"Aku akan tetap bersamamu dalam kesederhanaan cinta ini."
–Jung Jeha
warning : 21+
Happy Reading
Hanya dalam semalam, Jung Jeha menjadi orang gila yang menangis selama beberapa jam semenjak dia melarikan Jeno dengan taksi ke rumah sakit. Betapa dia sangat ketakutan ketika membayangkan apakah pria itu akan bisa selamat nantinya. Tubuhnya gemetar hebat, bahkan saat bicara dengan dokter, dia beberapa kali tak fokus. Rasanya tubuhnya bisa pingsan kapan saja.
Jeno kehilangan banyak darah, dokter mengatakan laki-laki itu menyayat pergelangan tangannya terlalu dalam dan karena berendam dalam air hangat, pendarahannya terjadi semakin cepat.
Jeha hanya tak bisa berpikir jernih, dia langsung memberikan darahnya untuk didonorkan pada Jeno, meskipun Si Dokter sempat ragu karena harus ada izin tertulis dari Keluarga Jung, Jeha terus saja memaksa dengan deraian air matanya yang kemudian membuat Dokter itu tak tega.
Lee Jeno kritis.
Hasil final yang Jeha dengar setelah dia mendonorkan darahnya. Sekarang gadis itu sedang duduk di samping bangsal, menggenggam tangan Jeno sambil menangis tanpa suara. Sesekali dia akan mengelus surai pirang pria itu, menggumamkan banyak kata-kata rancu yang sedikit tak jelas.
Entah, sepertinya gadis itu baru akan berhenti menangis setelah stok air matanya habis. Tangannya yang menggenggam tangan Jeno bahkan tak mau berhenti gemetar, entah efek pasca mendonorkan darah atau karena ketakutannya.
Wajah Jeno pucat pasi, dia benar-benar tak bisa membayangkan bagaimana jika dirinya terlambat membawa pria itu ke rumah sakit. Begitu kata dokter tadi.
"Kenapa kamu ngelakuin ini..." rintihnya pilu, mendaratkan dahinya di satu sisi legan Jeno.
Gadis itu ingat, dia sangat ingat betul bahwa Jeno adalah orang yang selalu ada untuknya ketika dia mencoba untuk bunuh diri. Lee Jeno adalah orang pertama yang akan datang padanya, dan mengatakan bahwa bunuh diri bukanlah satu-satunya cara untuk menyelesaikan suatu masalah.
Tapi bahkan, Jeno sendiri pun melakukan hal itu.
"Aku minta maaf..." isaknya, mengusap jejak air mata yang membuat wajahnya kacau, "ini salah aku..."
Meski kepalanya sudah terasa begitu pening dan berputar, gadis itu masih tak mau berhenti menangis. Banyak sekali hal yang dia sesali, banyak sekali hal yang membuatnya menyalahkan diri sendiri.
Mendadak Jeha merasa, keputusasaan Jeno berpindah padanya.
Sepertinya dia hanya membawa malapetaka pada pria ini.
Tok tok.
Begitu mendengar suara ketukan yang pelan dari arah pintu, Jeha mengangkat kepala. Dia menarik napas panjang guna menghentikan isakannya begitu pintu ruang ICU terbuka, dan mengusap jejak air matanya dengan asal.
Meski begitu, dia tetap tak dapat menyembunyikan wajah menangisnya. Kedua matanya membengkak dan memerah.
Yang pertama kali masuk adalah Yeeun, lalu disusul Mark di belakangnya. Dia memang menghubungi teman-temannya itu sesaat setelah mendonorkan darah, dan syukurlah mereka adalah teman-teman yang baik. Yeeun dan juga Mark benar-benar datang meski malam sudah selarut ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 3. WITH J : after he left me
Fanfiction❝Maafkan aku, bahkan hingga kau menutup mata, aku tak pernah bisa membahagiakanmu❞ ㅡLee Jeno ©tx421cph 200227 #1 in tragedy