Chapter 15

2.3K 193 18
                                    

"Kak, aku sama anin udah pacaran" Ucap G pada shani yang duduk di sampingnya.

Shani yang sudah terlihat pucat, makin dibuat pucat dengan pengakuan G padanya.

"Oh ya? Kapan?" Tanya shani yang pura-pura terlihat tegar di depan G.

"Tadi di sekolah. Nembaknya sih kemarin siang, tapi aku baru jawab tadi" Jawab G

Shani mencoba tersenyum di hadapan G, walaupun hati nya agak sesak mendengarnya.

"Selamat ya. Kalo gitu tugas aku udah selesai kan?"

"Iya, tugas anda menjaga pacar saya sudah selesai. Makasih ya" Seru anin yang baru saja datang entah dari mana sambil membawa kantung plastik berisi makanan.

G yang melihat kedatangan anin agak kaget, tapi kemudian ia tersenyum. Berbeda dengan shani yang semakin pucat kedatangan anin.

"Iya sama-sama. Kalo gitu aku pergi dulu, bye!" Shani yang tidak ingin berlama-lama diantara mereka pun pamit dengan wajah pucat nya.

G yang belum sempat berterimakasih mencoba mengejar shani, tapi langsung ditahan oleh anin.

"Mau kemana?" Tanya anin

"Aku belum bilang makasih sama dia" Jawab G

"Tadi kan udah aku yang wakilin. Sekarang ayo pulang!" Tanpa menunggu balasan dari G, anin sudah menggandeng G pergi menjauh dari halte.

G sendiri tidak membantah, ia mengikuti langkah anin sampai ke ujung jalan yang ternyata viny sudah menjemputnya disana.

***

Sudah hampir dua minggu G tidak tau lagi kabar tentang shani. Bahkan SMS dan chat nya kepada shani tidak ada satu pun yang dibalas. Padahal G hanya ingin berterimakasih karena shani sudah membantunya. Dan entah kenapa G jadi merindukan sosok yang sudah dianggapnya seperti kakak kandungnya itu.

G benar-benar dibuat bingung oleh hati nya sendiri. Seharusnya ia senang karena sudah berpacaran dengan sahabatnya sendiri, yaitu anin. Bukan kah itu yang G harapkan selama ini? Tapi kenapa G seperti tidak rela jika sosok shani yang sudah dikenalnya justru menghilang begitu saja ketika ia sedang merasakan bahagia.

"Gre, orang yang pura-pura jadi pacar lo itu udah gak nemuin lo di halte lagi kan?" Tanya okta yang sedang berjalan berdua dengan G di lorong kelas.

G yang ditanya seperti itu hanya menggelengkan kepala. Karena sudah dua minggu ini shani memang tidak lagi menemui nya di halte. Sosok shani seperti hilang ditelan oleh bumi.

"Bagus deh. Semoga elo sama anin langgeng ya" Kata okta yang hanya dibalas senyuman oleh G.

Setelah itu tidak ada lagi obrolan diantara keduanya yang kini sudah masuk ke dalam kelas G.

*

G yang baru sampai di apartemen bersama sang mama, langsung menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Lalu disusul oleh viny yang ingin duduk di sofa bersama dengan G.

"Boleh mama duduk disini?" Tanya viny

G tidak menjawab tapi langsung merubah posisi nya menjadi duduk.

"Sini" Viny yang sudah duduk menarik kepala G dengan lembut untuk direbahkan ke pangkuannya.

"Mama gak masak?" Tanya G pada viny yang malah mengusap-usap lembut kepalanya.

Viny tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Mama mau ngobrol-ngobrol cantik dulu sama kamu, baru masak. Boleh?"

"Boleh. Emang kita mau ngobrolin tentang apa ma?" Tanya G

Dan viny menjawab "tentang pacar kamu"

Seketika G langsung merubah posisi tidur nya menjadi duduk lagi. Dan G menatap ragu pada viny yang ada di sampingnya.

"P....pa...pacar?"

"Heem, pacar. Kamu punya pacar kan? Siapa? Anin ya?"

Deg!

G terkejut mendengar nya dan langsung berfikir dari mana mama nya itu tau jika anin adalah pacarnya.

"Dari mana mama tau?" Tanya G

"Mama cuma nebak aja. Jadi bener pacar kamu anin? Kalian pacaran?" Dengan agak ragu G mengangguk pada viny. Dan berharap sang mama tidak marah karena ia berpacaran dengan sesama perempuan. Yang penting kan tidak laki-laki yang bisa membuatnya hamil. Pikir G

"Udah berapa lama?"

"Sekitar dua minggu ma"

Viny tersenyum...

"Kamu bahagia?"

"Iya"

"Syukurlah...."

'Syukurlah?' batin G bingung

"Maksud mama syukur lah apa?" Tanya G

"Ya syukur lah kalo kamu bahagia. Mama ngijinin  kamu pacaran sama anin"

'WHAT?? AKU GAK SALAH DENGER NIH? MAMA NGIJININ AKU PACARAN SAMA ANIN??'

"Mama serius ngijinin aku pacaran sama anin?" Tanya G untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua ini tidaklah mimpi

Viny mengangguk diiringi senyumnya pada G yang terlihat masih tidak percaya. G sendiri tidak bisa berkata apa-apa karena dirinya terlalu bahagia mendengar sang mama mengijinkannya berpacaran. Apalagi ia berpacaran bukan dengan laki-laki, tapi perempuan.

"Mama gak bohong kan? Ini beneran Ratu Vienny mama ku kan?" G masih belum percaya dan meyakinkan dirinya lagi.

"Iya sayang, mama gak bohong. Dan ini beneran mama kamu, nih coba cium!" Viny menunjuk pipi kanannya pada G untuk membuktikan pada anak gadisnya itu. Dan dengan cepat G mencium pipi kanan viny.

Cup!

"Iya, beneran mama gak bohong" Kata G

"Sini peluk mama dulu" Dengan perasaan bahagianya G langsung memeluk viny erat, dan dibalas tak kalah eratnya oleh viny.

"Makasih ma udah ijinin aku pacaran sama anin" Kata G

"Iya sayang sama-sama" Balas viny

Setelah itu tidak ada lagi obrolan dari keduanya yang masih saling berpelukan.

'Maafkan aku Tuhan. Aku tau ini salah, tapi biarkan lah putri ku ini bahagia' batin viny yang masih memeluk G.













#tbc

My Baby G! [END]Where stories live. Discover now