5'welcome "bunda"

447 26 2
                                    

Waktu telah berjalan. Hari ini bunda Senja dan ayahnya pulang kembali ke tanah air. Selama 2 tahun Senja menunggu sosok bundanya. Akhirnya sekarang di pertemukan kembali. Senja sangat senang kesehatan bundanya baik - baik saja.

Hari ini Senja bersama Garent menjemput Mira dan Albert. Senja sudah sangat gelisah. Seperti apa sekarang bundanya? Senja hampir lupa dengan wajah bundanya.

Dari kejauhan terlihat sosok yang ditunggu - tunggu, Senja berlari menghampiri keduanya dengan tangisan kebahagiaan. Senja langsung memeluk sang bunda.

"Bundaaa! Senja kangen bunda!" Ucap Senja di sela - sela tangisnya.

"Iya sayang, bunda juga kangen kamu, apa kabar sayang?" Tanya Mira sambil mengelus rambut putrinya.

"Selalu baik bunda, ayo bunda, kita pulang,"

Senja melihat ayahnya sedang tersenyum hangat padanya, Senja langsung memeluk ayahnya itu. "Ayah, terima kasih udah jaga bunda," ucap Senja.

"Itu udah tugas ayah sayang," ucap Albert.

Mereka bertiga jalan menghampiri Garent yang sedang di kantin. Garent melihat om, tante, dan adik sepupunya tertawa bahagia. Seperti gambaran keluarga bahagia. Garent tersenyum.

"Garent, Como estas? Mi sobrina ha crecido!" Ucap Albert.

"Baik dong! Ayo om, Tante, keburu macet jalanan,"

Mereka berempat pulang ke rumah dengan selamat. Hari sudah mulai gelap. Senja masih bermanja-manja kepada sang bunda. Melepas rindu, menceritakan keluh kesah Senja kepada bundanya.

"Bunda, nanti besok bunda udah mulai kerja?" Tanya Senja.

"Gak tahu nih, padahal bunda pingin kerja, tapi kamu tahu kan ayahmu seperti apa?" Tanya Mira.

Ya, ayah Senja sangat over protektif kepada istrinya. Senja hanya tersenyum ketika melihat Albert yang sangat berlebihan kepada Mira.

"Haha! Itu tuh ayah sayang sama bunda, Bun" senja tertawa.

"Iya, tapi kan bunda juga pengen kerja Senja,"

"Hahaha ..." Senja terus tertawa.

"Sudah - sudah, sekarang kamu tidur gih, udah malem,"

"Iya, bang Garent mau tidur disini Bun?"

"Oma tadi ngabarin bunda sih gitu, mungkin dia lagi main sama teman - temannya"

"Ouh, emang kenapa sih Bun, mami Nindy gak ikut pindah juga?"

"Mami Nindy kan pekerjaannya disana semua, dek" jawab Mita.

"Oh gitu, yaudah Senja tidur dulu ya bunda, good night"

Senja tidur dengan sangat terlelap. Diam - diam Mira memasuki kamar putrinya itu, dia mengelus puncak kepala Senja dengan kasih sayang.

"Sayang, maafin bunda udah ninggalin kamu selama dua tahun, kamu sudah dewasa sayang," ucapnya kemudian mencium kening Senja.

***

Pagi harinya, saat Senja menuruni anak tangga, Senja melihat abangnya sedang sarapan sambil merecoh tidak jelas kepada bundanya. Senja bingung, apakah mami Nindy tidak pernah memberikan abangnya makanan enak?

"Morning yah, Bun" sapa Senja.

"Too sayang," jawab mereka berbarengan.

"Bun, bang Garent belum makan dari TK ya?" Tanya Senja polos.

Sontak Mira tertawa keras. "Hahaha ... Bang Garent sedang menikmati makanan bi Minah dek," jawab Mira.

Senja mengangguk - ngangguk sambil memperhatikan Garent. "Bang! Ish! Yang rapi dong makannya! Pantes jomblo!" Celetuk Senja.

"Lo kalo ngomong kagak pernah ngaca dek! Jomblo kok bilang jomblo"

"Udah - udah, Senja, Garent sarapan sekarang, habis itu berangkat,"

Acara Sarapan berjalan khidmad, Senja telah berangkat bersama Garent.

***
Sesampainya di sekolah, lagi dan lagi Senja melihat Daren bersama Bunga. Ah! Sudahlah Senja bosan melihatnya.

"Turun Lo! Jomblo!" Celetuk Garent.

"Jomblo! Jomblo! Anjir emang lo!" Kesal Senja.

"Udah sana! Tuh ada si Cinta!"

Senja menoleh, dan benar Cinta sedang melambaikan tangannya pada dirinya. "Yaudah! Masuk kelas Lo bang! Kak Jessie nungguin Lo tuh " tunjuk Senja dengan dagunya.

Saat mendengar nama Jessie, Garent langsung bergidik ngeri. "Ogah!"

Sontak Senja tertawa keras. Daren yang jaraknya hampir dekat dengan mobil Senja pun bisa mendengar tertawanya Senja. Baru pertama kalinya Daren melihat Senja tertawa sebahagia itu.

"Hahaha! Lo? Ogah - ogahan? Perasaan dulu mami Nindy pernah kasih tau gue kalo Abang ceweknya banyak! Gak bener lagi!" Ucap Senja penuh penekanan.

"Dulu! Ya dulu! Bukan sekarang! Jangan sama - samakan dulu dengan sekarang! Udah ah! Sana masuk Lo!" Ujar Garent kesal, dari dulu sampai sekarang selalu terkena semprot oleh adiknya. Padahal dirinya yang ingin mengerjai Senja.

Senja langsung melangkah masuk ke kelas. Hari ini pertandingan antara kelas XI IPA 2 dan XI IPA 4, tapi Senja tidak ingin melihat atau menyemangati, Senja sedang ingin diam dikelas dengan buku kesayangannya.

Saat di koridor, Senja merasa ada yang memanggil namanya. Senja menoleh, terdapat Daren yang sedang melambaikan tangannya.

"Di panggil, diem aja" ucap Daren.

Senja menghela nafasnya. "Gak dengar." Ucap Senja Datar.

Daren menaikkan sebelah alisnya. "Napa lu?" Tanya Daren.

"Enggak, ayo masuk, bentar lagi bel," ajak Senja.

***
Maaf baru up lagi, huhu.

Maafin juga cuma sedikit ceritanya di part ini.
Terus baca cerita ini yaa
Jangan lupa vote dan coment yaa

Happy Reading💕

SENJA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang