10. No Longer Needs

199K 22.8K 30.2K
                                    

"Cukup katakan kau tak cinta diriku, ketimbang harus ku yakini dalam ulu hatiku bahwa memang ada cinta yang padu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cukup katakan kau tak cinta diriku, ketimbang harus ku yakini dalam ulu hatiku bahwa memang ada cinta yang padu. Aku selalu merindu, namun kenyataan yang semu berkata bahwa kau tak butuh aku."
–Lee Jeno


Happy Reading


Hujan mendadak. Jeha sangat ingin mengejar Jeno yang pergi entah kemana dengan motornya. Dia tidak yakin apakah pria itu benar-benar pulang ke rumahnya atau bahkan pergi ke tempat lain. Gadis itu harus apa? Dia benar-benar baru saja membuat kesalahan besar. 

Dan pada akhirnya, Jung Jeha pulang ke rumahnya. Dengan wajah tidak karuan karena habis menangis, dia masuk ke dalam rumah dan tak memedulikan siapapun yang terkejut karena kedatangannya barusan. 

Guanlin? Entah, Jeha tidak peduli. Dia meninggalkan pria itu begitu saja tanpa berkata apapun. Orang gila!

"Dek? Kamu kenapa?" Bahkan pertanyaan Kak Jaehyun tak ia acuhkan, gadis itu setengah berlari, mengabaikan orang-orang– entah siapa, dan menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya. 

Saking tak  pedulinya sampai dia tak sadar bahwa ada Han Seungwoo di sana. Pria yang entah sedang apa di rumah keluarga Jung itu agak terkejut karena dia sadar bahwa gadis yang baru saja datang itu masuk ke dalam sambil menangis. 

"D-dia nangis?" Sela Seungwoo, pada Jaehyun yang duduk berhadapan dengannya.

Si sulung sempat terdiam, dia tidak tahu adiknya sedang menangis atau tidak, yang dia sadari adalah wajah sembabnya. Jaehyun bertatapan dengan Seungwoo selama beberapa detik, sampai akhirnya pria itu bangkit dari duduknya dan segera berlari kecil menaiki tangga.

Kenapa lagi anak itu? Padahal Jaehyun sudah lega karena sekarang adiknya tidak lagi menangis dan kehilangan semangat hidup seperti orang ingin bunuh diri. Tahun lalu, Jung Jeha masih sering uring-uringan seperti itu. Dia pikir adiknya sudah sembuh. 

Berhenti di depan pintu kamar Sang adik yang tertutup, Jaehyun sempat diam dan . mendengarkan isakan kecil dari balik pintu itu. Lantas, ia menghela napas pasrah. 

Tok tok...

Dia ketuk daun pintu tersebut dengan perlahan, jika biasanya Jaehyun selalu masuk seenaknya, sekarang berbeda. 

"Dek, kakak masuk ya?" 

Persamaannya, dia tidak pernah menunggu persetujuan dari Si pemilik kamar apakah dia diijinkan masuk atau tidak. Diputarnya kenop pintu itu, lalu mendorongnya pelan, menimbulkan derikan yang tidak memekakkan telinga. 

Saat baru saja menginjakkan kakinya ke dalam kamar Sang adik, Jaehyun sempat mengerutkan keningnya sedikit dengan sangat samar saat melihat adik perempuannya itu menangis sembari memainkan ponsel. Tangannya yang memegang benda elektronik itu bahkan gemetar, seiring dengan ekspresi khawatir dan ketakutan dan luar biasa yang dapat Jaehyun tangkap. 

[✔] 3. WITH J : after he left meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang