Berawal Dari Sebuah Mimpi

4 0 0
                                    

Hari ini merupakan hari kebahagian bagi siswa-siswa SMK, karena hari ini merupakan hari kelulusan mereka, tidak terkecuali Gani. Siswa-siswa mulai saling mencoret seragam mereka, bertukar tanda tangan dan berfoto bersama.

Saat itu Gani juga ikut bergabung bersama teman-temanya walaupun hanya sebatas berfoto dan tidak mengikuti teman-temanya untuk mencoret seragam sekolahnya. 

Dalam benak pikirannya, seragam ini merupakan perjuangan dia selama 3 tahun di sekolah, perjuangan orang tuanya untuk membeli seragam tersebut dengan kerja keras mereka. Dia mencoba berfikir sebagaiknya baju tersebut disumbangkan, karena masih banyak pula orang yang tidak bercukupan seperti dirinya.

Saat berbagi kebahagaian telah setelah, Gani dan teman-temannya berkumpul pada sebuah ruangan kelas dan mulai saling membicarakan mengenai kegiatan mereka masing-masing setelah lulus ini. Dari pembahasan mereka, kebanyakan teman-temanya yang memilih berkuliah, dan ada pula yang ingin langsung bekerja.

"kalau kamu sendiri mau ngapain setelah ini gan ?" tanya salah satu teman Gani.

Terdiam sejenak, lalu menjawab ke temannya "belum tau nih, belum ada pikiran kedepan" jawab Gani.

Dalam pikiran Gani dia ingin melanjutkan berkuliah namun  Gani juga berfikir, sekolah SMK saja sudah membutuhkan biaya besar, apalagi Kuliah.

Setelah perbicaraan selesai, Gani dan teman-temannya keluar kelas dan pulang ke rumah mereka masing-masing.

"Assalammualaikum" Salam Gani saat sesampainya dirumah .

"Waalaikum salam" Jawab kedua orang tua Gani.

Gani menuju kamarnya mengganti pakaian dan istirahat.

Saat sore Gani membantu orang tuanya di kebun. Sambil bekerja, orang tuanya melihat wajah Gani seakan sedang memikirkan sesuatu.

Dalam pikiran Gani dia merasa bingung, karena setelah lulus hanya dapat membantu orang tuanya di kebun. Ingin berkuliah namun terkendala faktor biaya dan tidak ingin memberatkan kedua orang tuanya.

Saat malam tiba orang tuanya pun bertanya kepada Gani apa yang dia pikirkan sehingga seakan terasa gelisa. Gani pun menjelaskan kepada orang tuanya sambil tertunduk lesu. orang tuanya pun coba menjelaskan bahwa mereka tidak terlalu menuntut lebih kepada Gani. Mereka hanya berharap Gani dapat melihat dan menjaga orang tuanya di hari tua nanti.

"Tak butuh harta dan kesuksesanmu yang selalu kami harapkan, tapi sikap dan perhatianmu kepada kami" Kata ayah Gani.

Beberapa hari kemudian, saat Gani dan orang tuannya sedang beristirahat dirumah menikmati makan siang, tiba-tiba terdengar ketukan pintu. saat itu ada seorang dari salah dinas dipemerintahan datang.

"Aslammualaikum. permisi apa benar ini rumah Gani" ? tanya lelaki berpakaian dinas tersebut.

"Waalaikum salam, iya benar. silakan masuk pak" jawab ayah Gani.

Lelaki itu pun masuk dan menjelaskan kepada Gani dan orang tuanya bahwa mereka menawarkan Gani untuk melanjutkan pendidikan pada bangku kuliah.

"Gani mendapatkan beasiswa yang diberikan kepada siswa-siswa yang memiliki potensi dan dianggap kurang mampu" kata Lelaki berbaju Dinas tersebut.

Orang tua Gani pun kaget karena mereka merasa tidak perna mendaftarkan Gani untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Lelaki berbaju dinas itu pun menjelaskan, bahwa ternyata Gani merupakan salah satu siswa yang masuk dalam 10 besar dengan nilai hasil ujian terbaik di daerahnya. Salah satu faktor Gani mendapatkan biaya siswa pun karena dia berasal dari keluarga yang kurang mampu namun dia adalah salah satu siswa yang berprestasi.

Hal itupun tidak disia-siakan Gani. Akhirnya hal yang Gani pikiran dan harapkan pun menjadi kenyataan. Hal lain yang Gani pikirankan adalah jika dia dapat berkuliah, mungkin saja dia dapat mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Sehingga orang tuanya tidak harus bekerja di teriknya matahari. Dia berfikir orang tuanya semakin tua, tubuhnya sudah mulai lemah. mereka butuh istirahat dan menikmati masa tua mereka.

Akhirnya Gani dapat berkuliah. namun Gani tidak dapat membantu orang tuanya lagi untuk bekerja, karena kampus tempat Gani berkuliah jauh dari tempat tinggalnya. Gani pun harus Mengontrak Kost. Jarak antara kost Gani dengan kampusnya pun cukup jauh. Beasiswa yang Gani dapat hanya biaya kuliah saja bukan biaya hidupnya selama kuliah. Namun Gani sedikit dimudahkan dengan sepeda yang diberikan orang tuanya.




No Pain No GainWhere stories live. Discover now