Part 19

2.2K 32 1
                                    

Keesokan paginya, Vincent baru saja terbangun kala ada suara bel pintu apartemennya yang berdering. Di dalam hati, Vincent menggerutu sebal karena di pagi-pagi seperti ini justru ada tamu, padahal hari ini adalah hari libur yang seharusnya tidak ada orang yang boleh mengganggunya. Dengan perasaan kesal, Vincent berjalan ke arah pintu lalu membukanya tanpa minat.

"Sia ...?" Suara Vincent seketika terhenti kala mendapati seorang wanita tengah berdiri di depan pintunya.

"Kenapa kamu ke sini?" tanyanya dingin, sedangkan wanita itu hanya terdiam tertunduk dengan sesekali menatapnya penuh sendu.

"Aku merindukanmu, Vincent." Mendengar jawaban wanita yang Vincent ketahui bernama Renata itu, bibirnya seketika tersenyum sinis, menatap tak percaya ke arah lain setelah apa yang baru wanita itu katakan.

"Tidak penting. Lebih baik kamu pergi dari sini sekarang!" pintanya sembari menatap tegas ke arah Renata.

"Vincent. Apa kamu masih marah denganku? Aku minta maaf, bila aku pergi tanpa memberitahukanmu lebih dulu. Tapi waktu itu aku sedang ada masalah yang tidak bisa aku jelaskan sekarang." Renata merengkuh lengan Vincent yang langsung ditepis oleh lelaki itu.

"Aku juga tidak butuh penjelasanmu, Renata. Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini, aku muak melihatmu di apartemenku." Vincent menjawab dengan nada yang sama, tapi itu tak membuat Renata menyerah.

"Aku mohon, jangan usir aku! Aku masih sangat mencintai kamu, aku ...."

"Kalau kamu masih mencintaiku, seharusnya kamu tidak pergi meninggalkan aku. Dan dengan seenaknya kamu kembali, setelah aku sudah berhasil melupakanmu." Vincent menatap sinis ke arah Renata yang tertunduk merasa bersalah.

"Apa ... aku benar-benar terlupakan olehmu, setelah apa yang sudah aku berikan untukmu?" Renata bertanya sendu tanpa mau menatap ke arah Vincent yang terdiam.

"Setelah apa yang sudah kita lakukan, setiap kenangan yang pernah kita ciptakan, kamu begitu mudah melupakan aku. Apa semua itu karena Vallery?" Renata menatap ke arah Vincent penuh dengan air mata yang hampir jatuh membasahi pipinya.

"Kalau iya, memangnya kenapa?"

"Kenapa? Kenapa harus sepupuku? Apa kamu sengaja melakukannya?"

"Aku tidak tahu bila Vallery itu sepupumu. Dan untuk apa aku sengaja melakukannya? Vallery itu sudah cukup berhasil mengambil hatiku dan aku sangat mencintainya sekarang."

"Kamu bohong." Renata menyentak marah dengan pipinya yang sudah basah oleh air mata.

"Cih, untuk apa aku membohongi perasaanku sendiri? Sudahlah. Lebih baik kamu pergi dari sini sekarang. Aku tidak ingin melihatmu lagi di sini." Vincent menjawab tegas, tapi tak membuat Renata diam begitu saja, bibirnya justru tersenyum penuh arti, seolah memiliki ide brilian yang mampu membuat Vincent kembali ke pelukannya.

"Kalau kamu ingin aku pergi." Renata melangkahkan kakinya lalu merengkuh tubuh Vincent yang tidak mengerti dengan apa yang akan Renata lakukan.

"Cobalah untuk tidak tergoda," bisiknya yang berhasil membuat Vincent merinding, meski pada akhirnya Vincent tersadar lalu menarik tubuh Renata dari tubuhnya.

"Pergi dari sini, Renata! Aku tidak ingin melihatmu," ujarnya sembari berusaha melepas rengkuhan Renata, namun wanita itu begitu kuat memeluk tubuhnya.

"Bagaimana, Vincent? Tubuhku masih hangat kan? Sama seperti saat kita melakukannya," bisik Renata sembari meraba pelan tubuh Vincent, hingga empunya merinding tak bergeming di pelukannya.

"Ayolah! Aku tahu, kamu pasti juga merindukan saat-saat itu kan?" Renata menyunggingkan senyum manisnya sembari mengalungkan tangannya di leher Vincent. Sampai saat Renata begitu berani mengecup leher Vincent lalu naik ke bibirnya, membuat Vincent tidak bisa lagi menolak sangking panasnya tubuhnya tersiksa sekarang. Terlebih lagi saat jari-jari Renata membuka satu per satu kancing kemejanya, memperlihatkan dua gundukkan yang selalu Vincent sukai. Dengan pelan, Renata menyikap kaos Vincent dengan sesekali menggesek-gesekkan buah dadanya ke perut ratanya, membuat Vincent memejam menahan hasrat panas di tubuhnya.

Sleeping With My Friend 21+ (TAMAT)Where stories live. Discover now