15ㅡlet out The Beastㅡ

27 1 0
                                    

Mungkin Sehun beneran suka sama gue kali, ya? Kenapa dia sampe ngigau nyebut-nyebut Bambi waktu tidur kalo nggak mimpiin gue? Hehehe. Luhao berpikir sambil berjalan sempoyongan ke kamar mandi di pagi berikutnya, matanya belum sepenuhnya terbuka.

Dia nggak mungkin mimpiin Bambi di karakter Disney, kan? Siapa juga cowo dewasa yang masih mimpiin kartun rusa? Pasti Sehun

"NOONA!" pekik Tao yang masih dalam keadaan basah, mencoba menutupi dirinya sendiri dengan handuk.

"T-TAO! M-MAAFIN GUE! Gue gatau kalo masih ada lo di dalem." Luhao meminta maaf seraya berlari keluar dari kamar mandi. Ketika dia kembali ke kamarnya, dia cepat-cepat membanting pintu dan bersandar disana, menutup matanya seraya bernapas sedikit lega.

"Kenapa lo? Segala ngos-ngosan gitu?"

Mata Luhao langsung terbuka. Sejak kapan dia bangun? Apa dia udah duduk disana daritadi?

"Ng-nggak kenapa-kenapa."

Sehun terus memandangi Luhao dengan mata mengantuk dan rambut melengkung kesetiap penjuru. Berhenti ngeliatin gue kaya gitu, please!

"Nggak keliatan banget kalo nggak ada apa-apa."

"O-oke. Gue masuk ke kamar mandi tapi gatau kalo masih ada Tao di dalem yang lagi mandi," jawab Luhao, berusaha melihat yang lain. Apa yang tidak dia sadari adalah mata Sehun yang langsung membesar. Dia juga tidak melihat Sehun mencengkram selimut dengan kepalannya selama beberapa detik.

"Oh gitu? Kenapa pipi lo jadi merah gitu?" tanya Sehun, ekspresinya tak terbaca.

Luhao bisa merasakan pipinya menghangat. "M-merah? Gue nggak kenapa-kenapa."

"Yeah bilang ke anak yang wajahnya semerah tomat sekarang." Sehun bangun dari tempat tidur dan berjalan pelan ke arah anak yang lebih tua itu.

"Apa lo abis ngeliat sesuatu?" tanya Sehun, matanya masih menusuk Luhao. Tatapannya mengintimidasi.

"A-apa?! Eng-enggak. Gue nggak ngeliat apa pun, Sehun!" Gue terlalu sibuk mikirin lo sampe gasadar kalo Tao telanjang. Dasar bego!

Sehun mengangkat bahunya. "Kalo lo nggak ngeliat apapun kenapa lo harus panik? Kecuali kalo..."

"Kalo apa?" Potong Luhao cepat.

"Lo kecewa?"

Luhao tersentak. Dia memukul lengan Sehun. "Gue nggak kecewa, bego! Wajar aja gue panik. Gue hampir ngeliat cowo telanjang tepat di depan mata gue!"

"Yah! Jangan mukul gue, dong! Seharusnya lo mukul Tao hyung, bukan gue," kata Sehun di antara gertakan giginya.

"Abisnya lo susah banget dibikin percaya!" teriak Luhao sambil menyerbu keluar ruangan.

Kenapa gue bahkan punya pikiran kalo dia suka sama gue? Dia cuman suka cari masalah aja dan hobi bikin gue beliin dia bubble tea. Urgh!

Di halaman universitas, Luhao sibuk menceritakan pada pasangan Baekyeol apa yang terjadi di antara dia dan Sehun, Luhao merasa kesal karena respons mereka hanya tertawa sepanjang waktu.

"Apanya sih yang lucu?"

"Noona, lo kadang-kadang emang buta banget," seru Baekhyun sambil mengeluarkan kaca kecil, memeriksa apakah eyelinernya rusak.

"Buta?" Luhao mengernyitkan alisnya.

"Emang lo gabisa liat? Sehun jelas-jelas cemburu. Cemburu maksimal," kata Chanyeol sambil tersenyum lebar.

"Cemburu? Dia cemburu?"

"IYA!" Mereka berdua berteriak, menyebabkan siswa lain yang melewatinya memandang ke arah mereka. Luhao memberikan mereka ekspresi minta maaf, tapi Baekyeol tidak memperdulikan mereka.

Miss ReplaceWhere stories live. Discover now