11. kacau

2K 583 68
                                    

Yohan terduduk lemah di lantai kamar kos Junho.

Junho, Jungmo, Minkyu dan Yohan sepakat untuk main ke kosan Junho setelah dari kampus tadi.

Khususnya, setelah kejadian Suhwan yang amat sangat berani untuk menggertak seorang Kim Yohan.

Yohan masih terdiam. Sementara ketiga temannya yang lain tidak tega untuk memanggil Yohan, bahkan sekadar untuk bertanya 'kenapa' atau mengingatkan Yohan agar mengisap rokoknya.

Iya, sekarang Yohan tengah menyalakan batang rokoknya. Tapi tak kunjung ia hisap, dan jadinya terbakar sia-sia.

Sebelum ke kosan Junho tadi, Yohan langsung menarik Minkyu untuk menemaninya membeli sekotak rokok lagi. Makanya sekarang ia menyalakan satu. Tapi ya itu, terbakar percuma.

Orang oknumnya sibuk melamun.

"Gue.. mau cerita." Tangan Yohan terulur untuk mematikan puntung rokoknya yang masih tersisa setengah dan langsung membuangnya ke asbak.

Ketiga kawannya menganga tak percaya. Yohan.. sungguhan mengurangi rokoknya, huh? Atau cuma karena galau?

"Cerita sok." Jungmo mempersilakan.

"Janji ga ada yang kaget, apalagi ngeledek gue." Wanti Yohan dengan tatapan yang kian tajam setelah sempat kosong untuk beberapa saat tadi. "Gue beneran lagi gak mood. Kalau lo makin ngerusak mood gue, wah, kacau udah kosan lo, Jun."

"Iya Han, iya." Junho agak panik diancam Yohan begitu. Jadilah mereka menurut patuh.

Yohan kalau moodnya sudah buruk, emosinya betulan tidak stabil. Ia pernah merusak pintu di kampus tanpa sengaja, cuma karena emosi sama tugasnya yang gak diterima.

"Kemarin, Yuvin main ke kosan gue. Gatau ngapain, tiba-tiba main. Emang gue bucin, sampai beneran langsung bolehin dia main, dan gue peluk dia pas dia pengen pulang gara-gara gue marah kalo gasalah. Peluk biasa ya, bukan cuddle anjir." Yohan sudah memutar matanya malas.

Sebab Jungmo dan Minkyu sudah menganga-nganga tak percaya. dan dari gesturnya, dapat terlihat kalau mereka berdua hendak memotong cerita Yohan.

Yohan berdeham sebentar sebelum melanjutkan. "Pas lagi ngobrol biasa, gue lupa ngobrolin apa, tapi intinya dia nyinggung soal kebiasaan merokok dan minum gue. Dia mau gue berubah, biar gue jadi pacarnya."

"Jujur, gue baper banget. Gue udah suka dia dari awal semester empat, cuy. Tapi gue heran, jelas Yuvin orang yang anti ngerokok dan minum banget. Tapi tau-tau, dia bilang kalau dia suka sama gue dari semester dua."

"Anjing demiapa?" Junho sudah tidak sanggup menahan mulutnya untuk tidak memotong perkataan Yohan. Untungnya, Yohan tidak protes apalagi menatapnya dengan tatapan membunuh.

Melainkan ia hanya mengangguk, mengiyakan. "Iya. Dia bilang suka sama gue. Makanya, gue bulatin tekad untuk berubah, biar bisa pacaran sama crush gue." Jelas Yohan.

"Terus.... Kenapa lo sedih gitu? Berarti Yuvin emang suka sama lo kan..?" Tanya Jungmo hati-hati.

"Ya gue kepikiran omongan Suhwan Suhwan itu, lah." Yohan mengesah kesal. "Gue juga tau diri gue berandalan. Makanya gue ragu untuk nyimpen rasa suka gue ke Yuvin. Tapi Yuvin ngeyakinin gue kemarin. Tapi sekarang gue ragu lagi." Yohan menghela nafasnya berat.

"Perasaan lo gimana sekarang?" Kini Minkyu bertanya. "Lo cuma ngabisin setengah batang dengan sia-sia. Kayak yang lo stress banget."

"Ya emang gue stress! Lo bayangin aja, dia bilang dia suka sama gue dari semester dua. Tapi Suhwan bilang Yuvin peluk cium dia. Gak mungkin kan, dia peluk cium Suhwan di semester satu? Kenal sejurusan aja beloman pas itu, mau kenal mahasiswa jurusan sebelah? Impossible."

Apa yang dijelaskan Yohan memang masuk akal. Tapi masih terdengar seperti cerita fiksi bagi mereka bertiga- masalahnya, ini seorang Song Yuvin! Gimana caranya Yuvin bisa suka sama Yohan yang modelannya dari semester satu udah keliatan selengean gak jelas bareng Seungyoun, coba?

Gak move on move on, lagi.

Jadilah, Junho membuat kesimpulan sendiri. Bisa saja Yuvin memang suka Yohan dari semester dua. Tapi karena tahu Yohan selengean parah, minum, merokok, yang mana sangat tidak masuk kedalam kriteria pacarnya, Yuvin akhirnya sempat berpindah hati pada Suhwan.

Bisa saja, kan?

Bisa.

Tapi tidak Junho paparkan kepada Yohan. Takut menyakiti hati temannya itu.

"Serius, cuy.. emosi banget gue sekarang." Dirinya menghela nafas.

"Jun, boleh bawa amer gak kesini?"

"Heh, jangan!" Peringat Jungmo sambil menonjok bahu Yohan pelan. "Katanya mau berubah? Digertak dikit sama Suhwan aja, langsung mau mabok."

"Ya gimana, anjir. Gue sedih banget kalau beneran cuma jadi php. Udah secinta itu gue sama dia.." Yohan menelungkupkan wajahnya yang sungguh berantakan.

Serius. Baru pertama kali ini mereka bertiga melihat Yohan sekacau itu lagi. Terakhir kali Yohan kacau, rasanya saat semester tiga. Dimana nilai IP nya dibawah rata-rata, hingga ia tidak bisa mengambil SKS yang sama seperti teman-temannya.

"Han." Minkyu menepuk paha Yohan. Si empu menoleh kearah Minkyu.

"Lo boleh sedih karena omongan Suhwan, tapi apa lo udah dengar dari Yuvin sendiri? Tanyain, jangan terlalu bersedih. Siapa tau Suhwan emang cuma ngegertak."

"Gue.. harus nanya ke dia gitu?" Yohan tertawa entah mengapa. Tapi tawaannya terdengar perih. "Malu banget, cuk. Kesannya kayak gue udah jadi pacar dia."

"Makan aja tuh gengsi. Makin lemes lo yang ada." Peringat Minkyu,

yang membuat Yohan terdiam membisu.

Sempat terdiam cukup lama, akhirnya Yohan menghela nafasnya. "Oke, gue tanya ke dia."

"Nah, gitu dong!" Senyum Junho, Jungmo dan Minkyu terkembang, lega karena Yohan ingin menerima saran dari mereka.

Meski begitu, tetap saja masih susah bagi mereka untuk menerima fakta kalau ternyata manusia modelan Yuvin bisa menyimpan rasa untuk manusia modelan Yohan.

Serius.

Kayak cerita fiksi.

Halu.

"Han."

"Apa?"

"Lo beneran gak mengada-ada cerita kan? Atau halu?? Masa sih, Yuvin bisa suka sama lo???"

Yohan mendecak kesal kemudian berdiri, membawa kunci motornya. "Bacot ah. Minggir! Gue mau beli amer!"

"EH JANGAN DONG!"


update cepet nan banyak untuk memperingati ulang tahun yohan sebentar lagi. uwu
Biar kalian gada yang minta double/triple up pas ultah yohan nya:( sibuk akutu

nefarious  ☆  yuyo ft. junsang ✅Where stories live. Discover now