42 : sakit

1.6K 260 21
                                    

"Aku janji bakal pulang cepet," ucap Mingi, lalu mengecup keningku.

Aku memukul pelan bahu Mingi. Bisa-bisanya ia melakukan hal yang tidak-tidak, padahal aku sedang memasangkan dasi untuknya. Uhm, Mingi yang memintaku untuk memasangkan dasinya.

"Kerja aja yang bener, lagian kapan pun itu aku selalu di rumah," balasku, "James berangkat bareng kamu, kan?"

Mingi mengangguk, "Tolong jaga diri baik-baik, cuma ada Yeowon di rumah."

Aku memutar bola mataku, "Dan setiap hari kamu bilang hal yang sama. Kamu gak bosen gitu setiap hari, setiap pagi, selalu ngomong hal yang sama?"

"Enggak lah, kenapa bosen," ucap Mingi. Ia mencubit pipiku dan memainkannya, "Berisik itu tandanya sayang."

"Udah ah kerja sana, kerja!"

Aku meraih jas hitam Mingi dan menyampirkannya pada lenganku. Aku mendorong tubuh Mingi keluar kamar. Di luar, kami berpapasan dengan James.

"Hai James!" sapaku.

Aku suka sekali melihat James memakai seragam sekolah yang rapi seperti ini. Laki-laki itu berjalan menghampiriku dengan riang. Ia tersenyum lebar, senyuman yang sebelumnya sudah lama sekali semenjak terakhir kali aku melihat James tersenyum selebar itu.

"Kakak!" seru James.

"Wow, semangat banget mau sekolah," ucapku sambil mengacak-acak rambut James.

Mingi menatap kami dan meraih jas hitamnya dari lenganku. Ia lantas memasangkan jasnya pada bahu James.

"Sekolah yang bener ya, biar bisa kerja pake jas," ucap Mingi.

"Pasti!" balas James.

"Udah, nanti jasnya Mingi kusut," aku mengambil kembali jas Mingi dari bahu James dan memaksa pria itu memakai jasnya, "Sana kalian berangkat, nanti telat."

"Ayay, Nona Song," ucap James.

"James!"

Aku mengangkat tangaku seolah-olah akan memukul laki-laki itu, tetapi James terlebih dahulu berlari menuruni tangga. Mingi terkekeh melihat kami. Ia mendekat padaku dan berbisik, "Aku udah cocok jadi kakaknya James, kan?"

Aku menatap Mingi dan mengerutkan dahiku, "Semua orang bisa jadi kakaknya James kok."

"Tapi cuma aku yang bisa punya kakaknya James," balas Mingi.

"Punya punya, emang aku barang?" protesku, "Ayo turun, kasian kak Jinsung nungguin kelamaan."

Kami kembali berjalan menuruni tangga. Selama itu, Mingi tidak pernah melepas tangannya dari genggamanku.

Di beranda rumah, sudah ada kak Yeowon dan kak Jinsung yang berdiri berdampingan, serta mobil mereka dengan James yang sudah terlebih dahulu ada di dalam. Mingi melepas tangannya dan berdiri menghadapku, tangan kanannya ia sampirkan pada bahuku.

"Jaga diri kamu," ucap Mingi.

"Iya," balasku.

"Yeowon, selalu jaga Hera, jangan sampai dia kenapa-kenapa," ucap Mingi pada kak Yeowon.

"Siap, tuan," balas kak Yeowon.

Mingi tersenyum pada kami dan berbalik, masuk ke dalam mobilnya diikuti kak Jinsung yang masuk ke kursi pengemudi. Mingi duduk bersebelahan dengan James di kursi belakang. Mereka bahkan sempat berbincang sedikit ketika Mingi baru saja masuk ke dalam mobil.

Perlahan, mobil mereka mulai melaju meninggalkan halaman rumah. Hingga setelah mobil berbelok keluar, aku dan kak Yeowon berbalik, kembali masuk ke rumah.

Rewrite The Stars ➖Mingi ATEEZ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang