63. Permintaan Maaf Ririn (revisi)

54.2K 3.4K 98
                                    

Double update !!



Di dalam mobil Aurel mendiamkan Adrian, sementara Adrian tak tau harus memulai dari mana. Ini semua salahnya karena tidak bisa membantah ucapan Tasya yang menurutnya keterlaluan.

Adrian mengalah karena Tasya baru saja sadar dan tidak mau kondisinya terganggu jika dia bersikeras menolak. Tapi Adrian menegaskan jika Tasya keterlaluan.

"Maaf," ucap Adrian lalu fokus menyetir.

"Maaf untuk apa?" Tanya Aurel tanpa menoleh ke Adrian.

"Ucapan Tasya yang nyuruh kamu jauhin aku."

"Oh, kamu gak perlu minta maaf karena kamu gak salah, aku gak beneran mau jauhin kamu kok, tapi aku berusaha ngerti kalau misal dia butuh kamu aku gak apa-apa, toh kalian pasti rindu satu sama lain dan butuh meluruskan sesuatu sebelum dia koma iya kan?" Ucapan terakhir Aurel membuat Adrian mengangguk.

"Tapi kalau dia masih cinta sama kamu, aku gak bisa tinggal diam milik aku di rebut untuk kedua kalinya, asal kamu gak merasakan hal yang sama ke dia, kalau kamu mempunyai rasa yang sama maka aku sendiri yang akan mengalah dan pergi dari kehidupan kalian."

Ucapan Aurel membuat Adrian termenung, bahkan sebelum Aurel menyelesaikan ucapannya dia belum sadar jika sedari tadi mobilnya sudah berhenti di depan rumah lama Aurel.

"Kamu harus percaya sama aku, kalau aku sama Tasya gak lebih dari seorang sahabat hanya kamu yang ada di sini," Adrian membawa tangan Aurel ke dadanya.

"Aku gak perlu kata-kata, aku perlu pembuktian kamu mulai dari sekarang, aku gak tau hubungan kalian seperti apa sebenarnya sebelum aku datang di kehidupan kamu, aku gak mau munafik kalau aku merasa curiga jika kamu dulu menyukai Tasya, tapi di saat yang sama Edo juga menyukai Tasya iya kan? jadi yang aku mau hanyalah bukti Adrian," ucap Aurel tersenyum membuat Adrian masih terdiam.

"Kalau apa yang aku bilang barusan itu gak benar jangan di jadiin beban pikiran, tapi kalau benar maka aku akan melepaskan kamu," lanjutnya lagi.

Adrian menghela nafas membuat Aurel mendadak takut apa yang akan di katakan Adrian nantinya. Aurel terus saja meremas tangannya.

"Emm aku baru sadar kalau kita udah sampe, aku turun duluan yah." Aurel hendak membuka pintu sebelum Adrian menariknya kembali.

Aurel terkejut karena Adrian langsung memeluknya cukup lama lalu melepasnya lagi.

"Tatap aku," tegas Adrian membuat Aurel mau tidak mau terpaksa menatapnya.

"Apa kamu pikir selama ini yang aku lakukan palsu di mata kamu?"

"Aku gak tau, aku bukan cenayang yang bisa nebak seseorang." dengan polosnya Aurel menjawab.

"Bisa saja kamu jadiin aku pelampiasan," lanjutnya.

"Segitu banget yah pikiran kamu tentang aku?" Tanya Adrian tertawa sumbang.

Aurel menunduk menggigitt bibirnya "Aku gak tau," lirihnya.

"Aku gak pernah sekalipun jadiin kamu pelampiasan, aku gak cinta sama Tasya layaknya seorang perempuan, aku cuma anggap dia adik dan sahabat aku gak lebih dari itu," jelas Adrian.

"Kamu yakin?" Aurel kembali menatap mata Adrian.

"Kamu ragu?" Tanya Adrian balik.

Aurel benci dengan perasaan ini, disatu sisi dia memang ragu tapi di sisi lain dia mencoba untuk percaya dengan ucapan Adrian.

"Aku gak ragu tapi aku takut kamu akan berubah secara perlahan," lirih Aurel.

"I love u more baby, trust me okey? Aku hanya cinta sama kamu, kamu bisa menilai ketulusan aku di saat aku nembak kamu,"

LOVE or OSIS [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now