Part 39| In The Seclusion= Dipingit 2

825 40 0
                                    

⏳⌛⏳⌛⏳⌛

Teman- temannya udah pada pulang semua dan disinilah Jason berada. Dikamar yang dingin mana sendirian lagi. Ah! Masih 2 hari lagi dia harus menjalani semua ini. Sebenarnya ini nggak masuk diakal Jason, tapi demi mama dan papanya dia rela melakukannya. Seperti orang yang baru pertama kali menikah, Jason merasa semakin dekat hari pernikahannya kok rasanya semakin deg- degan. Padahal Jason sudah pernah menikah. Tapi kali ini rasanya sangat berbeda. Kalau pernikahannya dulu dengan Olin, keinginannya agar hari itu nggak pernah terjadi dalam hidupnya. Maklum saja itu karena awalnya Jason nggak mencintai Olin. Tapi karena nggak mau melihat papa dan mamanya sedih makanya Jason menerima pernikahan yang dijodohkan itu. Tapi perlahan seiring dengan berjalannya sang waktu Jason akhirnya mau belajar untuk mencintai Olin. Dan ketika dia tengah belajar untuk mencintai Olin ternyata Tuhan sudah memanggilnya lebih dulu. Yang membuat Jason susah move on selama ini adalah perasaan bersalah karena belum bisa mencintai isterinya itu dengan sepenuh hatinya sampai ajal menjemputnya dan rasa bersalah karena Jason merasa kalau Olin meninggal disebabkan oleh dirinya apalagi saat itu Olin sedang mengandung anaknya. Coba kalau Jason nggak menyuruh supir mengantar isterinya ke kafe untuk merayakan wedding aniversary mereka yang pertama saat itu, mungkin Olin masih ada begitu juga bayi mereka. Tapi begitulah suratan yang digariskan Tuhan kepadanya dan Jason sudah ikhlas menerimanya. Sebelum masuk masa pingitan, Jason sudah berjiarah ke makam Olin sebagai tanda bahwa sampai kapanpun Olin memiliki tempat tersendiri dihati Jason.

Pernikahannya saat ini tentu sangat berbeda karena kali ini Jason sudah jatuh cinta pada Karen. Bahkan kalau boleh jujur cinta Jason pada Karen sangat dalam. Baru kali ini Jason merasakan jatuh cinta sampai seperti ini. Banyak kejadian yang sudah dilewatinya bersama Karen dan itu membuat Jason menyadari kalau dirinya sangat mencintai dan sangat takut kehilangan Karen. Kalau mau jujur sih sebenarnya ketika pertemuannya yang pertama Jason sudah merasa tertarik kepada Karen. Tapi waktu itu dia harus jaga image didepan para sahabatnya dan emang sudah jodoh kayaknya ya, setelah pertemuan di pesta pernikahan Evan dan Cecil mereka sering bertemu secara kebetulan. Jason tersenyum sendiri mengingat kalau sebentar lagi Karen akan menjadi miliknya seutuhnya.
" berasa kayak anak muda lagi nih!" gumamnya sambil senyum- senyum nggak jelas. " Ya Tuhan, semoga semuanya berjalan dengan lancar. Jauhkan segala hambatan dan halangan dalam bentuk apapun pada acara pernikahanku dan Karen nanti. Terimakasih Tuhan. Amin!" Jason menadahkan tangannya dan berdoa buat kelancaran acara pernikahannya. Hari sudah larut malam saat ini dan Jason memutuskan untuk beristirahat agar besok lebih fresh. Besok sore mereka sekeluarga akan berangkat ke Bandung dan pastinya Jason harus mulai tidur sekarang karena jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Dia mulai membaringkan tubuhnya dan masuk ke alam mimpi.

