20. Latihan

2.9K 265 10
                                    


Setelah kejadian beberapa waktu lalu, disinilah keempatnya berada. Awalnya Ms. Ella menyuruh semua siswa berlatih di lapangan bersama, namun mereka menolak. Terlebih Kimi yang merasa bahwa tempat itu tidak aman untuk Chloe, karena keberadaan Marine.

"Sek-sek, pertama tolong jelasin dulu, deh, apa itu Lacrosse. Aku nggak mudeng, babar blas!"
Ucap Chloe yang mulai membaik sambil menselonjorkan kakinya menikmati udara di Gardens flower glow, yang pohon cherrynya mulai berbunga memberikan wangi harum menenangkan.

"Aku sebenarnya masih bingung juga, sih, biar kakak-kakak senior yang menjelaskan!" Ucap Kimi menyengir membuat Chloe mendengus.

"Kak Air, jangan makan aja, sih! Disini ada adek-adek yang jadi pertanggung jawaban kakak!" Ucap Chloe membuat Angga yang tadinya khidmat memakan makananya, menjadi tersedak.

"Eh, enak aja! Kakak kan nggak ngapa-ngapain kalian, kenapa harus tanggung jawab!"

"Yalord! Kayaknya otak kakak perlu software baru, deh! Ganti, sana!" Geram Chloe menghembuskan napas kasar.

"Ye, dikira otak kakak perangkat lunak apa? Ngawur aja, ngomongnya. Kalau kata budak jaman now, bad attitude control of tongue!"

Delikan Chloe membuat tawa renyah Kimi dan Angga membuncah, walau akhirnya gadis itu ikut tertawa. Menyenangkan sekali melihat wajah sebal gadis itu.

"Waktu adalah uang. Ibarat kata, kalian udah menghamburkan uang percuma dengan obrolan bermutu kalian." Santai, namun kata-kata tersebut cukup telak membuat tawa ketiganya bungkam.

"Iya-iya, yang mulia ice prince teragung, apalah daya kami yang hanya remahan rengginang dalam toples Enkong Ghue(n) ." Cibir Angga yang diangguki Chloe dan Kimi.

"Cih, dasar!" Gumam Zayn yang tak terdengar oleh ketiganya. Dimana ketiga orang tersebut sedang berdiskusi, Zayn masih asik berbaring di cabang pohon sambil menutupi wajahnya dengan menggunakan buku.

"Oh, jadi Lacrosse itu permainan yang memakai bola dan tongkat panjang yang berajut. Mirip kasti, tapi bedanya kalau disini itu pakai sapu terbang juga. Apalagi penggunaan kekuatan dilegalkan. Cukup sulit bagi pemula, ditambah kalian yang bahkan baru pertama kali mendengarnya. Sebenarnya, kita termasuk beruntung karena satu kelompok dengan kutu kupret itu." Ucap Angga sedikit melirik Zayn, membuat Chloe dan Kimi terkekeh geli.

"Walaupun kadang jengah juga sih, kemanapun, apapun, kapanpun, bahkan di manapun selalu sama dia terus. Tapi, ya, itu kita beruntung, sih, apalagi ketua pelaksana pertandingan ini 'kan juga Zayn." Lanjut Angga membuat Chloe melongo, sedangakan objek yang dibicarakan masih tetap acuh, menikmati posisinya saat ini. Ditambah angin semilir yang membawa harum bunga, membuat siapapun betah tinggal disana.

"Kok, kegiatan apapun selalu ada kak Zayn, sih, heran aku. Dulu penyeleksi sama kak Angga, terus Guardian of Magic Book, terus sekarang? Bukannya kelas kalian sama, kok tugas kak Zayn lebih banyak?"

"Heh, dengan kamu berkata demikian, sama halnya kamu menghina kakak!" Keluh Angga tak terima mendengar perkataan gadis itu.

"Perasaan dari tadi kak Angga sensi banget, sih?" Ungkap Kimi yang langsung diangguki Chloe.

"Dia kesal. Nilai keterampilan meramunya dapat nilai A." Jelas Zayn cepat membuat kedua gadis itu terhenyak.

"Nilai A?! Yaampun, Aku aja dapat B udah syukur, lah ini nilai A?!" Kejut Kimi excited.

"Ya gimana nggak kesal coba? Masak cuma gara-gara belum menyertakan nama aja, nilaiku dikurangin. Kayaknya Ny. Fricdaxty punya dendam sama aku deh! Dari dulu kesalahan sepele aja dibesar-besarkan. Padahalkan tempo hari Zayn juga sempat belum nyertain nama, tapi nggak ada masalah tuh!"

Academy Magic SchoolWhere stories live. Discover now