Chapter 24 ; Masih berlanjut?

97 8 2
                                    

Jika di bilang aku lelah? Memang benar lelah, tapi aku sadar jika mencintaimu saja aku lelah apalagi saat aku melepasmu nanti.

Jika di bilang aku lelah? Memang benar lelah, tapi aku sadar jika mencintaimu saja aku lelah apalagi saat aku melepasmu nanti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua yang awal nya nampak rumit kini sudah kian membaik, kian normal dan kembali seperti biasanya. Ara sudah meng ikhlaskan kepergian Yunseong, dan memaafkan segala kesalahan nya. Lalu bagaimana dengan Yohan? Pemuda itu semakin hari semakin menbuat Ara naik pitam saja.

"YOHAN IH! BELAJAR MAKANYA BEGO KAN?!" Pekik Ara saat mendapati Yohan kembali mencontek jawaban nya saat pelajaran terakhir tadi.

Pemuda yang di teriaki hanya nyengir dengan tampang tanpa dosa nya.

"Pelit amat sih Ra, mau emang kuburan nya sempit?"

"Gamau lah!"

"Makanya jangan pelit!"

Ara memutar bola matanya malas, Yohan tetaplah Yohan pemuda pemalas yang tak mau berusaha. Lagi-lagi Ara menghela nafas nya tak terasa mereka kini duduk di bangku terakhir masa sekolah.

Semuanya berlalu begitu cepat bagi Ara, terlalu lambat untuk Yohan yang masih terbelenggu dengan perasaan nya untuk Ara. Gadis itu juga rutin mengunjungi makam Yunseong, walaupun ia harus berdoa menurut agama nya dan menatap nisan Yunseong yang berbentuk salib.

Ya, Yunseong berbeda dengan Ara. Bahkan mereka berdua kadang rutin setiap minggu mendatangi makam Yunseong, terkadang gadis itu dan Yohan bertemu dengan orang tua Yunseong di area pemakaman.

"Han, lo udah tobat jadi playboy belum sih?"

Yohan menggeleng. "Gue masih muda Ra, jadi masa muda harus di nikmatin dulu."

"Ya tapi ga harus pacaran sama Melody juga kan?"

Yohan tertawa. "Lo inget ga kata Ditto? Kalau sahabat juga ga harus suka pacar sahabat nya juga kan?"

"Ya tapi kan si Melody orang nya gitu, lo mau di tuduh ngehamilin dia terus dia minta di nikahin sama lo?!"

"Ga semua orang gitu Ra,"

"Tapi dia bisa aja gitu Han!"

Mendengarkan pekik an Ara Yohan tiba tiba tersenyum menggoda nya. Pemuda itu menusuk nusuk pipi Ara dengan jari telunjuk nya, membuat Ara yang diam kini menatap nya aneh.

"Apasih, Han gaje tau ga?"

"Lo ga suka sama gue kan Ra?" Goda Yohan

"Gue? Suka sama lo?!"

Yohan mengangguk.

"Najis! Kayak ga ada cowok lain aja sampe harus suka sama sahabat sendiri!"

"Ya siapa tau kan," goda Yohan

Pemuda itu menarik tangan Ara menuju ke arah parkiran kuda besi nya. Kuda besi Yohan bukanlah ninja atau motor besar yang bisa membawa gadis berjalan dengan sombong. Kuda besi Yohan hanyalah motor beat berwarna merah, yang kaca spion nya bahkan sering gerak gerak sendiri.

"Mau mampir ke tempat Yunseong dulu ga?" Tawar Yohan

Ara menggeleng. "Masa mau ketemu temen baik, kita jelek sama bau azab gini Han."

"Ya siapa tau kan lo kangen sama dia jadi pengen ketemu nya sekarang." Ujar Yohan lalu memasangkan helm dengan warna hitam itu di kepala nya

"Mon maap saya masih waras masih punya otak yaa."

Ara menaiki kuda besi milik Yohan lalu memegang pundak nya. Detik kemudian Yohan mulai menjalankan kuda besi nya menyusuri kota Bandung yang lumayan ramai dengan lalu lalang orang orang.

Semilir angin di campur polusi menerpa wajah Ara, tenang rasanya melihat kota Bandung tak macet lagi seperti biasanya. Mata Ara terhenti pada salah satu pejalan kaki di pinggir jalan.

Mirip Ucong. Batin nya.

Sejahat apa pun Yunseong pada nya Yunseong tetaplah salah satu dari banyak nya orang yang membuat kenangan bahagia bersama nya. Walaupun semua itu dalam hal taruhan, tapi Ara tetap merasakan setiap hal yang di lakukan Yunseong adalah sebuah ketulusan.

Yohan melirik Ara dari kaca spion, lalu tanpa sadar menarik tangan Ara ke arah pinggang nya agar gadis itu memeluk pinggang nya seperti Ara memegang kuat pundak nya.

Ara menoleh ke arah Yohan. "Kok tangan gue di taruh disini Han?!"

"Biar kalau jatuh, kita jatuh nya berdua ga sendirian."

"Emang kenapa kalau jatuh nya sendirian? Kan cuma jatuh doang alay banget lo." Cibir Ara

"Bukan Alay, cuma mau ngasih tahu jatuh sendirian apalagi tanpa harapan itu bener bener ga enak Ra."

"Yhaaa! Ambyar lu!"

"Ra, kalau gue bilang sama lo gue sama Melody itu ga ada hubungan apa apa, kira kira lo percaya ga?"

Ara menggeleng kuat, sekuat pelukan nya pada pinggang Yohan.

"Ga percaya!"

"Kenapa?"

"Karena kalau selama ini lo cuma bohongin gue, gue beneran bakal musuhin lo seumur hidup!"

"Tapi kalau ternyata seumur hidup lo di habisini sama gue lo bisa apa Ra?"

Hay guyseu! Oke tinggal 1 part lagi ya untuk melihat ke UwU an Yohan dan Ara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hay guyseu! Oke tinggal 1 part lagi ya untuk melihat ke UwU an Yohan dan Ara. Eh aku lagi bingung nih, menurut kalian enakan buat work baru atau season dua arau enaknya di lanjutin aja disini ya?

Soalnya aku bingung dari semalem, mau buatin Friendzone Area! Itu sequel atau engga tapi kalau lanjut season dua kemmungkinan ada perubahan judul guys.

Menurut kalian gimana? Komen ya!

Friendzone Area! - Kim YohanWhere stories live. Discover now