuju pagar pembatas untuk menatap langit malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sampai di balkon, di sana terdapat sofa santai, Sasuke sedikit mengaturnya sementara Naruto menuju pagar pembatas untuk menatap langit malam. Hawa malam di musim panas tidak terlalu dingin dan langit pun dihiasi kerlipan bintang-bintang. Apartemen Sasuke berada satu lantai di bawah apartemen paling tinggi, dari sini langit terlihat dekat.

"The sky is so beautiful," ucap Naruto kagum.

"Tapi tak seindah dirimu." Sasuke datang memeluk Naruto dari belakang dan berbisik di telinganya.

"Sasuke-san." Naruto merinding saat hembusan napas Sasuke menggelitik di area lehernya. Dagu pria itu juga ditaruh di atas bahunya, membuat jantung mulai berdetak tak normal.

The SunFlower (END)Where stories live. Discover now