Mozaik 05 : Reality

78 24 89
                                    

Reality (Kenyataan)
04/10/2019, 09:15
By : Recil Mozas

Gravity, urin maeil bichna, nal gyesok danggyeojwo
Gravity nan gyesok neoreul hyanghaeseo

Gravitasi, kita bersinar setiap hari, kau terus menerus menarikku
Gravitasi, aku terus tertuju ke arahmu

[UP10TION - Your Gravity]

Ditemani nuansa klasik yang disuguhkan kafe tersebut dan susunan rak berisi berbagai macam barang kuno nan elegan, Jinhyuk dan Geumran duduk berhadapan di dekat jendela bundar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ditemani nuansa klasik yang disuguhkan kafe tersebut dan susunan rak berisi berbagai macam barang kuno nan elegan, Jinhyuk dan Geumran duduk berhadapan di dekat jendela bundar. Di hadapan mereka, ada dua cangkir berisi kopi dengan asap yang masih mengepul.

Petang telah berlalu beberapa menit lalu tergantikan dengan suasana malam yang cukup dingin, sedingin ekspresi Jinhyuk saat ini.

"Aku mendengarnya. Kau membunuh ibuku?"

"Jinhyuk-ah, kau jahat sekali menuduh bibi. Kami berdua saudara dan begitu akrab, mungkin kau salah dengar mengenai kecelakaan itu." Nadanya hanya sebuah alasan, perempuan ini bukan lagi bibinya yang ramah.

"Aku tidak bilang jika yang ku dengar adalah kecelakaan yang menimpa ibuku." Meskipun ia masih merasa pening, baginya mendengar penjelasan langsung dari Geumran adalah hal penting.

"Sepertinya membiarkan kau tinggal sendiri adalah hal buruk, aku akan menyuruh Seungwoo untuk tinggal bersamamu."

"Katakan saja, lagipula aku tak punya tenaga untuk mencekikmu disini."

Mereka saling bersitatap, Geumran merasa muak, akhirnya ia merubah ekspresi menjadi sebal dan tak tahan. "Kau sangat menyulitkan, memangnya ada bukti jika aku yang membunuhnya?"

Ini lebih baik bagi Jinhyuk, melihat sifat asli Geumran. Ia sudah terbiasa dan tak boleh terkejut, harus bisa menyembunyikan rasa kecewa juga kemarahan. Lagipula manusia memang lah makhluk yang jahat, seperti pula dirinya.

"Ibuku selalu memperlakukanmu dengan baik, menjagamu agar tidak tersinggung dan menyayangimu." Setiap kata penuh penekanan, seakan-akan emosi tersebut ia telan dalam-dalam.

"Ia hanya naif, memperlakukanku dengan baik sampai harga diriku terinjak-injak, dengan menjagaku dia membuatku tersinggung setiap saat! Dan sayang, dia dengan prinsipnya, dengan kenaifannya itu hanya tampak seperti orang bodoh!"

"Tidakkah kau sudah berlebihan!" seru Jinhyuk. Beberapa pasang mata menoleh pada mereka merasa terganggu. Bahkan salah satu pegawai sudah siaga jikalau Jinhyuk membuat ulah.

"Jinhyuk-ah, pelankan suaramu banyak orang disini." Tegur Geumran bermanis-manis, tersenyum kecil mencibir. "Karena kau sudah tahu aku tak perlu bersandiwara lagi, aku terlalu malas merawatmu. Dan bukankah kau sudah puas tinggal dengan mereka, menikmati kekayaan orangtuamu yang malang." Lanjutnya iba, mengingatkan Jinhyuk akan posisinya yang diselamatkan dari kemiskinan.

Gravity & Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang