#Chapter 74

14.9K 437 9
                                    

Happy Reading

Bulan dan Lea berteman semenjak duduk di kelas delapan. Banyak yang bilang kalau mereka anak kembar karena selalu bersama kemana pun pergi. Mereka cukup terkenal di kalangan siswa dan siswi sebagai perempuan biang onar, terlebih lagi Lea. Meskipun sudah dihukum beberapa kali pun, dia tidak pernah takut atau menyesal.

Suatu hari mereka melihat teman sekelas dibully habis-habisan. Awalnya mereka tidak mempedulikan, sebab bukan urusan mereka juga. Namun, setelah melihat kakak kelas yang menjadi pelaku utama hampir setiap hari datang hanya untuk memalak bahkan bermain fisik terhadap siswa yang lemah, mereka pun tidak bisa membiarkan lagi.

Dipikiran mereka hanya ada tujuan dan misi untuk membalas setiap perbuatan yang pernah dilakukan kakak kelasnya selama ini. Mereka mulai menyusun rencana untuk menjebak kakak kelasnya agar tidak mengulangi kesalahan dengan cara masuk ke dalam geng dengan tujuan supaya mereka bisa membunuh mereka secara perlahan.

Kurang lebih tiga hari, kakak kelasnya mendatangi anak-anak yang pernah dibully dan meminta maaf pada mereka. Sejak saat itu juga, ada seorang pria yang mendekati Bulan dan Lea terus menerus. Padahal mereka sudah menunjukkan sikap tidak nyaman ketika berdekatan dengannya. Pria itu selalu mengikuti mereka.

Seiring dengan waktu yang berjalan, mereka mulai menganggap pria itu sebagai teman. Hanya dialah cowok satu-satunya yang hadir dilingkup mereka. Bulan dan Lea berusaha sebaik mungkin untuk mengubah penampilan Rafael Darmawangsa dari culun menjadi pria cool agar tidak dipandang sebelah mata oleh orang-orang.

Malam itu hujan lebat mengguyur kota Jakarta dan daerah sekitarnya. Bulan yang sedang dibonceng Rafael dengan terpaksa meneduh di kediaman cowok itu, karena untuk melanjutkan perjalanan sangat tidak memungkinkan bagi mereka. Terlebih lagi dia hanyalah manusia biasa yang setiap saat bisa saja jatuh sakit.

Awal-awal Rafael bersikap biasa saja, seperti memberikan handuk, membuatkan teh hangat, berbincang-bincang sambil menunggu hujan mereda. Namun, setelah pelayan di rumah pergi karena memang sudah waktunya mereka untuk beristirahat, perilaku cowok itu sangat mengherankan dan sangat berbeda 180 derajat.

Bulan berusaha untuk lari dari kejaran Rafael di rumah sebesar itu. Dia sudah berteriak meminta tolong, tapi tak ada satupun orang yang keluar dari ruangan. Rafael benar-benar sudah gila ingin melecehkan temannya sendiri. Ketika dia sudah terpojok, tak ada celah sedikit pun untuk kabur, dia menendang barang miliknya.

Namun, usahanya untuk terbebas membuat cowok itu marah besar, bahkan Rafael mengeluarkan pisau kecil yang datang entah dari mana. Tubuh Bulan bergetar tidak tahu harus bagaimana, karena jika dia melangkah mundur pisau itu akan menancap perutnya dan jika dia maju sama saja menyerahkan diri pada penjahat.

Tangan Bulan ditarik paksa cowok itu ke sebuah ruangan. Rafael mengunci pintu tersebut agar tidak ada siapapun yang masuk. Dan disitulah Bulan menyadari akan sesuatu jika cowok itu bukanlah orang biasa, bukan cowok culun yang kerap dibully, bukanlah orang baik, Rafael adalah seorang psikopat berdarah dingin.

"Terus gimana, Le?" Anatasha bertanya dengan penasaran ketika temannya itu menceritakan Rafael Darmawangsa.

"Bentar gue butuh tenaga," kata Lea meminum minumannya.

Pada akhirnya, pintu dibuka paksa dari luar. Sejak awal kepergian Bulan dan Rafael memang sudah mencurigakan, karena itu Lea mengikuti mereka diam-diam. Lea tidak mengendarai motor miliknya pada malam itu agar tidak dicurigai. Dia meminjam motor butut milik supirnya yang sebenarnya akan dipakai.

Lea memukul kepala Rafael dengan balok kayu hingga jatuh lemas ke lantai, tapi tidak tahu mengapa cowok itu kembali bangkit dan mengejar mereka. Lagi-lagi mereka terpojok karena pintu utama dikunci. Lea yang saat itu benar-benar tidak ingin kehilangan teman sebaik Bulan, dia menyuruh cewek itu pergi ke dapur untuk keluar dari rumah ini, sementara dia akan menghadapi Rafael meskipun kesempatannya sangat kecil.

Arranged Marriage With My SeniorWhere stories live. Discover now