5. Bulan Yang Mati

3.8K 537 94
                                    

"Ini aku, Danna-sama..."

Perlahan Michikatsu yang membelakanginya pun berdiri, lalu berbalik menghadap sosok perempuan dengan segala aura aneh yang menyelubunginya.

Menjijikan, karena aku mengenali aura itu, Michikatsu menatap dalam-dalam netra (e/c) yang seolah bersinar. "Kenapa kau kembali?" suara pria itu terdengar lebih dingin dari sebelumnya.

(Nama) terkekeh kecil, ia menutupi mulut dengan tangannya agar terlihat anggun. "Anda selalu dingin jika dihadapan saya, Danna-sama, tapi itulah yang membuat anda memiliki perbedaan dengan Yorichi-niisama."

Michikatsu memang terlihat tenang, tapi ia tidak menyangkal amarah yang menggelegak saat suara lembut milik perempuan di depannya menyebut nama 'terlarang' itu.

(Nama) kembali tersenyum. Ia mengangkat katana nichirin berwarna putih sebagai gambaran pernapasannnya, lalu mengusap bilah pedang itu dengan lembut. "Saya berterimakasih kepada anda karena dengan 'sentuhan itu' kini saya bisa mengambil alih tubuh gadis ini. (Nama) adalah gadis yang kuat dan baik, itulah alasanku memilihnya."

Bukannya menjawab, Michikatsu malah mengeluarkan pedangnya. "Aku tidak mau tahu apa yang membuatmu kembali ke dunia ini, tapi jika itu kebenarannya maka kau harus kembali ke asalmu."

(Nama) terdiam. Kedua matanya menatap sendu sosok suami iblisnya di masa lalu. "Saya melakukan sejauh ini benar-benar hanya untuk bertemu dengan anda, Danna-sama."

Perempuan itu menunduk dengan airmata menghiasi dua permata (e/c)nya. "Setidaknya ucapkan 'selamat datang' atau 'lama tak bertemu'.... Saya hanya ingin mendengarnya dari anda."

Michikatsu tertegun. Ia menyadari tatapan penuh harap dari sosok wanita yang 'dirasuki' istrinya itu. "Kau tak pernah membalasku dulu, lalu untuk apa kau mengharapkannya?"

(Nama) menangis, tapi ia tetap tersenyum kecut. "Anda tidak pernah datang ke kediaman saya, bagaimana anda bisa mengatakan hal yang anda tidak ketahui dengan pasti?" ucapnya seolah menyindir.

"Jadi, kau mengatakan kalau aku salah?"

Perempuan berambut (h/c) itu menggeleng. "Bukan hanya anda yang salah, tapi juga saya."

Keheningan menyelimuti keduanya yang sudah memegang pedang masing-masing. "Apa tujuanmu kembali?"

(Nama) menatap mata suaminya. "Untuk menemani anda, Danna-sama. Ketika anda menjadi iblis, maka anda akan hidup lama. Maka dari itu saya berdo'a agar saya dapat menemani anda selamanya." gadis itu mulai melangkah maju. "Tapi, saya tidak mau menjadi iblis, saya juga tidak mau anda kesepian. Lalu saya harus bagaimana?"

Jarak keduanya kini tinggal 10 meter, (Nama) dapat melihat lebih jelas ketimbang sebelumnya. "Saya bertanya-tanya bagaimana caranya, lalu suatu hari, setelah (Nama) memutuskan untuk menutup matanya dan membuat saya tidak bisa melihat, saya menemukan sebuah ide." (Nama) memasang kuda-kudanya. Terpaan angun dingin menambah suasana tegang serta lembut di antara keduanya. "Saya akan mengakhiri rasa kesepian anda, setelah itu saya menyusul. Bukankah itu indah?"

Michikatsu saat ini tidak hanya melihat kelembutan dan perhatian istrinya, tapi juga sebuah keinginan besar yang perempuan itu tanggung selama ratusan tahun lamanya. Demi membunuhnya.

"Kau gila."

"Saya juga sangat mencintai Danna-sama."

Kalimat itu seolah meremat jantung Michikatsu. Kalimat yang dulu selalu ia harapkan keluar dari mulut perempuan itu untuknya, tapi tak pernah terwujud.

"Kau menyukai Yorichi."

Sebuah pernyataan yang membuat (Nama) terkekeh kecil. "Benar. Saya juga menyukainya."

𝘽𝙄𝙏𝙏𝙀𝙍 𝙎𝙒𝙀𝙀𝙏 [Tsugikuni Michikatsu] -𝙴𝙽𝙳-Where stories live. Discover now