Hurt to Love || Bagian 4

4K 153 2
                                    

Nino terdiam mendengar apa yang barusan diucapkan oleh putri tersayangnya itu. Bagaimanapun Nino tahu bahwa putrinya sangat merindukan sosok mommy nya. Bahkan selama ini Olive selalu memeluk bingkai foto mommy nya ketika tidur. Mommy yang tidak pernah dia lihat bahkan belum sempat ia merasakan kasih sayang dari mommynya. Tuhan sangat menyayangi Rachel sehingga dia begitu cepat di panggil oleh sang kuasa satu jam setelah melahirkan Olive karena pendarahan. Begitu sakit rasa hati Nino ketika mengingat istrinya kala itu. Kehilangan wanita yang dicintainya begitu menyayat hati, namun dia tetap bersyukur karena dia memiliki putri yang akan selalu mengingatkan akan sosok Rachel di hatinya. Luka dihati yang mendalam telah merubah pikiran Nino, bahwa dia tidak akan menikah lagi, hanya Rachel yang akan selalu dihatinya. Tapi sungguh dia seperti dihantam batu ketika mendengar ucapan Olive. Ya, mungkin Nino tidak membutuhkan istri lagi tetapi Olive, dia masih sangat kecil dan masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu.

Nino menggendong Olive yang sudah terlelap sejak di perjalanan pulang tadi kemudian dengan perlahan membaringkannya di ranjang kecil berwarna pink yang senada dengan warna dindingnya. Melepas bandana yang tadi di pakai Olive lalu melepas sepatu flat dan menarik selimut hingga menutupi tubuh mungilnya. Dikecup penuh sayang kening putri kecilnya.

"Sweet dream my princess" bisik Nino lirih kemudian mematikan lampu kamar dan keluar.

Keesokan harinya Nino menyiapkan sarapan untuk Olive walau hanya roti sandwich, susu untuk Olive dan kopi hitam untuknya. Kemudian Nino membangunkan Olive, memandikannya dan menatanya untuk pergi kesekolah. Rambut panjang Olive hanya digerai dan dipakaikan bandana karena Nino tidak tahu bagaimana cara menguncir rambut. Setelah selesai Nino mengantar Olive ke meja makan kemudian Nino pergi ke kamar dan menyiapkan diri.

"Daddy" kata Olive ketika Nino sudah duduk di sampingnya.

"Ya sayang?" Jawab Nino sambil menyesap kopi hitamnya.

"Nanti pulang sekolah Olive pengen ketemu aunty cantik, boleh?" Tanya Olive dengan wajah innocentnya. Kening Nino berkerut, berpikir sejenak.

"Memangnya Olive mau bertemu aunty cantik dimana?" Nino bertanya balik dan menyebut Vio dengan sebutan aunty cantik mengikuti putrinya.

"Olive gak tahu daddy, daddy tahu tidak dimana aunty cantik bekelja?" Masih dengan wajah innocent khas anak kecil Olive yang membuat Nino menarik sudut-sudut bibirnya.

"Habiskan dulu sarapannya, daddy janji nanti akan mengantar Olive bertemu aunty cantik" kata Nino lembut dan membelai rambut panjang Olive.

"Benelan daddy?" Pekik Olive dengan mata yang berbinar-binar. Nino mengangguk dan tersenyum melihat tingkah putrinya.

***

Vio masih berkutat dengan notebook berwarna blue metalic miliknya, mengecek hasil pekerjaan bawahannya untuk desain brosur sebuah resort yang baru saja di bangun oleh perusahaannya di kota bandung.

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu pandangan Vio beralih dari layar notebook ke pintu.

"Masuk" kata Vio dan kembali menatap layar notebook.

"Aunty...." teriak seorang gadis kecil yang berlari ke arah Vio.

Vio terkejut ketika tahu siapa tadi yang mengetuk pintunya. Vio menangkap Olive yang berlari dan memeluknya.

"Kok Olive bisa kesini?" Tanya Vio sambil melepas pelukannya dan mengangkat tubuh mungil Olive ke pangkuannya.

"Iya habisnya Olive kangen sama aunty cantik telus Olive minta di antelin daddy kesini, eh telnyata aunty cantik keljanya baleng sama daddy disini" terang Olive panjang lebar tanpa jeda sedikitpun. Kemudian Vio tersadar jika ada Nino diruangannya. Vio menoleh kesamping dan melihat Nino duduk di sofa sedang membaca koran dengan serius.

"Aunty cantik makan yuk, Olive lapel nih" kata Olive manja pada Vio.

"Olive laper?" Tanya Vio dan Olive pun mengangguk. Vio melihat jam di tangan kirinya yang menunjukkan jam 12.

Pantas saja Olive sudah lapar, memang sudah waktunya makan siang. Batin Vio.

"Ayo aunty" Rajuk Olive yang turun dari pangkuan Vio dan sekarang menarik-narik jari Vio.

Eh? Kok ngajak aku? Kan ada daddy nya, masa mau makan siang bertiga? Batin Vio bertanya-tanya.

"Ekhem...Olive sayang mungkin aunty Vio belum lapar, yuk makan sama daddy saja" Kata Nino yang mendengar putrinya merengek dan Vio hanya diam saja.

"Tapi Olive mau sama aunty cantik juga daddy, ayoo aunty makan sama Olive" Olive tetap kekeuh dan semakin merajuk.

Vio memandang sedikit takut dan ragu pada Nino, Nino yang tahu maksud Vio langsung berkedip dan mengangguk datar.

Astaga, mimpi apa aku bisa makan satu meja dengan CEO super duper dingin ini. Batin Vio setelah berada di restoran italy yang tadi di pilih Olive.

Keheningan terjadi diantara mereka bertiga, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang beradu diatas piring. Nino sudah lebih dulu habis kemudian Vio. Tinggal Olive saja yang masih menikmati pasta dipiringnya.

"Aunty cantik, Olive pengen deh punya mommy kaya aunty cantik. Aunty cantik mau gak jadi mommy nya Olive?"

Buuuuurrrrr

Reflek Vio menyemburkan lemon tea yang baru saja di minumnya dan sedikit tersedak mendengar ucapan Olive tadi. Suara tawa lepas dari Olive memfokuskan kembali pikiran Vio.

"Daddy...hahaha" Olive tertawa sambil menunjuk daddy nya.

Vio melihat pria di depannya ini dan langsung membuatnya pucat seketika. Reflek Vio langsung mengambil beberapa lembar tissue yang tersedia di meja dan membersihkan wajah Nino.

"Pak maaf maaf pak saya nggak sengaja beneran, saya kaget tadi pak, saya reflek, maaf ya pak ya maaf" Ucap Vio tanpa henti sambil mengelap wajah Nino memakai tissue dengan tangan bergetar.

Nino memandang Vio tajam, memejamkan matanya menahan emosi. Bisa-bisanya wanita ini menyemburku begitu saja, berlebihan sekali dia. Sial! Gerutu Nino. Kemudian Nino menghempaskan tangan Vio. Vio bergidik ngeri ditatap tajam seperti itu oleh Nino.

"Ciee daddy ciee...ciee aunty ciee..." Kata Olive cekikikan.

***

Eaaa...sabar ya belum sampe konfliknya. Mungkin next part deh konflik mulai muncul...

Vote dan coment jangan lupa yah... :*

Hurt to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang