Chapter 15 ; Pulang

200 23 4
                                    

Dalam hidup, akan ada masa nya meninggalkan dan di tinggalkan. Termasuk dengan hati, akan ada saat nya jatuh dan akan ada saat nya di perjuangkan.

Kaki jenjang itu turun dari kereta besi tanpa kuda dengan warna merah mendominasi dengan putih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kaki jenjang itu turun dari kereta besi tanpa kuda dengan warna merah mendominasi dengan putih. Di punggungnya tas ransel dengan warna hijau army masih melekat di punggung nya. Kini tangan nya beralih menutup pintu kereta besi itu.

Bibir nya tersenyum manis ke arah Yunseong.

"Makasih ya, Cong."

Pemuda dengan surai hitam dan bibir pink itu mengangguk pelan, lalu tersenyum manis.

"Gue yang seharus nya makasih sama lo, makasih udah mau nemenin gue ya,"

Ara mengangguk. "Kapan-kapan gue yang ajak lo jalan,"

"Di tunggu, ibu megara." Goda Yunseong

"Apasih Cong, sana pulang hush!" Usir Ara

Yunseong tertawa, tawa nya memang menular. Tangan nya kini membentuk heart sign ke arah Ara. Gadis itu mengernyitkan alis nya bingung, masih sempat tertawa karena melihat tingkah Yunseong.

"Lo ngapain?"

"Kasih setengah hati gue ke lo,"

Ara tau Yunseong memang sering bercanda, bahkan selama di villa pemuda itu sangat sering meng gombali nya dengan gombalan yang menurut Ara sudah terlalu sering ia dengar. Jujur, memang saat bersmaa Yunseong Ara dapat melupakan masalah nya dan merasa bahagia.

Namun, saat bersama Yunseong memang tak dapat seterbuka saat bersama dengan Yohan. Wajar jika Ara merasakan hal itu, karena ia jauh lebih mengenal Yohan di bandingkan dengan Yunseong.

"Udah sana pergi! Nanti, nenek lo marah berabe,"

Yunseong mengangguk. "Iya ini pulang princess bawel!" Goda nya

Yunseong melambaikan tangan nya ke arah Ara, yang gadis itu balas dengan lambaian tangan juga bibir nya juga ikutan tersenyum bersamaan dengan itu mobil Yunseong melaju melewati nya.

Rafa dan Vino sudah berdiri di depan pintu rumah berkacak pinggang siap meng introgasi kakak nya.

"Kakak Ala pacalan ya?" Tanya Vino

"Ehh, siapa yang ngajarin gitu Vino?"

"Abang Yohan, yan ngajalin Vino,"

"Enak ya habis pacaran," suara bass milik seseorang yang sangat ia kenal kembali memasuki indra pendengaran nya.

Wajah Ara yang awal nya nampak sumringah kini berubah menjadu datar tanpa ekspresi dan tak berminat.

"Masalah? Ga kan," jawab Ara dingin lalu mendorong tubuh Yohan dan masuk begitu saja.

Berlari ke arah kamar nya, menutup pintu kamar itu dengan kuat tepat beberapa centi di hadapan wajah Yohan sebelum akhirnya pemuda itu membalikan badan dan memilih menyerah.

"Lagi berantem, bang?" Tanya Rafa

Pemuda itu mengangguk. "Gue tau bang, kak Ara itu ga mungkin ngambek karna masalah sepele, kalau dia udah marah berarti lo emang ngeselin,"

"Lo masih kecil Rafa, mana paham yang ginian," Yohan tersenyum remeh menatap ke arah Rafa.

"Badan boleh kecil bang, tapi sekali gue senyum cewek pada jatuh cinta ga nyalahin emang mantan gue ada 12 sekarang," bangga Rafa lalu menyungingkan senyum nya ke arah Yohan

Mulut Yohan menganga tak percaya, bahkan Yohan yang mantan nya hanya 5 saja sudah cukup pusing, sedangkan Rafa? 12, yang benar saja.

"Gue saranin, jangan lama lama bang berantem nya ga baik, kalau udah lebih dari 3 hari itu terhitung dosa tau," ujar Rafa.

Gadis dengan surai coklat itu hanya memejamkan mata nya, lalu menatap ke arah langit langit kamar yang di penuhi dengan bintang-bintang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis dengan surai coklat itu hanya memejamkan mata nya, lalu menatap ke arah langit langit kamar yang di penuhi dengan bintang-bintang. Pikiran nya kembali saat berada di Villa mengingat setiap perkataan yang Yunseong katakan.

"Gue bahkan berfikir untuk ga menikah, karna orang tua gue yang selalu berantem,"

Ara tak pernah berfikir bahwa menjadi anak tunggal tak semenyenangkan itu, seperti Yunseong contoh nya. Pemuda yang tak mampu melakukan apa-apa ketika orang tua nya bertengkar lalu bercerai di hadapan nya.

"Nyokap gue itu direktur di salah satu perusahaan swasta, sedangkan bokap gue itu dokter, pekerjaan mereka selalu ngebuat gue merasa kesepian, sampai pada akhirnya nyokap ketahuan selingkuh sama anak buah nya dan pergi ninggalin gue dalam keadaan lagi ngandung anak dia sama selingkuhan nya," senyuman meremeh kan itu kembali di sungging kan.

Ara, baru tahu bahwa Yunseong adalah salah satu manusia paling rapuh yang ia temui. Benda pipih berwarna hitam itu kembali menyala menandakan masuk nya sebuah pesan entah dari mana.

Yunseong :
Rabu nanti mau gue jemput?

Ara tak pernah tahu entah dari mana senyum dan rona merah muda itu datang, tapi jujur Ara benar benar tak dapat mengungkapkan perasaan nya.

Tapi, kembali pikiran nya melayang ke arah tetangga yang tepat berhadapan dengan nya. Kamar lantai atas memang sengaja mereka pilih agar dapat menikmati waktu bersama di malam hari.

"Gue ga tahu masalah bagaimana perasaan lo ke gue, atau gimana besar nya cinta lo ke gebetan, dan semacam nya."

"Yang gue tahu, kalau gue suka sama lo Han, dan gue gamau ngerusak persahabatan kita gitu aja karna cinta."

Iya, Ara sadar bahwa ia mencintai Yohan. Telat? Memang! Ara terlalu lambat dalam menyadari perasaan nya dengan Yohan, berakhir dengan mereka yang sama sama mengalami rasa sakit hati terdalam.

Antara laki-laki dan perempuan memang tak ada kata persahabatan, dan mereka berdua berhasil terjebak dengan keadaan yang rumit.

Friendzone, siapa yang mau terjebak lagi?

Hay guys! Gimana part kali ini? Awww akhirnya setelah beberapa part ga nongol akhirnya Yohan menampakan diri ke permukaan ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hay guys! Gimana part kali ini? Awww akhirnya setelah beberapa part ga nongol akhirnya Yohan menampakan diri ke permukaan ya.

Jangan lupa vote dan coment nya, see you on next chapter👋

Friendzone Area! - Kim YohanWhere stories live. Discover now