*****

Hari sudah berganti. Matahari mulai mengintip dibalik celah- celah bukit. Udara pagi ini terasa sangat dingin. Mungkin itu disebabkan karena hujan sedang turun diluar sana. Suara binatang malam berganti menjadi suara kicauan burung pipit yang hinggap diatas pohon yang ada didepan kamar Karen. Karen melihat jam dinding yang ada dikamarnya. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Karen segera bangkit dari pembaringannya dan merapikan tempat tidurnya. Dibukanya tirai kamarnya lebar- lebar membebaskan udara luar yang sejuk. Harum tanah basah menyerbu masuk lewat jendela kamarnya, Karen menghirup udara segar itu dalam- dalam. Memenuhi rongga paru- parunya dengan udara yang segar. Kemudian dihembuskannya nafasnya dari mulut sampai dadanya terasa kosong dan dihirupnya kembali udara pagi yang segar dalam- dalam sampai paru- parunya terasa penuh. Semua dilakukannya secara bergantian sampai beberapa menit. Karen merasa tubuh dan otaknya jauh lebih segar sekarang. Lalu Karen melakukan gerakan- gerakan ringan untuk mempertahankan kebugaran tubuhnya. Setelah pemanasan beberapa menit dan keringat mulai keluar dari pori-pori kulitnya Karen mengakhiri aktivitasnya. Dia segera berjalan turun menuju ke dapur untuk mengambil air minum. Setelah minum segelas air putih hangat, Karenpun kembali ke kamarnya. Habis belum ada siapa- siapa disini selain si mbok yang sedang menyiapkan hidangan untuk sarapan pagi. Mau bangunin si Cecil masih kepagian. Soalnya tuh anak kebiasaannya kalau bangun itu jam 6 atau jam 7. Dari pada nggak jelas akhirnya Karen kembali ke kamarnya. Karen mengambil handuknya dan mulai melakukan rutinitas paginya yaitu mandi air hangat. Tak sampai 15 menit Karen sudah selesai mandi. Karen mengenakan pakaian rumahnya seperti biasa celana 3/4 ditambah kaos berlengan panjang. Setelah merapihkan rambutnya dan berdandan ala rumahan, Karen berjalan menuju ke kamar sebelah untuk membangunkan sahabatnya. Diketuknya pintu kamar tamu tempat Cecil tidur tapi tak terdengar suara apapun. Karen memutar handle pintu dan membuka pintu kamar. Sekarang Karen sudah masuk dan berjalan kearah kasur dimana diatasnya berbaring Cecil sahabatnya. Ternyata sahabatnya itu masih terbaring dibalik selimut tebalnya. Mulutnya sedikit terbuka. Wah bisa bahaya nih kalau ntar dibantal yang dipakai Cecil tercetak gambar pulau- pulau yang tak beraturan. Entah dari mana munculnya keinginan untuk mengerjai sahabatnya ini Karenpun tak tahu. Mungkin lagi pengen aja kali ya. Dengan semangat Karen mengkelitiki telinga Cecil dengan menggunakan ujung rambut Cecil yang panjang. Langsung aja Cevil menggeliat kegelian dan akhirnya terbangun juga.
" bangun pemalas!"
" ah, elo mengganggu kesenangan gue aja sih. Gue kan masih ngantuk" ujar Cecil dengan suara yang serak khas orang baru bangun tidur.
" udah waktunya sarapan pagi ini. Ayo bangun!" Karen kembali mengkelitiki telinga Cecil yang memang menjadi area sensitifnya. Karena nggak tahan dikelitiki terus, akhirnya Cecil bangun juga.
" emang sekarang udah jam berapa sih?" tanya Cecil.
" ini udah jam 7 Cil, ayo bangun!" Cecil bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju ke kamar mandi. Karen masih berada di kamar sambil menantikan sahabat itu untuk sarapan pagi bersama keluarga. Hari ini adalah H-1 menjelang pernikahan Karen dan Jason jadi sudah banyak keluarga Karen yang berdatangan tetutama yang dari luar kota. Untung aja rumah nenek Karen ini memang lumayan luas. Kamar tidurnya saja ada 6 kamar utama dan kamar tamu sedangkan kamar untuk pembantu ada 2 kamar sehingga rumah ini masih cukup untuk menampung semua keluarga yang datang. Setelah Cecil selesai mandi, merekapun segera menuju keruang makan. Ternyata disana sudah banyak orang yang menanti mereka untuk sarapan pagi bersama. Cecil dan Karen duduk dikursi kosong dan setelah membaca doa makan merekapun makan bersama.

Untouched Heart (Complete)Where stories live. Discover now