Istri kedua

1.5K 95 4
                                    

*(Namakamu) POV ON*

Aku cuma duduk di sebelah Iqbaal, diam dan menatap ke bawah, telinga ku panas saat mendengar Iqbaal mengutarakan itu pada Bunda Rike dan Bundaku tentunya juga Ayah Herry dan ayahku.

"Bun, yah Iqbaal akan bertanggung jawab menikahi Zidny"

"Iqbaal!!" ku dengar Bunda Rike menyentak Iqbaal.

"Mau gimana lagi Bun? Ini Iqbaal yang salah dan dia harus tanggung jawab sebagai lelaki" Ucap Herry menenangkan. Ku dongakkan kepala ternyata Bundaku sedang terisak, aku tidak kuat lagi. Aku tahan dengan kuat agar tidak ikut terisak disini. Aku sudah berjanji dengan Iqbaal untuk tidak menangis.

"Terus gimana sama (Namakamu) baal!!"

"Biarin Zidny jadi yang kedua Bun, setelah itu..." Iqbaal melirik zidny sekilas.

"Zidny dan Iqbaal sepakat untuk cerai" Ucapannya membuat kedua pasang orang tua itu kaget.

"Bunda kecewa sama kamu baal!!"

Aku menghela nafas sejenak. "(Namakamu) gapapa kok bun, yah, (Namakamu) juga tau perasaan Zidny sebagai perempuan bagaimana kalau dia hamil tanpa suami, kasian Zidny"

"Jadi kapan kamu mau nikah?" Tanya Herry.

"Kalau bisa secepatnya yah, minggu depan" Aku ternganga, secepat itu? Dan seminggu lagi hidupku akan berbeda lagi.

"Baal.. Ayah gamau (Namakamu) tersakiti setelah itu" Ucap Anwar.

"Iya yah, Iqbaal janji"

"Kamu beneran gapapa (Nam)? Hiks" Tanya Bundaku. Aku hanya menggeleng sembari tersenyum padanya menyatakan bahwa aku baik-baik saja.

"Lalu apa Zidny tinggal di rumah kamu?" Tanya Rike.

"I..iya Bun" Rike hanya menhela nafas beratnya. Kemudian pergi dari hadapan mereka.

"Maafin Ale bun, yah"

***

Hari pernikahan Iqbaal dengan Zidny di rayakan di gedung yang sederhana, ia sudah resmi memiliki istri keduanya. Tamu tamu yang diundang hanyalah keluarga dekat Zidny dan keluarga dekat Iqbaal.

Kini tamu tamu sudah berbubaran. Aku juga meminta Iqbaal untuk mengundang sahabat ku. Dan Iqbaal mengizinkannya. Sekarang aku sedang bersama Salsha, Steffi, Caitlin, Bio, Bryan dan Bastian.

Saat mereka tau berita ini mereka kaget sekali. Wajah mereka sangat kecewa. Mereka terus menyemangati ku terutama Bio yang sekarang duduj di sebelahku. Kita sedang makan bersama.

"(Nam) lo yakin izinin Zidny tinggal di rumah lo?" Tanya Salsha.

"Ya mau gimana lagi sal, itu kemauan Iqbaal, dan ayah bunda juga setuju" Salsha menghela nafas.

"Lo kalau nanti ada masalah cerita sama kita, jangan lo pendem sendiri" Sahut Caitlin.

"Maafin gue (Nam) gue terlambat untuk kasih tau" Ujar Bastian lemah.

Aku tersenyum. "Gapapa bas, gue malah bersyukur lo kasih tau Iqbaal walaupun terlambat, karna itu gue bisa balik ke sini lagi"

Tetap saja wajah Bastian memancarkan kesalahan besarnya.

"Hai !!" Semua menoleh ke sumber suara terutama aku. Kaarena mendengar suara yang familiar di telingaku.

Seketika semua berhenti untuk makan. Aku sukses membulatkan mataku sempurna dan langsung berdiri dari duduk. Beberapa dari mereka juga. Nafasku tercekat. Seakan aku lupa cara bernafas.

"Aldi?!" Seruku. Caitlin dan Bio yang tidak mengenal Aldi langsung terperanjat. Cowok brengsek yang aku ceritakan kini kembali di hadapanku. Dari mana ia tau tentang acara ini. Aku terkejut bukan main. Mau apa lagi dia kesini? Belum puas hancurin hidup gue?

If You Know (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang